BUKU PERTAMA

3.4K 116 1
                                    

"Bunda suka menulis ya.." Melly datang menemuiku.

"Ah tidak juga, ini Cuma iseng - iseng saja."

"Melly tadi pinjam laptop Bunda, buat ngerjain beberapa proposal kantor. Karena Laptop Melly tertinggal di kantor. Pinjam Bang Dony pelit, pinjam Della Laptopnya ada di restoran. Eh lihat Laptop Bunda ada didepan TV. Melly pinjam saja, tidak sengaja Melly melihat banyak tulisan Bunda. Bagus Bunda.. kenapa tidak dicetak dan diberikan ke penerbit saja."

"Hahaha tidak perlu lah, kan ini cuma tulisan iseng saja. Gak menariklah buat dibaca."

"Bukannya Abi punya rekan penerbit, soalnya Della sering datang ke kantor penerbit memberikan banyak ulasan tentang menu baru di restoran. Lihat di meja Ummi banyak majalah kulinerkan Bunda, nah itu kerjaannya Della. Coba nanti Melly bilang sama Abi."

Aku hanya tersenyum saja tidak menanggapi, mereka para gadis meskipun umur kita tidak terlalu jauh namun ajaran Ummi dan Abinya begitu sopan kepadaku, begitu baik, dan bisa menghargai keberadaanku disini.

Padahal mereka tau, aku ibu tiri yang telah menghancurkan rumah tangga orang tuanya, namun sifat baik Umminya menurun ke mereka. Mereka tidak pernah dendam kepadaku.

Waktu semakin cepat berlalu, si kembar sudah bisa masuk sekolah PAUD karena kesibukanku yang tidak bisa terus mengajak mereka, aku sudah cukup lega.

Bersyukur akhirnya mereka memiliki akta kelahiran dan nama mereka masuk di dalam kartu keluarga.
Karena pernikahanku yang sudah tercatat di catatan sipil.

Baru sibuk ku membantu simbok dan asisten rumah tangga Zahra yang sudah menetap disini, untuk menghidangkan jamuan makan malam. Tiba - tiba telefon berdering.

"Assalamu'alaikum." Sapaku.

"Wa'alaikumsalam Bunda Liana. Benar atas nama Bunda Liana kan.?"

"Iya benar, dengan siapa ya. Ada perlu apa?"

"Oh baik Bunda, saya Bayu dari percetakan dan penerbit PT Rumah Baca. Seminggu yang lalu putri Bunda, Della mengirimkan naskah kepada saya untuk meminta tolong diterbitkan. Dengan persetujuan dari dewan direksi karena beberapa tim harus menyeleksi beberapa naskahnya, akhirnya Dewan Direksi meminta waktu Bunda besok hari Rabu, pukul 10.00 pagi bertemu di kantor PT Rumah Baca di alamat Jakarta Pusat. Untuk tempatnya bisa di sharelokasi saja ya Bunda itu langsung tepat jalannya didepan kantor kami. Untuk tanda tangan persetujuan, karena naskah bunda disetujui untuk diterbitkan. Meskipun harus ada koreksi sedikit, namun ceritanya sangat menarik. Bagaimana Bunda Liana. Bisa datang?"

Ya Allah, apalagi yang dilakukan para gadis ini. Mereka membuatku tampak beruntung, aku mencoba menahan rasa bahagiaku. Karena impianku sebenarnya ingin menjadi penulis. Namun selalu gagal setiap aku mengajukan tulisan kepada penerbit. Dan tidak pernah aku lanjutkan lagi untuk apa selalu ditolak terus.

Aku menyanggupi untuk datang ke kantor mereka, dengan persetujuan Mas Robi tentunya. Mas Robi ikut mengantarku pergi, dan ikut terjun langsung menemani Dewan Direksi yang tidak lain rekannya sendiri.

Banyak hal yang aku dapatkan selama disana, terutama mengajarkan aku tentang cara menulis yang benar, mereka meneliti setiap tulisan dan tanda baca, bahkan isi sekaligus.

Aku mendatangani sebuah perjanjian dan kontrak kerja sama. Mulai hari itu juga mereka mulai mencetak semua tulisanku, dan menerbitkannya di beberapa gerai toko buku.

Ya aku menuliskan cerita PELET yang pernah menjerumuskanku didalam lingkaran setan, yang membutakan mata batinku, dan menghancurkan rumah tangga orang lain yang begitu baik, sampai akhirnya aku menyesali segala perbuatanku dan mulai bertobat dan menjalani kehidupan yang baru.

PELETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang