CINTA DINDA

5K 112 2
                                    

Udara cerah pagi yang bersinar, segera ku menghubungi kantor ijin tidak masuk. Aku masih nyaman berada di pondokan Nyai Juminten.

Tidak seperti biasa pagi hari tak ku lihat Dayang berlalu lalang menjalani aktivitas mereka. Mereka sibuk berada di dapur memasak beraneka ragam untuk menyajikan para pasien yang siang nanti banyak yang berkunjung, dan sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk Nyai dan pasien yang menginap ya cuma aku satu - satunya yang menginap.

Masih memakai pakaian tidur daster putih yang disediakan di pemondokan Nyai, segera ku mendatangi Nyai yang sedang duduk santai di salah satu pendapa halaman belakang.

Tak ku sangka sepagi ini nyai sudah berdandan cantik. Sulit rasanya melihat Nyai tanpa riasan.

"Sudah bangun Nduk.." Sapa Nyai kepadaku.

"Iya Nyai.." jawabku sambil duduk disampingnya.

"Bagaimana rasanya badannya, enakkan atau justru tidak bersemangat. Tidak berangkat ke kantor Nduk.?"

"Hari ini sengaja tidak berangkat Nyai sudah ijin juga, rencana sepulang dari pondokkan Liana mau pergi ke butik langganan untuk membeli beberapa stel baju kerja yang baru. Biar Pak Robi makin tertarik melihat Liana. Iya loh Nyai, entah kenapa badan jadi segar bugar begini. Oh iya Nyai, Liana mau tanya sesuatu boleh.?"

"Ya boleh apa.." Jawab singkat Nyai sambil menyeruput jamu tradisional dalam cangkir tanah liat.

"Begini Nyai, waktu ritual Bebadan atau Babadan atau bersetubuh itu loh Nyai. Liana lupa namanya, kenapa Kangmas Dimas terlihat seperti Pak Robi ya, dan benar terasa nikmatnya loh Nyai waktu melakukan itu semua. Dan kenapa Kangmas Dimas tidak mau menyetubuhi Liana, seakan menolak untuk berhubungan dengan Liana."

"Nah itu kunci dan rahasianya Nduk. Jamu yang Nyai berikan ke kamu itu, jamu yang sudah Nyai campurkan dengan setetes ramuan pelet. Dan Nyai mencoba menjadikanmu Pak Robi jika kamu berikan minuman itu, dan disaat dia melihat kamu. Tanpa dia sadar disaat dia berhubungan dengan istrinya, yang dia ingat dan lihat itu kamu. Bukan istrinya, dan hasratnya semakin besar untuk memiliki kamu. Sudah terbuktikan ampuhnya pelet Nyai. Dimas hanya sebagai pemeran saja, dia memang tidak Nyai ijinkan untuk menyetubuhi kamu. Karena kamu masih perawan, namun setiap ritual pembersihan organ vital sudah Nyai pasangkan susuk di organ vitalmu agar siapa yang telah bercinta denganmu Nduk tidak bisa berpaling terus mengejar kamu."

"Lalu apa syaratnya agar susuk tidak lepas Nyai, apalagi Liana pelupa suka tidak ingat takutnya Liana langgar."

"Sudah tidak perlu khawatir susuk yang ini tidak ada syarat apapun, karena Nyai sudah pasangkan susuk yang paling sakti. Jangan lupa sebelum beberes, kamu mandi dulu Nduk. Sudah disiapkan air dan bunganya di kolam pemandian. Segera Nyai tunggu di meja makan kita sarapan sama - sama. Dan setelah itu, tidak perlu datang lagi Nyai pantau dari jauh ya. Karena Nyai lihat Bapak ini dan keluarganya taat beragama, agak sulit. Tapi kamu jangan pantang menyerah. Disaat si Bapak lengah langsung berikan ramuan pelet ini ya."

"Baik Nyai, Liana berendam dulu ya Nyai. Segera Liana susul ke meja makan."

Hari terakhir ku berada di pemondokan Nyai Juminten. Segera ku berpamitan ke semua para dayang, tak terkecuali Kangmas Dimas yang telah memberikan pengalaman luar biasa kepadaku.

Serasa hari yang baru setelah sekian lama ku lewati, hari yang sangat menjenuhkan. Kali ini benar - benar berbeda, seperti aku yang baru dengan semangat yang jauh lebih berapi - api daripada sebelumnya.

Ku datangi butik langganan keluarga, mencari beberapa setelan baju kerja baru untuk menambah daya pikat Pak Robi. Benar kata Nyai, banyak yang pangling kepadaku. Katanya aku semakin cantik, semakin segar dilihat. Membuatku semakin percaya diri merebut hati Pak Robi.

PELETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang