TAMU MISTERIUS

3.5K 115 0
                                    

Sudah sebulan Mas Robi tidak pulang ke rumah, aku menanyakan salah satu rekan kerjaku yang ada di kantor pusat. Mas Robi tidak terlihat di kantor pusat. Jika dia tidak berada di Jakarta, lalu dimana Mas Robi berada.

Aku mengetahui segala sakit hati Mas Robi dengan pengakuan ku atas kesalahan ku dulu.

Meskipun sebenarnya pelet itu tidak ada, semua itu hanya Pelet Gaib permainan Jin saja.

Namun niat jahatku ini yang membuat Mas Robi begitu kecewa denganku, mengapa aku tega melakukan semua itu demi mendapatkannya, demi mendapatkan cinta dan simpatik darinya.

Sebelum pergi Mas Robi mengatakan hanya ingin menyendiri terlebih dahulu, dia butuh waktu untuk melupakan semua itu. Namun sampai kapan.. mengapa sudah sebulan ini tidak juga dia pulang merindukanku dan si kembar.

Mengisi kekosongan, aku mengikuti segala kajian pengajian menambah ilmu agamaku. Aku ingin bertobat, aku ingin lebih mendekatkan diri pada Ilahi. Untuk apa aku memiliki semua dengan cara tidak halal tapi ternyata semua dikembalikan dengan begitu mudah.

Sepulang kajian, aku terpana ada sebuah mobil hitam terparkir di halaman depan. Siapa yang datang, karena ini bukan mobil Mas Robi.

"Assalamu'alaikum" Sapaku.

"Wa'alaikumsalam." Sapa lelaki tersebut.

Aku tersentak melihat kedatangan Doni ke rumah. Bagaimana dia mengetahui rumah ku. Bagaimana dia bisa sampai disini.

"Liana, bagaimana kabarmu. Alhamdulillah kamu makin cantik dengan penampilan barumu." Ucap dia berbasa basi.

"Alhamdulillah baik, iya aku baru belajar untuk mendalami agama. Ada apa, bagaimana mengetahui rumahku."

Aku menyuruh kembar untuk masuk ke dalam, bermain di ruang tengah bersama Dewi. Karena aku mengetahui Doni datang kesini Mas Robi lah yang menyuruhnya.

"Mungkin kamu akan terkejut melihat kedatanganku, ya aku tamu tak di undang, tamu misterius yang berani datang menemui mu. Abi selama ini tinggal di Apartemenku, dia banyak cerita kepadaku. Bagaimana perasaanku mengetahui Abi yang aku banggakan, yang selalu aku jadikan panutan. Ternyata mencoreng semua luka itu, dengan perselingkuhan kalian, bahkan menikah siri tanpa sepengetahuan Ummi. Bahkan sampai saat ini Abi menyembunyikan semua dengan Ummi dan adik - adikku. Bukankah kalian sudah saling mengenal Ummi kan Liana, kamu tau kan bagaimana sholeha nya Ummi, dan sayangnya Ummi kepada Abi. Mengapa kamu tega melakukan semua itu, banyak lelaki yang sepadan denganmu, mengapa justru kamu memilih pria yang jauh diatasmu, menyukai pria yang telah bahagia dengan keluarganya. Mengapa kamu tega melakukan ini Liana."

Aku terdiam tak dapat berkata, ya aku memahami segala amarahnya, melihat anak yang mengetahui Ayahnya telah berselingkuh dan akulah selingkuhannya. Aku bisa merasakan sakit, terlukanya dia olehku.

"Abi sangat mencintai kalian berdua, tidak bisa dia memilih satu diantara kalian. Apalagi dia sudah memiliki buah cinta denganmu, si kembar itu. Dan Abi tidak bisa meninggalkan Ummi. Apakah kamu pernah mengetahui Liana, Ummi ku sakit. Beliau di vonis dokter terkena kanker payudara, pernahkah kau tau jika satu dada Ummi ku sudah diangkat, namun segala keterbatasan Ummi dia selalu tampak kuat. Itulah alasan mengapa Abi tidak bisa lepas kontrol menahan nafsunya, karena sudah beberapa tahun belakangan Ummi jarang memberikan pelayanan kepada Abi. Seharusnya sebelum kamu mencoba mencintai lelaki yang beristri, lihatlah keadaan istrinya terlebih dahulu. Jangan asal nafsu saja Liana."

"Maaf Liana aku tidak bisa menahan amarahku, Ummi sudah 3 tahun belakangan ini terapi dan berobat melawan kankernya Alhamdulillah semenjak Abi memberikan perhatian lebihnya, Ummi memiliki semangat yang tinggi untuk sembuh. Tapi sekarang kondisi Ummi yang menurun karena Abi jarang pulang, Abi terlalu sibuk dengan wanita simpanannya. Sampai melupakan keadaan Istri sendiri. Jika kamu di posisi Ummi, disaat kamu terbaring sakit. Tidak bisa memberikan pelayanan sex ke suami dengan kondisi terbatasmu apakah kamu rela, melihat suamimu berselingkuh dengan wanita lain."

Aku menangis, aku tidak menyangka ternyata keegoisanku justru melukai hati semua orang.

Aku menyesali diri, andaikan waktu itu aku bisa bersabar sampai menanti jodoh datang tanpa harus mengambil lelaki yang telah menjadi milik orang. Tentu tidak akan seperti ini ceritanya.

Dan sekarang aku baru faham, mengapa Dinda melarangku mendekati Mas Robi. Mungkin Dinda telah mengetahui keadaan istrinya. Ya Allah begitu jahatnya aku
.

"Bolehkah aku tau, golongan darah kembar apa Liana?" Tanya Doni.

"Golongan darah mereka B seperti Papinya."

"Aku juga B, dan bukankah si kembar dan aku sedarah juga. Karena masih memiliki gen yang sama dengan Abi."

"Lalu maksudmu apa..."

"Begini Liana, masalah ini tidak ada yang tau. Abi masih menyembunyikan semua dengan Ummi. Abi tidak berani mengungkapkan dengan Ummi, karena tidak mau Ummi sampai drop dengan kesehatannya. Bukannya kalian hanya menikah siri, belum sah di mata hukum kan. Aku bersedia untuk menikahi kamu, anggaplah sebagai ucapan permintaan maaf Abi kepadamu. Akan berbeda cerita jika Ummi tidak ada, aku akan mengikhlaskan kalian. Namun aku mohon demi Ummi, jangan sampai Ummi tau tentang perselingkuhan Abi denganmu. Insya Allah aku akan bertanggung jawab menanggung si kembar, dan mencoba mencintaimu dan anak yang seharusnya lebih tepatnya adikku sendiri. Aku akan pulang dan memberimu waktu, bisa kamu jelaskan dengan Abi jika dia pulang ke Bandung. Mungkin ini adalah jalan yang tepat untuk kelangsungan kita semua. Aku pamit dulu, setidaknya aku sudah lega mengungkapkan rasa kecewaku terhadap kalian. Namun aku tidak akan egois, demi kelangsungan kamu dan anak - anakmu aku akan bertanggung jawab menggantikan Abi. Aku pulang dulu, tak perlu mengantarkanku keluar. Permisi Liana. Assalamu'alaikum."

Aku terdiam terpaku mematung , aku kebingungan sementara aku menyesali atas semua kesalahanku, dan bimbang dengan permintaan dirinya.

Aku sangat mencintai Mas Robi, namun aku tidak bisa mempertahankan cinta ini melihat keadaan Zahra.

Benar kata Doni jika aku berada di posisi Zahra bagaimana terluka dan hancurnya hatiku.

Entah berapa banyak air mata yang aku keluarkan, penyesalan yang terjadi di belakang selalu meninggalkan rasa sakit yang sangat mendalam.

Aku masih menunggu kedatangan Mas Robi, menanyakan tentang hubungan kita. Meskipun aku harus mempersiapkan diri jika nantinya aku tak bersama dengannya lagi.
.........

PELETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang