Akhirnya Mas Robi pulang ke rumah Mama, sebenarnya banyak yang ingin aku tanyakan padanya. Mengenai peristiwa di Villa Bogor, mengapa sampai dia melakukan padaku.
Seandainya ramuan pelet Nyai benar - benar tidak ada mengapa sampai Mas Robi menyetubuhiku. Meski sebenarnya itu yang aku harapkan, dibalas cintanya sama Mas Robi. Namun aku harus mengetahui kebenarannya.
Aku datangi Mas Robi di depan ruang TV, kebetulan dirumah sudah tidak ada orang. Cika dan Ciko ikut Mama dan Papa berlibur di DUFAN.
"Pi.."
"Iya Mami sayang, kenapa.. kangen ya sama Papi. Besok kita pulang ya ke Bandung. Papi ke pikiran sama kerjaan nih, dah lama banget ninggalin pekerjaan."
"Iya Pi, Mami boleh tanya Pi. Dan sebelumnya Mami minta maaf pernah menyembunyikan sama Papi."
"Boleh apa Mi, Mami menyembunyikan apa sama Papi."
"Matikan TV nya dulu ya Pi."
Mas Robi hanya mengangguk dan duduk menatapku."Papi, ingat kejadian di Villa. Ingat pertama kali berhubungan dengan Mami. Sebenarnya kenapa Papi melakukan itu sama Mami, apa yang membuat Papi datang ke kamar menemui Mami. Padahal Papi kan orangnya dingin sama Mami."
Bukannya jawaban yang serius aku dapatkan justru dia hanya tertawa mendengarkan pertanyaanku.
"Nah ini yang selama ini Papi sembunyikan dari Mami, sebenarnya sewaktu Mami memberikan minuman untuk Papi. Papi sebenarnya tidak meminumnya Mi."
"Maksudnya Pi..?"
"Papi hanya berpura - pura minum saja, masa Papi dikasih minuman yang banyak tanah dan bunganya. Nah awalnya Papi bingung dan heran, wanita cantik yang bernama Liana ini. Beneran normal atau tidak. Kalau tidak normal, kenapa urusan pekerjaan jago banget, tapi aneh ya Mi kadang masakan Mami enak, tapi kadang bau anyir. Sama juga seperti buatin jamu dan teh tawar buat Papi, ada tanahnya kadang minumannya bau anyir seperti bau darah gitu."
"Terus Pi..."
"Nah pada saat di Villa, Papi sebenarnya ke kamar mau bertemu dengan Mami, menanyakan perihal minuman itu kenapa banyak tanah dan bunganya. Tapi ternyata Papi lihat pintu kamar dan kamar mandi tidak tertutup, apalagi Papi tidak sengaja melihat body Mami sewaktu mandi. Awalnya Papi tidak berani masuk, tapi entah mengapa syahwat Papi tidak bisa Papi tahan. Body Mami menggoda sekali, ya mungkin karena rayuan setan kali ya Mi. Papi tergoda, ya sampai akhirnya kita melakukan itu. Semakin sering melakukannya dengan Mami yang berawal Papi hanya ingin melampiaskan nafsu saja karena Papi tidak tahan sama body Mami. Semakin lama rasa cinta mulai muncul dan sampai sekarang Papi sayang banget sama Mami."
"Ih ternyata Papi nakal juga ya, Hehehe."
Ada perasaan lega menyelimuti hatiku, Mas Robi benar - benar mencintaiku bukan karena Pelet Nyai. Ritual gaib yang aku alami."Pi, maaf waktu di rumah Bandung. HP Papi ketinggalan, nah Mami melihat Papi dapat WA dari Kak Zahra, menceritakan tentang keadaan pusing dan setelah diperiksa ke dokter ternyata tidak ada apa - apa itu bagaimana ya Pi. Maaf Mami tidak cerita ke Papi, Mami agak cemburu jika Kak Zahra menghubungi Papi."
"Oh itu, iya Mami sayang. Tidak apa - apa Papi faham kok. Mungkin karena kecapaian dan Papi juga tidak tahu kenapa Mi. Tiba - tiba merasakan kalau wajah cantik Mami menghantui Papi. Nah sekalian Papi cerita ya selama pulang ke rumah Zahra. Papi seminggu berada di Pesantren, menjalani pengobatan Mi.."
"Ditemani Kak Zahra ya ?"
"Hemm jangan ngambek dong sayang, bagaimanapun Zahra juga masih istri Papikan. Mami ngertiin ya. Nah ceritanya pusingnya semakin menjadi terus saja timbul tenggelam gitu Mi, kadang ada kadang tidak, Papi awalnya takut kena tumor otak. Setela CT Scan aman Mi, tidak ada penyakit apapun. Kolesterol, asam urat, gula darah, normal semua. Akhirnya ada salah satu Ustazah kelompok pengajian Zahra. Menyarankan agar Papi di Rukyah di pesantren milik suami Ustazah tersebut. Benar Mi, Papi muntah - muntah hanya keluar darah kotor banyak sekali. Dan katanya Papi kemasukan Jin banyak sekali, tidak tau bagaimana kenapa Papi bisa ketempelan Jin. Setelah Papi ingat - ingat. Ya karena Papi mulai jarang ibadah lagi sih Mi. Mulai sekarang kita ibadahnya dilancarkan lagi ya Mi."
Aku hanya mengangguk dan cukup lega dengan semua jawaban Mas Robi. Ku urungkan kembali mengatakan tentang Nyai Juminten. Biarlah ini menjadi rahasiaku dan Dinda saja.
Aku bersandar di dada bidang Mas Robi, begitu hangat dan damai ku rasakan.
Beruntungnya aku dicintai Mas Robi tanpa menggunakan Pelet, cinta yang datang langsung dari dalam hatinya bukan melalui sihir hitam terkutuk itu. Ya meskipun aku menikahi suami yang telah beristri.
..........
KAMU SEDANG MEMBACA
PELET
Mystery / ThrillerKetika cinta merasa bertepuk sebelah tangan terkadang hati dan fikiran akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya. Bermula dari persahabatan Liana dan Dinda, sampai akhirnya Dinda menceritakan pengalaman mistisnya bertemu dengan wanita sakti be...