Gwen Vallerie Estelle.
Ia adalah satu dari sedikit wanita yang tidak dengan mudahnya untuk jatuh dalam pelukan sembarang pria. Meski tak terhitung jumlahnya pasang mata kaum adam yang terbelalak kejut hanya karena melihat sosok dirinya.
Dalam majalah dewasa.
Benar.
Pekerjaannya sebagai model majalah dewasa adalah sebuah tuntutan. Tuntutan hidup, lebih tepatnya. Dimana hidup yang dielukan dalam drama-drama belumlah sebanding dengan 27 tahun ia menghirup rakus atmosfer dunia. Apalagi, ia harus hidup sendirian di negara asing; di Italia.
Gwen tak lagi memiliki keluarga.
Anggap saja begitu.
Bagaimana mungkin seseorang yang seharusnya ia panggil 'Ibu' dengan mudahnya angkat kaki hanya karena memilih pria lain? Padahal sudah bersuami. Dan sang suami itu –yang tidak lain adalah Ayahnya sendiri− juga pergi dengan wanita lain.
Semudah itukah cinta berpaling?
Lucu, kalau diterka-terka.
Jadi, kehadirannya di dunia hanyalah sebuah pengetesan sperma dalam pabrik rahim?
Well, yeah ... meski Gwen sama sekali tak membenci keduanya. Baik Ibu, ataupun Ayahnya.
Karena Gwen tahu betul kalau benci adalah topeng tipis yang membungkus sayang.
Terakhir kabar yang Gwen dengar, sang Ibu telah hidup bahagia di Amerika –bersama keluarga barunya. Lalu sang Ayah, masih menetap di Valletta –tempat kelahirannya– dan hidup sebagai pengusaha kaya raya. Hubungan asmaranya? Entahlah. Sesuka hati sang Ayah ingin bercinta dengan siapa.
Katanya seperti ini,
Jangan pernah menjatuhkan hati dengan sukarela. Matamu akan buta, kakimu akan lumpuh dan otakmu akan bodoh. Cinta itu berbahaya.
Umh ... well. Mungkin kepalanya berhasil didoktrin bagai mantra.
"Gwen~! Kemari!"
Teriakan Ben menarik penuh atensi Gwen. Ia menurut, menghampiri pria jangkung sang kepala produksi majalah yang didampingi seorang pria asing dengan setelan rapi itu.
Gwen tak pernah melihat pria itu selama ia bekerja dengan Benjamin.
"Aku ingin mengenalkanmu dengan temanku," Ben merangkul pundak Gwen, membuat Gwen berdiri lebih dekat. Cukup dekat juga dengan sang teman yang Ben maksud hingga Gwen bisa melihat detail proporsi wajah tampannya yang sempurna.
"Gwen, ini Rafael Zachary. Dia pengembang properti terbesar di negara ini dan juga teman sekolahku dulu," Ben memulai perkenalannya. "Dan, Rafe, ini Gwen Estelle, model kesayanganku yang sejak lama kau ingin aku kenalkan. Bukan begitu?"
Dan,
Bibir itu melengkungkan senyum menarik sudut-sudutnya kala sang lengan terulur menunggu sambutan balasan.
"Berkenan meluangkan waktu untuk makan malam denganku, Signorina?"
Saat itu,
Mungkin seharusnya Gwen tak membalas uluran tangan pria itu dan mengiyakan ajakannya dengan senyuman balasan.
Karena sejak saat itu,
Secara tak langsung Gwen menjatuhkan diri ke dalam pesona gelap transparan yang Rafe ciptakan dalam bayangnya.
Tapi terlambat.
Gwen tak bisa lagi melangkah kembali ataupun keluar.
Notes:
*signorina: NonaRevisi: 17/10/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVERGENT
Romance❝When love makes a whole life become worse.❞ Gwen Estelle memang sudah gila. Dua tahun lebih ia tinggal bersama Rafael Zachary dalam satu atap yang sama ㅡjuga tidur di ranjang yang sama pula. Dan Gwen, masih tetap bertahan meski logika dalam kepalan...