❝When love makes a whole life become worse.❞
Gwen Estelle memang sudah gila. Dua tahun lebih ia tinggal bersama Rafael Zachary dalam satu atap yang sama ㅡjuga tidur di ranjang yang sama pula. Dan Gwen, masih tetap bertahan meski logika dalam kepalan...
Derai air shower mengalir begitu deras kala dibiarkan mengucur menjatuhi lantai. Juga membasahi sekujur tubuh dua pasang insan yang tak lagi terbalut satupun helai. Lima senti meter bukanlah lagi terhitung sebagai jarak. Sebab masing-masingnya, tengah beradu menghirup rakus pasokan udara setelah berkali-kali bercumbu dalam rasa penuh kenikmatan yang tercipta.
Surai-surai mereka telah basah utuh. Membuat pandangan Rafe terbatasi rambut depannya yang cukup panjang sedangkan pada Gwen sendiri, poninya berjatuhan tepat memagari dahi sampai nyaris menyentuh mata. Namun, hal itu tak menghalangi keduanya untuk menuai senyum. Senyum tipis mana kala mereka kembali mengikis jarak. Kembali mempertemukan bibir mereka.
Rafe berusaha menahan diri. Ia tak ingin brutal.
Semenjak tahu kalau Gwen sedang mengandung, ia jadi diam-diam membaca segala hal mengenai ibu hamil –pun sampai bagaimana caranya mereka berhubungan intim jika saja Rafe benar-benar sudah tak tahan.
Ya.
Selama beberapa hari yang lalu, Rafe memang menahan diri. Terlebih, karena Gwen sama sekali belum mengatakan yang sejujurnya. Rafe pikir, Gwen masih membutuhkan waktu.
Mungkin karena itu pula ia merasa jadi lebih sensitif. Rafe benar-benar takut kalau Gwen akan pergi darinya. Karena itu, ia hendak memberi jarak sembari merenungkan diri.
Namun, mana ia sangka kalau Gwen terlebih dahulu yang memancingnya.
Apa akan baik-baik saja?
"Lakukanlah..." bisik Gwen pelan. Seolah-olah tahu apa yang sedang Rafe pikirkan.
Sesaat, mereka saling melempar tatap di bawah cucuran air. Lengan Gwen sudah mengalungi pundak Rafe, sibuk memainkan surai-surai Rafe dengan jemarinya sedangkan pria itu sendiri tengah memegangi pinggang ramping Gwen. Mengulur waktu cukup lama.
Padahal, tak lagi ada kain yang menghalang, tak ada lagi pakaian yang membalut. Rafe bisa dengan leluasa memandangi betapa indahnya lekuk tubuh Gwen. Oh, tentu saja ia munafik kalau ingin berhenti sampai di sana. Namun, sesuatu dalam dirinya bergolak. Hasratnya meluap.
Hingga perlahan, tangannya tergerak naik. Menyisir tiap-tiap lekuk tubuh Gwen, membuat Gwen mengerang tertahan. Apalagi saat Raef berhenti tepat di dadanya, Gwen semakin mengerang lebih kuat.
Tak ayal pula perlakuannya sendiri membuat saraf-saraf Rafe jadi terpancing. Lalu, Gwen kembali melumat bibir Gwen tergesa-gesa saat sebelum mengangkat tubuh ramping itu dan menggendongnya. Mendudukkannya tepat di tepian bath-up.
Ya. Mungkin kalau pelan-pelan tak masalah.
Kemudian Rafe, berbisik samar, "Aku akan memulainya."
Begitu saja, Rafe sudah mempersatukan tubuh mereka dalam gerak buai yang menghanyutkan. Begitu pelan dan ... memabukkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.