Tak henti-hentinya Gwen menggigit bibir bawahnya. Dengan iris yang terus menatap jari jemarinya yang bertautan. Merasa gugup dan kalut dalam waktu bersamaan.
Gwen tak tahu.
Gwen tak tahu kenapa mendadak bibirnya kelu. Seperti ada bongkahan batu yang menghalang tenggorokan untuk bersuara. Tepat setelah Rafe mengutarakan kalimat mengejutkannya tadi.
Rafe ingin mengenalkannya pada semua orang.
Semua orang.
Kedua mata Gwen terpejam.
Kenapa? Kenapa tiba-tiba?
Bahkan setelah Gwen memantapkan hati untuk pergi, juga membantah tudingan Ben kalau ia sudah jatuh hati, kenapa Rafe mengubah sikapnya seperti saat ini?
Seolah-olah kembali berusaha mengikat Gwen lagi setelah susah payah Gwen diam-diam melonggarkan tali.
Terlebih...
Apa yang terjadi jika Rafe tahu Gwen hamil?
"Ada apa, Gwen? Kau benar-benar tak ingin datang?"
Suara Rafe menyela lamunan Gwen. Membuat Gwen menoleh ke sebelah dan mendapati pasang mata Rafe yang menatapnya lamat. Mendadak perutnya bergolak.
Gwen menundukkan kepala.
"Tidak. Aku ... hanya tak terbiasa," cicitnya.
Senyum pada bibir Rafe tersungging. Digamitnya lengan Gwen dan mengunci tiap-tiap jemarinya di sana. Mendekatkan wajah dan memberi kecupan singkat pada bibir Gwen.
"Maka biasakanlah, mulai sekarang."
Chapter 9
GWEN DAN MEDIA
Gwen memang merindukan blits kamera. Sorot cahaya juga tersenyum pada banyak lensa. Namun Gwen tak pernah menduga kalau ia akan menapak langkah menyusuri karpet merah dengan banyak reporter serta wartawan pada dua sisi sebelah yang diberi pembatas.
Juga, pada banyak kata tanya serta pernyataan yang mereka tuaikan. Seperti;
"Mr. Zachary, siapa wanita cantik yang mendampingi anda kali ini?"
Atau bahkan, Gwen sempat terkejut saat ada yang mengenal dan menyahutkan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVERGENT
Romantizm❝When love makes a whole life become worse.❞ Gwen Estelle memang sudah gila. Dua tahun lebih ia tinggal bersama Rafael Zachary dalam satu atap yang sama ㅡjuga tidur di ranjang yang sama pula. Dan Gwen, masih tetap bertahan meski logika dalam kepalan...