Chapter 6. Cerita Sebenarnya

7.4K 1K 90
                                    


Gwen celingukan ke sana-sini. Mencari presensi Benjamin tepat setelah kakinya melangkahi daun pintu pembatas dua ruang berbeda itu. Menuju sebuah ruang bercahaya minim yang membuat hati Gwen berdenyut.

Ia merindukan suasana itu.

Beberapa staff pengarah gaya, penata busana, sorot lampu pendar pada satu objek amatan, juga hasil-hasil potret yang tampak menakjubkan.

Sudah berapa lama Gwen lupa dengan segala tetek bengek tentang pemotretan, majalah juga...


"Gwen!"


...teriakan Benjamin?

"Gwen, Gwen, Gwen...! Akhirnya kau datang juga!"

Suara cempreng itu sukses menarik atensi sekitar. Membuat seluruh staff menoleh pada Gwen dengan gurat kejutnya. Beberapa ada yang membungkuk karena mengenal Gwen dan beberapa lain masih tercengang tak percaya.

Gwen tersenyum. Mengalihkan fokus pada Benjamin saat pria sekurus lidi itu berlarian ke arahnya. "Hai, Ben. Senang bertemu denganmu lagi setelah sekian lama."

Alih-alih menjawab sapaan Gwen, Benjamin justru memeluknya erat. "Ya Tuhan, perjuanganku membujuk Jonathan akhirnya takkan sia-sia."

"Jonathan? Siapa?"

"Oh, nanti saja kuceritakan padamu," Benjamin melonggarkan pelukannya. "Kau sudah makan? Bagaimana kalau kita berbincang sambil menyantap makanan? Aku sudah memesan makanan kesukaanmu."

"Yeah, why not?"

Benjamin mengangguk antusias. Bertepatan dengan hal itu, seorang karyawan wanita yang tak Gwen kenal datang menghampiri mereka –Benjamin, lebih tepatnya, dan memberikan sebuah paper bag cokelat.

Benjamin mengucapkan terima kasihnya sebelum karyawan wanita itu berlalu. Kemudian sibuk Benjamin mengeluarkan sebuah kotak hitam dan membuka penutupnya.

"Tada~! Aku memesan sushi, makanan kesukaanmu, Gwe–"

"Hoek...!"

Oh, Gwen lupa.

Buru-buru Gwen membekap mulut dan hidungnya. Membalikkan badan sembari memejamkan mata. Merutuki diri sendiri karena tak bisa mengendalikan mualnya. Juga berharap Benjamin tak berpikiran ke sana. Cepat Gwen mengatur napasnya sebelum berbalik lagi, tak ingin Benjamin curiga macam-macam.

"Oh, maaf, Ben. Perutku agak sedikit–"

"Gwen Vallerie, kau ... hamil?"




Chapter 6CERITA SEBENARNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 6
CERITA SEBENARNYA


DIVERGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang