"Ada ulama yang menyatakan bahwa wajib bagi istri mengurus pekerjaan rumah yang ringan. Sebagian ulama menyatakan bahwa yang wajib adalah yang dianggap oleh urf (kebiasaan masyarakat).Pendapat yang terakhir inilah yang lebih tepat. Hendaklah wanita mengurus pekerjaan rumah sesuai dengan yang berlaku di masyarakatnya, itulah yang ia tunaikan pada suami.
Ini semua akan berbeda-beda tergantung kondisi. Orang badui dibanding orang kota tentu berbeda dalam mengurus rumah.
Begitu pula istri yang kuat dengan istri yang lemah kondisinya berbeda pula dalam hal mengurus rumah.”
(Disebutkan dalam Fatawa Al Kubro)
***
"Gimana Dev? Enak nggak masakannya?" Dinda memandang lekat-lekat ke arah Devan yang tengah memasukan suapan pertama ke mulutnya.
Devan mengunyah sambil memejamkan mata, membuat Dinda sangat penasaran akan reaksi suaminya itu. Pasalnya, Devan belum pernah sedikit pun memuji masakannya. Padahal bagi Dinda, masakan buatannya sudah pas di lidahnya.
"Hambar," jawab Devan sambil memasukkan suapan kedua ke mulutnya.
Dinda cemberut. Usahanya dianggapnya selalu sia-sia setiap kali dia memasak. Bi' Sumi dan Ibunya sudah mengajari dia memasak selama sebulan menginap di sini. Dinda sudah merasa mahir memasak, tapi lidahnya tidak seirama dengan suaminya.
"Jangan hambar-hambar terus donk, Van, aku bosan masak nggak pernah dibilang enak sama kamu!" Dinda berlalu meninggalkan Devan yang masih fokus makan.
"Makanya, masak jangan untuk dipuji. Yang penting kan, saya selalu makan makanan buatanmu!" ucap Devan tenang.
"Benar juga sih," pikir Dinda. "Ah, tapi tetep aja bete! Dipikir nguleg itu nggak capek apa! Pingin dibelikan blender malah bilangnya nanti boros listrik! Huh!"
Dinda masuk ke kamarnya dan menghempaskan tubuh dengan kasar dalam posisi tengkurap. Devan bergeming dan tetap makan dengan santai di meja makan.
Diraih ponselnya dan mulai menjelajahi media sosial. Sejak memutuskan menikah dengan Devan, Dinda memakai akun dengan nama samaran agar tidak ada yang mengenalinya.
"Lho, inikan Mikha? Sekarang Mikha berhijab? Baguslah kalo pelakor udah tobat!" batin Dinda seraya mulai merambah ke profil akun Mikha.
Dinda men-scroll down foto-foto unggahan Mikha di instagram. Rupanya Mikha sudah menghapusi semua foto-fotonya waktu tidak mengenakan hijab.
Ada foto Mikha tengah menggendong anaknya, bayinya lucu dan cantik. Perpaduan antara Mikha dan Reno. Dinda pun baru tahu jika nama Rekha adalah gabungan dari Mikha dan Reno.
Namun ada yang janggal bagi Dinda saat beralih membuka akun milik Reno. Reno tidak sedikit pun menghapus foto-fotonya saat bersama Dinda. Reno juga tidak memasang satu pun foto bersama Mikha. Dia juga menonaktifkan komentar di akunnya.
"Tuh,kan. Reno pasti susah move on sama Gue. Rasain Lu! Salah sendiri ngapain dulu berkhianat, Huh. Sekarang kena karma kan!" Dinda menutup mulutnya yang terkekeh, tertawa jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta Adinda ✓ (Sudah Terbit)
RomanceAdinda Kanya Dewi, gadis kekanak-kanakan berusia 18 tahun yang diajak menikah oleh kekasihnya -Reno- yang berusia 19 tahun. Mereka telah berpacaran selama 3 tahun tanpa sepengetahuan orang tua Dinda. Karena Ibunya yang sangat agamis ini memang melar...