Setelah lama lapak ini aku terlantarkan, akhirnya aku berusaha buat kembali fokus lagi
Sebenarnya, sekarang Alvin harus menyalahkan siapa?
Beberapa saat kemudian dia baru menyesali tindakannya, yang kini sedang menggenggam sebelah tangan Keya, mereka berdua berjalan beriringan ke Karluv Most. Berjalan di atas trotoar, saling menggenggami tangan dibawah langit malam musim panas cerah di Kota Praha. Hal yang menurut Alvin diluar prediksinya.
Apakah Alvin harus menyalahkan situasi, kondisi, momen atau apa? Laki-laki itu sempat berpikir juga, kenapa dia harus mudah sekali terbawa suasana? Dia juga berpikir, apakah karena Keya yang menggenggam tangannya lebih dulu? Dan di sini, berarti salah Keya karena gadis itu terlalu terlampau berani?
Gila, memikirkan itu, sukses membuatnya sangat pusing. Saat orangtuanya akan membawanya ke Praha, Alvin tidak pernah berpikir kalau ia akan mengalami hal-hal seperti ini. Dia berpikir pasti dia akan selalu sendirian, selalu mimpi buruk dan selalu mengurung diri juga menutupi dirinya dari dunia.
Tapi siapa yang sangka jika Alvin harus bertemu Keya, mengenal gadis itu sampai gadis itu mengetahui namanya, hobi serta kerjaan rahasianya dan bahkan... kini mereka sampai menggenggam tangan dan laki-laki itu keluar flat bukan sebab harus belanja karena persediaan makanannya sudah habis. Ini, sudah di luar batas.
Langkah kaki mereka berdua berhenti tepat ketika di hadapan mereka kini, sudah sampai di menara yang menjadi titik awal masuknya Karluv Most. Didalam hatinya Alvin sangat terpana hanya baru melihat menara jembatan ini. Ini pertama kali baginya ke jembatan ini setelah kemarin, dia hanya bisa menikmati view pada jembatan ini hanya melalui layar ponsel atau layar laptopnya.
Meski malam hari, nyatanya Karluv Most lumayan ramai. Banyak sekali di sini orang yang datang bersama pasangannya, keluarga mereka atau ada beberapa, backpacker sendirian yang juga datang ke sini. Dan mereka semua juga senang.
"Aku udah pernah bilang belum, kalau Praha itu, sama kayak New York?" Keya mendesah pelan. "Meski malem-malem kayak gini, terlebih ini summer time kota ini gak pernah mati. Kamu bisa liat kan, kalau di sini ada banyak orang?"
Diam-diam Alvin mengangguk, membenarkan. Dia setuju dengan Keya.
Di sini memang banyak orang, tetapi, mereka juga enjoy, dengan aktifitas-aktifitas mereka masing-masing. Tipikal bukan orang Asia, yang tidak terlalu buat memperhatikan orang-orang sekitar. Laki-laki itu tersentak ketika mereka ditariki, karena ternyata gadis itu sudah mulai berjalan memasuki Karluv Most.
Lagi-lagi, Alvin kembali menyesuaikan pola jalannya dengan Keya. Gadis itu melihat ke sekitar seraya tersenyum dan Alvin melihatnya. "Alvin, tau legenda di Karluv Most? Legenda di sini banyak, apa kamu tau?"
Memalingkan wajahnya dari Keya, Alvin menjawab, "Gue tau..." Sebelum Keya kembali bicara, Alvin sudah lebih dulu menjelaskan. "Katanya buat nambah kekuatan struktur jembatannya, mereka nambahin telur di mortarnya. Terus, mitos urban tentang, John dari Nepomuk. Katanya cerita rakyat Ceko, sehabis tubuhnya, terlempar dari Jembatan Charles, salah satu lengkungannya ambruk. Yang buat ini jadi misterius adalah upaya perbaikan jembatannya selalu gagal."
Keya mengangguk membenarkan. "Selain itu, ada lagi yang kamu tau?"
"Tentang salib, di Jembatan Charles?" ujarnya Alvin agak ragu. Tapi gadis itu mengangguk, meminta Alvin untuk bicara lagi. "Katanya diduga, narapidana... yang dihukum mati diijinin buat berlutut di bawahnya terus berdoa saat perjalanan ke tempat eksekusi mereka. Terus banyak orang yang bersumpah kalau mereka itu udah ngeliat salib yang padahal udah dihapus dari lama dan itu di waktu susahnya buat mereka. Dan katanya kalau kita liat, itu tandanya sesuatu yang tragis datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up and Life [END]
Roman d'amourCERITA INI SUDAH SELESAI KECUALI EXTRA CHAPTER [RIFAI SERIES - III] I sinned. Just stay away and dont be close Setiap orang, berhak mendapatkan kesempatan kedua, memperbaiki kesalahan dan juga kata maaf. Setiap orang berhak mendapatkannya termasuk...