Komen yang banyak biar aku semangat dong yorobun.
Melihat Alvin yang ternyata masih berada di dalam kamarnya sama sekali, tidak membuat Keya terkejut. Tapi sepertinya ia harus menarik pemikiran itu saat, melihat Alvin berbalik, memegangi ponselnya yang pada layarnya menampilkan... salah satu foto berwujud laki-laki itu sendiri yang Keya ingat, ada di galerinya.
"Key, bisa lo jelasin ke gue apa ini?"
Sejenak, Keya merasa penglihatannya berputar dan tenggorokannya terasa tercekik selama beberapa detik. Lidah gadis itu kelu, Keya kesulitan meski hanya, sekedar mengucapkan satu buah kata. Karena kini, gadis itu tidak bisa kabur, kan?
Diamnya Keya yang terus menatapnya membelakak membuat Alvin sudah mulai merasa jengah seiring dengan amarah yang menguasainya. "Key, jawab gue kenapa foto gue bisa ada di lo dan dijadiin wallpaper dan lock screen di hape lo!"
"Vin, aku bisa jelasin," ujar Keya gemetar. "Kasih aku kesempatan su—"
"Sudah seharusnya lo bicara dan sekarang, bilang ke gue kenapa, Keya!"
Bentakan Alvin yang menggema di kamarnya membuat Keya memenjami mata lantaran terkejut, juga berharap supaya bisa menenangkan diri. Di keadaan ia benar-benar sudah tidak ada jalan keluar seperti ini, Keya benar-benar buntu.
Alvin masih menatapinya nyalang dimana tatapan itu, bahkan lebih terasa, gelap, penuh amarah juga kebencian dibandingkan ketika awal pertemuan mereka. Keya tidak senang melihatnya terlebih juga dia sakit. Tetapi ini konsekuensi gadis itu meskipun selama hidupnya dia tidak pernah membayangkan akan jadi begini.
Gadis itu menarik nafasnya sejenak dan mengatakan suatu hal yang sangat pelan namun dari posisinya, Alvin masih dapat mendengarnya dengan baik. "Bisa, selama aku menjelaskan kamu diam tanpa ngomong apapun untuk menyela?"
Kira-kira semenit mendapat Alvin masih menatapnya dengan tatapan sama yang tak berubah Keya menarik nafas lagi, dia harus benar-benar membongkar ini semua. "Aku akan mulai dari awal dan aku gak mau berbohong apalagi jadi orang munafik lebih jauh lagi, Vin. Aku pernah bilang ke kamu buat terbuka, kan?"
Pikirannya yang kalut dipaksa untuk berpikir dan mengingat perihal dari di sisi mana dia harus memulai ceritanya. Menarik nafas lagi, Keya mulai berbicara.
"Kamu gak nyadar kan, kalau aku, di SMA yang sama kayak kamu, Vin?"
Mendengari pertanyaan Keya, laki-laki itu terkejut. Sangat tak menyangka jika Keya sekolah di SMA yang sama dengannya, SMA milik keluarganya sendiri yang menjadi naungan yayasan milik orangtuanya. Sungguh dia tidak tahu hal ini.
"Gak apa-apa, wajar kalau kamu gak nyadar," ujar Keya sedikit sedih. Dia membiarkan begitu saja handuk yang sedari tadi ia pakai untuk mengering rambut tergeletak begitu saja di atas lantai. "Aku adik kelas kamu, kita beda setingkat."
"Mungkin kamu bisa tebak kenapa banyak foto kamu di sana," ujar Keyra, memberi arti di sana adalah ponselnya. "Hal klise yang dilakuin sama anak cewek kalau suka sama laki-laki secara diam-diam, mengabadikan setiap momen tentang kamu yang bisa aku lihat, aku simpen foto kamu biar kita jadinya kerasa dekat..."
"Segala hal tentang kamu, buat aku bahagia. Meski gak terlihat, meski aku diem-diem suka sama kamu dari jauh udah cukup buat bahagia," ujar Keya sendu. "Bahkan liat kamu setiap hari di sekolah, meski, aku cuman liat kamu satu kali aja di hari itu... aku udah benar-benar bahagia. Bahagia tentangmu sesederhana itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up and Life [END]
RomanceCERITA INI SUDAH SELESAI KECUALI EXTRA CHAPTER [RIFAI SERIES - III] I sinned. Just stay away and dont be close Setiap orang, berhak mendapatkan kesempatan kedua, memperbaiki kesalahan dan juga kata maaf. Setiap orang berhak mendapatkannya termasuk...