Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, Alvin kembali melakukan rutinitasnya yang masih tak berubah. Bangun pagi dalam keadaan tak tenang namun kali ini, ia sudah tak memecahkan barang kaca lagi. Membukai laptopnya untuk belajar serta, nantinya mengecek email siapa tahu dosennya memberikannya tugas baru. Seraya menunggu itu semua, Alvin akan ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi lalu setelahnya, ke dapur hanya sekedar membuat roti dan minum jus—sarapan.
Sambil membawai roti selai cokelatnya ke meja belajar, Alvin duduk pada kursi belajarnya, membuka fail materi kuliah dan membukakan web untuk masuk, ke dalam email. Belum ada notifikasi dari dosennya dimana artinya, dosennya itu, belum memberikan tugas baru yang harus dia selesaikan di minggu ini.
Laki-laki itu menarik nafasnya sejenak seraya memejamkan matanya. Satu hal yang baru dia sadari, selama berada di Praha, Alvin sama sekali belum pernah, menulis atau melanjutkan cerita buatannya, yang masih on-going. Seingatnya, saat dia mengunggah terakhir itu, kala tiga hari sebelum keberangkatannya ke sini.
Itu berarti, sudah terhitung, cukup lama. Buru-buru dia masuk ke platform, dimana dia mengunggah ceritanya di sana. Saat sudah masuk, Alvin baru tersadar, jika notifikasinya di platform itu sangatlah banyak. Ada banyak notifikasi banyak-banyak pembaca yang memberikan hati untuk setiap chapter ceritanya. Lalu, tidak luput juga ada ratusan ribu komentar dari pembacanya pada setiap chapter dan tak sedikit dari mereka yang menulis di wall-nya, menanyakan dia kemana dan heran, perihal dirinya yang sudah lama tidak mengunggah cerita lagi.
"Ya ampun..." gumam Alvin seraya mengacak rambutnya lantaran merasa, tak sanggup, jika harus melihatnya, satu-persatu. Dia masuk ke lembar halaman— mulai menulis untuk salah satu ceritanya yang berjudul, The Night Umbra Fantasy of Eternal. Diantara beberapa ceritanya yang belum selesai, Alvin memang sedang fokus pada cerita itu, untuk diselesaikan lebih dahulu dibandingkan yang lain.
Dengan lihai jemarinya mulai mengetik lalu menghasilkan untaian kalimat yang membentuk paragraf dengan susunan diksi yang indah. Beruntung, karena ia mempunyai ide untuk chapter ini, berdasarkan mimpi buruknya tadi malam.
Alvin tak suka menulis banyak. Setiap chapternya dia hanya menulis batas maksimalnya hanya empat halaman, tidak lebih dari itu. Jika sedang lancar, dalam segi ide, situasi dirinya sendiri juga hatinya, satu chapter biasanya bisa selesai ada dalam waktu satu jam paling lama. Tapi kalau dia sedang tidak mood, bisa chapter itu diselesaikan sampai satu minggu lamanya—agar menciptakan alur bagus.
Dan sekarang, idenya sedang bagus karena inspirasi dari mimpinya itu, dia baru dapatkan tadi malam, tepat sebelum dia bangun pagi hari tadi.
Di tengah-tengah aktifitasnya yang sedang mengetik Alvin refleks berhenti melakukannya, saat melihat ada notifikasi baru di sudut kanan layar laptopnya.
Notifikasi pesan rahasia dari platform.
Selama dia menulis, baru kali pertama dia mendapatkan pesan rahasia dari platform. Sekedar informasi, pesan rahasia di platform ini benar-benar pribadi dan tidak sembarangan orang bisa mengaksesnya. Tidak sembarangan orang bisa serta mampu mengirim pesan padanya, via ini. Tapi sekarang, ada seorang pembacanya yang benar-benar bisa menembus pesan rahasia ini. Dalam hati Alvin bertanya, ia, sedikit panik karena tak menyangka ada orang yang mengetahui sandinya.
Karena orang yang mengetahui sandi pesan rahasianya secara tak langsung maka dia juga sudah mengetahui siapa dirinya, karena Alvin memasangi sandinya, dengan nama lengkapnya, Alvinandra Eza Rifai. Yang terlintas kali pertama, pada benaknya saat melihat ada pesan rahasia itu adalah, apa papa juga mamanya tahu, kalau dia penulis? Apa orang Rifai tahu salah satu ceritanya dan tahu apakah dia juga penulisnya? Kalau itu benar, maka benar-benar petaka baginya, sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up and Life [END]
عاطفيةCERITA INI SUDAH SELESAI KECUALI EXTRA CHAPTER [RIFAI SERIES - III] I sinned. Just stay away and dont be close Setiap orang, berhak mendapatkan kesempatan kedua, memperbaiki kesalahan dan juga kata maaf. Setiap orang berhak mendapatkannya termasuk...