Perkataan Keya yang terakhir barusan tidak Alvin sahuti. Laki-laki itu kini hanya diam lalu mengikuti Keya dimana mereka kini benar-benar masuk ke dalam kota tua. Secara sadar atau tidak sadar, Alvin pasrah saja Keya akan membawanya ke mana malam ini. Terlebih, di dalam benaknya, sebenarnya Alvin memikirkan... apa maksud dari perkataan gadis itu barusan. Alvin, masih tak paham.
Keya sendiri tidak mau menjelaskan lebih lanjut. Terlebih Alvin juga pasti tidak mau tahu atau tidak mau tertarik. Dia juga sadar karena sudah dengan bodoh membawa sesuatu hal yang kelewat sensitif pada hampir semua orang. Karena tak semua orang menyukai pembahasan tentang cinta dan juga perasaaan.
Mereka berdua sudah masuk ke tengah-tengah kota tua dimana di sini juga tidak kalah ada banyak manusia seperti di Karluv Most barusan, padahal hari, kini sudah berganti. Awalnya Alvin diam saja. Tapi karena Keya yang terus jalan serta tidak berhenti atau menetap, membuat Alvin jadi penasaran. "Kita mau ke mana?"
Gadis itu menoleh sebentar sebelum atensinya kembali, pada apa yang ada di depannya. "Kita mau ke kota tua, memangnya mau ke mana lagi?"
Alvin berdecak. "Gue emang belum pernah ke sini, tapi gue gak buta kalau ini sebenarnya kita udah di kota tua. Lo jalan terus, memangnya kita mau ke mana sampai lo gak berhenti-berhenti jalan, huh?" ujarnya seraya berkacak pinggang.
Sadar jika Alvin mulai kesal, Keya terkekeh pelan. "Maaf, Vin..." ujarnya, seraya mengacungkan, jari tanda damai. "Ngomong-ngomong, kita lagi di tengah-tengah kumpulan banyak orang. Serius mau berhenti di sini? Lagian, aku bakalan, bawa kamu ke salah satu spot di kota tua. Percaya deh, sama aku..."
Melihat Keya yang kembali berjalan, mau tak mau Alvin kembali berjalan, mengikuti gadis itu. Persetan, tapi entah kenapa dia penasaran sebenarnya si gadis mungil pendek ini mau ke mana. Kali ini, Alvin membiarkan dia out of control.
Saat melihat di depan salah satu restoran ada sekumpulan pemusik tepat di dekat pintu masuk. Mereka ada tiga orang. Dua pemain gitar akustik dan ada satu, pemain biola. Awalnya Alvin biasa saja. Namun makin heran ketika melihat gadis yang posisinya sedikit di depannya ini melambaikan tangan pada pemusik itu.
"Keya, lo kenal sama mereka?" tanya Alvin namun tak digubris oleh Keya sebab ketiga orang yang tadi dilambaikan tangan olehnya menoleh lalu tersenyum pada gadis itu. Bahkan mereka juga membalas lambaian tangan Keya. Pertanyaan, yang harusnya tidak perlu Keya jawab karena sekarang Alvin melihati bagaimana, mereka kini saling melempar senyum serta lambaian tangan sebagai arti menyapa.
Ketika melihat Keya yang mendekat ke mereka, awalnya Alvin merasakan sedikit keraguan untuk ikut mendekat. Tapi saat sadar jika dirinya dilihat oleh tiga pemusik yang sepertinya kenalan Keya, mau tak mau Alvin harus ikut mendekat.
"Hai, bagaimana kabarmu?" tanya Rei begitu Keya sudah mendekat dan di belakangnya ada Alvin. "Saat malam itu, kau tidak jatuh pingsan kan, Keya?"
Dahi Alvin mengerut karena mendengar Bahasa Ceko yang tadi diucapkan oleh laki-laki berambut hitam gondrong yang memegang, gitar akustik warna biru. Oke, dulu Alvin menganggap itu Bahasa Alien. Tapi sekarang dia tahu kalau pasti itu adalah Bahasa Ceko, seperti yang Keya bilang barusan itu.
Perempuan berambut lurus berwarna cokelat, mengusap bahu Keya lembut dan Alvin bisa melihat jika gadis itu menatap Keya khawatir. "Kau tahu, saat tidur aku malah bermimpi jika kau pingsan, Keya. Kalau itu benaran terjadi, kami pasti, akan sangat-sangat khawatir. Kami harap kalau malam itu, kau tidak pingsan."
Dengan semangat, Keya menggeleng. "Tidak, aku tidak pingsan. Aku saat itu pulang dengan baik dan langsung pergi tidur. Kalian tidak perlu khawatir..."
Sebelah alis Alvin terangkat. Jujur, ia sedikit mengakui kalau Bahasa Ceko yang tadi Keya ucapkan barusan, terdengar fasih dan tak beda jauh dari tiga teman gadis itu yang mungkin dan bisa dipastikan orang Ceko atau Praha asli. Dan Alvin berada di sini rasanya seperti orang bego karena tak tahu apa yang mereka sedang bicarakan sekarang. Ya ampun, menurutnya itu sangat parah sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up and Life [END]
RomansCERITA INI SUDAH SELESAI KECUALI EXTRA CHAPTER [RIFAI SERIES - III] I sinned. Just stay away and dont be close Setiap orang, berhak mendapatkan kesempatan kedua, memperbaiki kesalahan dan juga kata maaf. Setiap orang berhak mendapatkannya termasuk...