Dua tahun kemudian
Korea 2020
Suara musik yang dimainkan seorang DJ menggema di sebuah klub malam serta lampu kelap-kelip yang menambah suasana meriah pesta. Semua orang, laki-laki maupun perempuan menari tanpa henti menikmati alunan musik.
Di salah satu sofa, seorang gadis terus menolak permintaan temannya yang menyodorkan segelas minuman kepadanya.
"Ayolah... Minum ini sekali saja. Kamu selalu menolak ajakan kami untuk minum bersama, setidaknya hari ini lakukan ini untukku di pesta ulang tahunku." Ucap teman gadis itu memohon.
"Hmm... Itu benar. Sekaliiii saja ya..." Ucap gadis lainnya.
"Ck..." Gadis itu mendecakkan lidah lalu mengambil gelas dari tangan temannya dan langsung meminumnya dalam sekali tegukan diiringi teriakan dari teman-temannya.
"Lumayan..." Kata gadis itu.
"Lagiiiii..." Teriak teman-teman nya sambil menuangkan minuman ke gelas gadis itu lagi. Ia meminumnya lagi hingga sampai di gelas kelima kepalanya mulai pusing dan pandangannya perlahan mulai kabur.
"Sudah cukup Ha Eun... Dia sudah mabuk." Ucap seorang pria sambil mencekal tangan gadis lain yang sedang memegang botol siap untuk menuangkan kembali isinya. Gadis yang dipanggil Ha Eun itu langsung meletakkan botolnya lalu menatap temannya itu.
"Owh sial, aku lupa kalau dia tidak terbiasa minum." Ucap Ha Eun sedikit panik.
"Lebih baik bawa saja dia pulang." Ucap pria itu.
"Pulang?" Ha Eun bingung. "Tapi ini pestaku, mereka akan membunuhku kalau aku meninggalkannya begitu saja." Gumam Ha eun lagi. "Ehmm... Jas... Bisa tolong aku bawa dia pulang?" Ha Eun menatap pria yang bernama Jason itu memohon.
Jason mengangguk lalu berkata, "bangunkan dia."
"Na... Kau bisa berdiri? Biar Jason membawamu pulang." Ha Eun menepuk pundak gadis itu.
"Hmm... Ya... Yaaaa terserah." Gumamnya setengah sadar.
Mendengar ucapan gadis itu, Jason langsung memapahnya keluar dari club dan membawanya masuk kemobilnya.
"Na... Dimana rumahmu?" Tanya jason saat ia sudah duduk di belakang kemudi. "Na... Nabila..." Ucap Jason lagi sambil menggoyangkan bahu Nabila. Jason mencondongkan tubuhnya kearah Nabila menatap wajah cantik gadis itu. Jason menelan ludahnya kasar saat pandangan matanya jatuh pada bibir merah alami Nabila. Jason menjatuhkan kecupan pada bibir itu namun ketika ia akan menarik diri darinya, Nabila malah menarik leher Jason dan memperdalam ciuman mereka.
"Sial... aku menginginkanmu Na..." Jason segera menarik diri dari Nabila ketika ia menyadari kalau dirinya menjadi sangat menginginkan Nabila. Jason melajukan mobilnya memutuskan membawa Nabila ke Apartemen nya.
Sesampainya di Apartemen, Jason merebahkan Nabila diatas tempat tidurnya. Jason kembali menatap wajah cantik Nabila yang terpejam. "Aku menyukaimu Nabila..." Bisik Jason tepat di depan wajah gadis itu.
Nabila perlahan membuka matanya mendengar bisikan pria yang membawanya pulang.
"Kamu bangun?" Tanya Jason. Nabila tidak menjawab namun ia segera menarik leher Jason mendekat padanya, membawanya kedalam ciuman panas yang tentu saja tidak bisa ditolak oleh pria itu. Tangan Jason mulai bergerilya membelai setiap inci tubuh Nabila yang pakainnya sudah ia lucuti sebelumnya.
"Aaaahhh..." Erangan dan desahan Nabila memenuhi seluruh ruangan apartemen Jason yang tidak terlalu luas membuat pria itu semakin bersemangat merasakan tubuh Nabila.
"Kau tidak akan menyesal?" Jason berhenti sejenak menatap gadis yang dibawahnya ketika ia sedang bersiap memasuki Nabila.
Nabila tersenyum sejenak lalu berkata, "lakukan saja..."
Jason mendorong perlahan pinggulnya memasuki Nabila. "Nabila, kau..." Jason tertegun dan berhenti bergerak ketika merasakan tidak adanya penghalang di dalam sana.
"Kenapa? Sekarang kamu yang menyesal?" Ucap Nabila sambil tersenyum mengejek.
"Sial..." Jason mengumpat. Ia tidak bisa mundur ditengah jalan. Ia melanjutkan gerakannya hingga ia dan Nabila mencapai ujung klimaks yang mereka inginkan secara bersamaan.
Jason terjaga menatap wajah damai Nabila yang tertidur setelah apa yang mereka lakukan. "Kenapa Nabila?" Perasaan Jason berkecamuk, ia sudah lama menyukai Nabila tapi sekarang ada rasa kecewa setelah mengetahui bahwa ia bukan pria pertama bagi gadis itu. Marah serta penasaran, bagaimana bisa gadis yang terlihat baik-baik seperti Nabila dan selalu menolak dan menghindari setiap pria yang mendekatinya bisa sudah tidak perawan.
Jason menghela nafas dalam lalu ikut tertidur disamping Nabila.
***
Indonesia
"Van... Sampai kapan kamu akan terus seperti ini?" Nyonya Diana geram dengan kelakuan anak sulungnya yang menjadi gila kerja sejak kepergian istri kecilnya. "Sudah dua tahun dan seharusnya kamu merelakannya pergi. Itu keputusannya sendiri."
"Tidak... Itu atas paksaan mama." Evan menatap malas pada ibunya. Evan tau ibunya sudah memaksa istrinya pergi meninggalkannya dan anaknya. Sejak saat itu Evan sudah berusaha mencari istrinya namun sampai saat ini ia belum menemukannya. Evan sudah berusaha menerima dan merelakan kepergian Nabila. Ia menyibukkan diri dengan pekerjaan agar pikirannya sedikit teralihkan.
"Mama tidak memaksa, dia sendiri yang memilih."
"Terserah mama saja." Evan melangkah keluar dari ruang kerjanya melewati ibunya dan masuk kekamar dan merebahkan diri ditempat tidur disamping anaknya yang sudah tertidur pulas. Evan memegang tangan mungil anak laki-laki yang ia beri nama Arsya itu. "Doakan papa sayang semoga kita bisa cepat menemukan mama mu." Evan mengecup pipi Arsya lalu berbaring terlentang, pikirannya kembali melayang. "Dimana kamu Nabila? Aku sangat merindukanmu."
***
Back to Korea
Pagi hari Nabila terbangun sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Ia menyingkirkan lengan yang memeluk pinggangnya. Perlahan ia duduk dengan selimut menutupi tubuhnya dan mengedarkan pandangan kesekitar kamar. Nabila mengingat kejadian tadi malam dengan Jason dengan jelas meskipun ia dalam pengaruh alkohol. Ia bangun dan memunguti lalu mengenakan kembali pakaiannya.
"Mau kemana?" Suara serak khas bangun tidur Jason menghentikan kegiatan Nabila.
"Pulang." Jawabnya singkat
"Biar ku antar." Jason perlahan duduk.
"Tidak perlu, aku bisa naik bus." Jawab Nabila sambil berjalan keluar setelah ia selesai dengan pakaiannya.
Jason terpaku beberapa saat setelah Nabila menutup pintu apartemennya. "Sial..." Ia lalu mengacak rambutnya kesal.
Sesampainya di rumah, keadaan Nabila juga tidak berbeda jauh dari Jason. Ia duduk di tepi ranjang membungkuk dan menjambak rambutnya sendiri frustasi. "Apa yang ku lakukan?"
***
Hellooooo everyone... I'm back
Maafkan aku yang sudah bertahun tahun menghilang 😂😂😂 ini aku up 1 part untuk kalian yang sudah sabar menungguku kembalii...haha... Semoga sukaaaa.... Ditunggu vote dan komen nya ya semuanyaaaa...
I LOVE YOU ALL... 😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
NABILA
RandomIni kisah Nabila. Putri tiri papa Evan. Memiliki Konten dewasa. Jadi tolong bijak untuk anak dibawah umur jangan baca dan meninggalkan komen yang tidak-tidak.