CERITA DARI TAHUN 2011, BELUM DIREVISI
"Sorry ya Pak Tua, meskipun profesi kita sama-sama penjahat disini, tapi kali ini aku nggak mau ada penyusup di rumah ini selain aku!" ucapnya pada pria yang sudah tak sadarkan diri itu dengan suara nyaring lay...
Waktu istirahat pun dimulai. Para siswa berhambur menuju kantin dan sebagian siswa lainnya tetap berada di kelas dan mengerjakan sesuatu yang dianggapnya penting. Fana, Cindy, dan Sherly yang tengah bersenda gurau dikantin sedikit terganggu begitu menyadari ada dua orang yang menghampiri mereka.
"Kamu Fana yang kemarin kan?" tanya cowok itu menepuk bahu Fana. Fana terkejut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh iya, kamu Vicky sama Anton yang kemarin ketemu di mall itu kan?" tanya Fana kembali. Mereka berdua hanya tersenyum. Cindy kegirangan bertemu kedua pangeran itu lagi, sedangkan Sherly lagi-lagi hanya cengo melihat kedatangan kedua pria yang mengagetkan mereka.
"Loh, kalian sekolah disini juga ternyata?" tanya Cindy kepada mereka berdua. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa selama ini mereka memiliki kakak kelas tampan. Maksudnya, bagaimana bisa selama ini Cindy tak menyadari hal itu? Biasanya kan sinyal Cindy sangat peka terhadap cowok-cowok ganteng.
"Iya, kita kakak kelas kamu. Kamu anak kelas sebelas kan?" tanya Vicky.
"Iya, wah berarti kita harus panggil kalian kakak dong!" jawab Fana sambil nyengir. Kemudian Anton dan Vicky duduk di kursi kosong meja kantin ketiga gadis itu sambil nyengir.
"Nggak usah. Kita kan udah deket, jadi panggil nama aja biar nggak canggung." jawab Anton sambil melirik Sherly yang tengah meneguk minuman softdrink yang ia beli.
Lambat laun suasanya menjadi semakin menyenangkan, dengan cepat mereka akrab menjadi teman baik. Fana yang semula hanya memiliki dua teman dekat sekarang temannya bertambah lagi menjadi empat. Ia sangat senang dikelilingi teman-teman yang baik terhadapnya.
---
Bel pulang pun berbunyi, tanda bahwa jam belajar mengajar telah berakhir. Para siswa kembali berhambur keluar kelas menuju tempat tujuan mereka masing-masing.
"Pulang bareng yuk?" ajak seorang pria dibelakang Fana. Fana menoleh ke belakang dan segera tersenyum menyadari bahwa pria itu adalah Vicky.
"Maaf ya, tapi aku kan pulang sama Cindy dan Sherly. Mereka sudah nungguin di parkiran." tolak Fana dengan lembut. Vicky kecewa, tapi berusaha menutupinya dengan senyuman.
"Ya udah nggak papa kok. Sampai ketemu besok ya?" kata Vicky menyudahi kemudian berlalu.
Selama perjalanan, Fana hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Cindy yang tengah menyetir mobilnya itu segera menyadari tingkah aneh Fana.
"Kenapa sih sayang?" tanya Cindy kepada Fana. Ucapan itu sejenak membuyarkan lamunan Fana, namun Fana hanya diam tak berniat menjawab pertanyaan itu.
"Oh iya, katanya tadi pagi kamu mau ngomong sesuatu sama kita? Apaan tuh Fan?" tanya Sherly sambil menyembulkan kepalanya di sela-sela kursi depan. Fana menghela napas panjang, raut mukanya tampak frustasi hanya karena ia ingin menyampaikan sesuatu pada kedua temannya.