18

156 20 3
                                    

Flashback On. (Nino's POV)

Kebetulan luar biasa terjadi, saat aku hendak mencari kontak Wulan, tiba-tiba saja justru Wulan yang menghubungiku terlebih dulu. Dia mengatakan bahwa dirinya baru saja kecelakaan ringan dan tidak bisa menghubungi Titan. Ia memintaku menemuinya di rumah sakit.

Sebenarnya aku tidak nyaman dengan hal ini, tapi saat ini aku tidak tahu Titan dimana terlebih lagi Titan juga sedang marah denganku. Mengajaknya bicara hanya akan memperkeruh suasana. Akhirnya, aku menghampiri Wulan sendirian. Baiklah, meski terlanjur jijik dengan Wulan, tapi aku tetap menghampirinya. Siapa yang tega melihat seorang gadis terluka dan meminta bantuannya.

Aku sudah mencari-cari sosok Wulan di IGD. Tapi tidak ada, padahal ia tadi mengatakan ada disana. Akhirnya aku mencoba menelponnya berkali-kali sampai diterima.

"Kamu dimana kak? Aku cari di IGD kok nggak ada?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Aku di rooftop. Cari udara segar." Jawabnya, masih dengan suara lembut yang sekarang bagiku hanyalah kepalsuan belaka.

"Oke aku kesana, jangan kemana-mana dulu. Kamu kan lagi sakit." Aku menutup telepon secara sepihak dan berlari menuju rooftop. Untungnya Wulan benar-benar disana. Ia berdiri membelakangiku, menatap gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya.

"Kak..." panggilku yang membuat sang empunya menoleh dan tersenyum ke arahku. Penampilan Wulan sedikit berbeda, ia memakai kacamata. Aku mendekat ke arahnya.

"Kamu datang juga." Ucapnya.

"Bagian mana lukanya?" tanyaku penasaran karena ku lihat Wulan tampak baik-baik saja.

"Disini..." ujarnya sambil menepuk dadanya. Saat itulah aku baru menyadari Wulan mengenakan sapu tangan karet yang melekat ketat. Aneh bukan? Tapi bodohnya aku tidak curiga. Aku justru sibuk mencerna maksud dari ucapan Wulan.

"Maksudnya?"

"Jadi kamu benar-benar nggak inget?" matanya menatapku nanar, hampir menangis. Aku semakin pusing mencerna maksud ucapannya.

"Kamu benar-benar lupa sama aku? KENAPA KAMU NGGAK PERNAH PEDULI SAMA AKU?!" Teriak Wulan sambil menangis. Ya Tuhan, aku masih tidak mengerti.

"Kamu nggak inget ini?" Wulan menyingkap lengan bajunya hingga ke siku, menunjukkan balutan perban di siku kanannya, lalu melepas perban itu dengan kasar.

"Kamu nggak inget ini?" Wulan menyingkap lengan bajunya hingga ke siku, menunjukkan balutan perban di siku kanannya, lalu melepas perban itu dengan kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihat! Aku bahkan melukai tanganku lagi biar kamu inget!" lanjutnya. Kali ini aku mengerti, dia adalah gadis yang pernah ku tolong dulu. Tapi benarkah? Aku bahkan tak menyadarinya karena penampilan Wulan sangat berbeda dari sebelumnya. Sekarang ia jauh berkali-kali lipat lebih cantik.

"Kenapa? Kenapa kamu nggak inget aku sama sekali? Awalnya aku pikir kamu cuek karena aku jelek. Sekarang aku cantik, tapi kamu masih aja cuek." Ucap Wulan disela-sela tangisnya.

Nino is Nana | Jungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang