Pelajaran Bahasa Inggris di jam pertama pun dimulai. Sherly-sesuai perintah guru-dengan fasihnya membaca bacaan di depan kelas. Intonasinya sangat bagus, dia memang sangat menyukai pelajaran Bahasa Inggris dan tentunya hal itu dimanfaatkan oleh Cindy dan Fana untuk mengajari mereka yang tidak begitu mahir dalam bidang bahasa.
"Kok aku jadi kepikiran Nino ya? Nggak kebayang kalo nanti dia bakal satu kelas sama kita." bisik Cindy kepada Fana yang hanya ditanggapi oleh senyuman.
"Cindy! Perhatikan temanmu saat membaca!" kata Pak Dhani yang sialnya memergoki Cindy mengobrol dengan Fana. Padahal ia sudah berbisik sepelan mungkin, untung saja Fana tidak menanggapi Cindy seperti biasa. Ia tahu betul bahwa Pak Dhani sangat sensitif, mudah marah dan terganggu dengan keributan sekecil apapun. Cindy hanya mengangguk pelan, mukanya merah karena malu.
Usai pelajaran tentunya istirahat, suasana kantin langsung ramai dengan para siswa yang berteriak memesan makanan, bersenda gurau, bahkan membicarakan teman mereka alias ghibah. Vicky dan Anton yang biasanya hanya duduk-duduk di depan kelas bersama teman-teman lainnya kali ini menyempatkan diri ke kantin untuk bertemu dengan tiga bidadari. Namun, belum sempat Anton dan Vicky sampai di kantin, mereka melihat Cindy sedang berbicara serius dengan cowok di depannya. Cowok itu juga tampak serius, raut mukanya terlihat marah.
"Sesibuk apa sih kamu? Selalu aja nggak ada waktu buat aku!" protes cowok itu dengan nada emosi. Tidak usah ditanya lagi, cowok itu adalah Rio, pacar Cindy.
"Mungkin sesibuk artis." jawab Cindy sekenanya, ia terlihat membujuk Rio dengan ekspresi manjanya."Aku serius sayang, kamu itu nggak pernah mau ngasih waktu buat aku! Kamu pikir aku ini apa? Hah?" bentak Rio dengan marah. Cindy merotasikan bola matanya, mulai malas.
"Dengar ya Rio, aku itu memang lagi sibuk. Temanku lagi punya masalah dan aku harus bantuin dia." Jelas Cindy.
"Teman siapa?" tanya Rio menatapnya curiga, seolah tidak percaya.
"Ya teman sekolah dong! Terserah lah kalo kamu nggak percaya!" jawab Cindy yang kemudian pergi meninggalkan Rio. Belum menyerah, Rio mengekor di belakangnya dan terus mengomel.
"Eh, kok kamu malah pergi sih? Aku kan belum selesai ngomong!" sergah Rio, Cindy tetap berjalan tanpa menghiraukan Rio
"Cindy!" teriak Rio "Yang harusnya marah itu aku, bukan kamu!"
Siswa siswi lain yang kebetulan berada disekitar situ ikut menyaksikan pertengkaran singkat antara Rio dan Cindy. Vicky tertawa kecil menghampiri Rio yang masih cengo menatap punggung Cindy berlalu, disusul Anton yang mengekor dibelakangnya.
"Sabar aja ya bro. Cewek itu emang susah, maunya dingertiin." ujar Vicky terkekeh. Rio menyadari bahwa Vicky yang mengajaknya bicara itu hanya diam dan tersenyum tipis sebelum akhirnya pergi. Ia belum berani melawan kakak kelas yang menertawai pertengkaran hubungan asmaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nino is Nana | Jungwoo ✔
FanfictionCERITA DARI TAHUN 2011, BELUM DIREVISI "Sorry ya Pak Tua, meskipun profesi kita sama-sama penjahat disini, tapi kali ini aku nggak mau ada penyusup di rumah ini selain aku!" ucapnya pada pria yang sudah tak sadarkan diri itu dengan suara nyaring lay...