11

150 19 1
                                    

Hari demi hari berlalu Nino tampak lebih rileks menjadi Nana, sepertinya ia mulai terbiasa. Berkenalan dengan teman-teman di sekolahnya dengan baik. Suaranya yang lembut dan wajahnya yang tampak imut itu membuat teman Nino yang lain tidak mengetahui atau curiga dengannya. Fana ikut lega dengan acting Nino yang memainkan perannya dengan baik.

Seharusnya di jam istirahat ini, Fana dan kedua temannya itu sudah nongkrong di kantin. Tapi kali ini Fana berjalan menuju lokernya, semua ini karena Vicky yang terus-terusan meminta Fana untuk meminjamkan buku paket Biologi kelas 11. Katanya ia butuh buku itu segera karena keperluan tugasnya. Akhirnya disini lah ia berdiri, menatap lokernya yang masih terkunci. Sebenarnya Fana sudah berulang kali meminta Cindy dan Sherly untuk menunggunya di kantin. Tapi tetap saja mereka mengekor. Ck ck, setia kawan. Mungkin.

Fana memutar kunci lokernya dan dalam sekejap pintu itu terbuka memuntahkan boneka kecil teddy bear yang memenuhi loker Fana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fana memutar kunci lokernya dan dalam sekejap pintu itu terbuka memuntahkan boneka kecil teddy bear yang memenuhi loker Fana. Diakhiri dengan sepucuk amplop merah muda yang mendarat diatas tumpukan boneka teddy. Cindy dan Sherly ternganga dibuatnya. Dengan sejuta rasa penasaran, Fana meraih amplop yang berisi surat itu. Membukanya perlahan dan membaca isi surat itu dalam hati.

'Would you be my girlfriend? –Vicky.'

Seolah belum cukup membuat Fana terkejut, tiba-tiba ia mendengar suara berat memanggil namanya.

"Fana..." panggil Vicky sambil membawa sebucket bunga menuju Fana.

"Would you be my girlfriend?" ujarnya dengan senyum sempurna di bibirnya. Menampakkan sederet gigi putihnya.

Pernyataan cinta itu tentu menarik perhatian siswa siswi untuk mengerubung dan menyoraki mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernyataan cinta itu tentu menarik perhatian siswa siswi untuk mengerubung dan menyoraki mereka. Fana tampak sangat kebingungan. Ia hanya mematung, tak mampu memberikan reaksi apapun. Bahkan untuk sekedar menerima bunga itu.

"Kamu perlu waktu untuk berpikir?" tanya Vicky seakan menyadari bahwa Fana terlalu shock dengan kejutan ini. Fana hanya mengangguk pelan, matanya mengedarkan pandangan sekitar mencari kedua sahabatnya. Tapi ia tak bisa menemukannya. Akhirnya Fana menundukkan tubuhnya pelan di depan Vicky—bermaksud untuk pamit—dan meninggalkan Vicky. Perlahan kerumunan siswa siswi itu bubar.

Nino is Nana | Jungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang