Satu.

631 107 13
                                    

Dahulu kala diciptakanlah dua kekuatan yang saling menyeimbangkan. Masing-masing memiliki 95% kekuatan otak yang telah diaktifkan dan mendekati sempurna. Kekuatan tak terduga yang diserahkan kepada dua anak manusia yang terpilih, kekuatan yang bertolak belakang. Yang satu hitam dan yang satu putih, saling menyeimbangkan. Karena dunia hanya bisa seimbang jika ada lawannya.

Jahat dan baik, hitam dan putih, derita dan bahagia, gelap dan terang. Dua kekuatan itu ditakdirkan sama hebatnya, demi keseimbangan dunia. Seharusnya dua kekuatan itu berjalan selaras dan damai, seharusnya dua kekuatan itu saling menghargai dalam kediaman yang sunyi. Sayangnya, ketika dua kekuatan itu harus bertentangan, satu-satunya cara memenangkan pertarungan adalah dengan mendapatkan keunggulan 5% yang tersisa.

Another 5%.






***




"Bagaimana keadaan anda, tuan?" Dokter paruh baya bermarga Lee yang menangani Lucas itu tersenyum ramah. Yah, Lucas sudah begitu lama dirumah sakit, hingga setiap dokter mengenalnya dengan baik. Mereka selalu melemparkan tatapan ramah dan iba, iba karena umurnya mungkin tidak akan lama lagi.

"Saya baik-baik saja, dok." Lucas tidak berbohong, ia merasa amat sangat sehat.

Tidak ada lagi rasa sakit yang menderanya, rasa pusing yang membuat kepalanya terasa dipukul-pukul oleh palu pun sudah menghilang, rasa nyeri disekitar tubuhnya, menjalari setiap aliran darah sebegitu seringnya hingga membuat ia terbiasa sekarang sudah tiada.

Lucas merasa aneh, hampir terlalu lama lelaki itu merasakan sakit hingga terasa familiar dan sekarang begitu rasa itu tidak ada, ia merasa aneh. Aneh yang menyenangkan.

"Syukurlah, kau benar-benar tampak sehat hari ini." Dokter Lee mengamati Lucas dan merasa senang melihat perubahan penampilan lelaki itu, Lucas benar-benar tampak bercahaya dan sehat, sangat berbeda dengan yang biasanya.

Kulit kusam, wajah pucat dan kuyu. Itulah yang selalu terlihat di wajahnya beberapa waktu lalu. Dokter Lee kemudian memeriksa Lucas. Jantungnya terdengar sama kuat dengan orang sehat pada umumnya sebab itulah ia mengerutkan kening, bingung.

"Apakah kau tidak merasa pusing dan mual lagi Lucas? Biasanya efek pengobatan membuatmu mual berhari-hari."

"Saya tidak merasakan apapun, dokter. Saya merasa sehat." Lucas tersenyum kala menjawab pertanyaannya. Dan memang demikian adanya. Dokter Lee makin mengerutkan keningnya.

"Kita akan melakukan pengecekan regular seperti biasanya. Kami akan memindai otakmu dengan MRI dan CAT untuk mengetahui bagaimana perekembangan penyakitmu."

Lucas menganggukan kepalanya, dia sudah terbiasa dengan semua jenis pemeriksaan atas dirinya. Semua suntikan itu, semua obat yang lama-lama terasa memuakkan, semuanya telah dilaluinya.

Ketika dokter Lee pergi dan menjadwalkan perawat untuk mengantarnya melalui proses MRI, Lucas merasakan jantungnya berdebar. Mungkin hasil pemeriksaan akan memperlihatkan apakah pertemuannya dengan lelaki tua itu hanyalah mimpi atau kenyataan.




***




Setelah selesai pemindaian, Lucas diantar kembali ke kamarnya. Dokter Lee akan menemuinya besok untuk konsultasi dan membicarakan hasil prosedur pemeriksaan seperti biasanya. Sementara itu, ia harus menunggu dikamar rawatnya yang dingin dan sepi.

Jam besuk masih lama, mungkin Taeyong masih dalam perjalanan ke rumah sakit. Lucas menghela napas panjang. Betapapun sibuk kekasihnya itu, Taeyong tidak pernah melewatkan satupun kunjungan di jam besuk Lucas.

Another 5%Where stories live. Discover now