Jaehyun termenung sambil menatap kotak kecil bekal sederhana di atas mejanya. Dia sendiri tidak tahu kenapa secara impulsif meminta bekal itu dari Taeyong. Tetapi melihat makanan dalam kotak bekal itu, mengingatkannya kepada ibunya di masa lalu.
Ibunya yang selalu membuatkannya kotak bekal kecil semacam ini ketika ia berangkat ke sekolah. Mungkin semua ini hanyalah karena dorongan otaknya untuk mengulang kembali kenangan itu. Ke masa-masa hidupnya yang tidak rumit, sebagai bocah kecil yang punya banyak impian yang kemudian dihancurkan oleh beban kekuatan kegelapan yang menggerogoti hatinya sedikit demi sedikit. Jemari Jaehyun bergerak pelan mengambil sendok dan mencicipi makanan buatan Taeyong. Dia lalu memejamkan matanya, mengenang masa lampau.
"Anda memakan masakan lelaki itu?" Jaehyun tersentak, membuka matanya dan menatap tajam ke arah Carlos yang tiba-tiba saja sudah berdiri di pintu. Ia tidak pernah terkejut sebelumnya karena kedatangan siapapun, tetapi kali ini dia benar-benar terkejut. Pikirannya tenggelam di masa lalu sehingga tidak waspada.
"Seharusnya kau permisi dulu sebelum masuk, Carlos." Kata Jaehyun tajam. Carlos beringsut, sedikit takut.
"Saya hanya ingin menyampaikan kabar penting, tuan."
"Kabar apa?"
"Buku itu sudah sampai ke tangan Lucas, dan Marco sudah menemuinya." Jaehyun langsung tersenyum mendengar kabar itu, senyuman puas yang tampak buas.
"Bagus, berarti waktunya sebentar lagi. Biarkan bocah ingusan itu bermain-main dan berlatih dengan kekuatannya dulu, dan setelah itu dia harus menghadapiku."
***
"Jadi kau ingin merayakan di mana?" Lucas tersenyum, menarik pinggang Taeyong agar mendekat dan mengecup dahinya. Mata si mungil berbinar.
"Aku tidak percaya kita akhirnya merayakan ulang tahunku di luar." Besok adalah hari ulang tahun Taeyong. Selama beberapa tahun terakhir, ulang tahun mereka, baik Taeyong maupun Lucas selalu mereka rayakan dengan sederhana di rumah sakit. Ia akan membawa kue sederhana dan mereka akan meniup lilin bersama, perayaan yang sedikit membawa kesedihan karena pada waktu itu hari ulang tahun seperti memperingatkan dengan sinis bahwa masa mereka bersama semakin sedikit.
Tetapi sekarang tidak begitu lagi, Lucas sudah sembuh, sehat dan bahagia dan mereka akan bisa merayakan ulang tahunnya dengan sepenuh hati, merayakan kebersamaan mereka. "Ya, dan kita akan membuatnya istimewa. Semuanya. Aku akan memesan makan malam romantis dan kita akan menghabiskan waktu bersama."
"Terima kasih, Lucas." Matanya berkaca-kaca. Membuat lelaki yang lebih tinggi mengecup pipinya dan mengusap air mata dengan lembut.
"Hei kenapa menangis. Ayo tersenyum, aku berjanji kita akan banyak tertawa nanti." Lucas mungkin harus mencemaskan bagaimana melatih kekuatannya sebelum sang pemegang kekuatan kegelapan menyerangnya. Tetapi itu bisa dipikirkannya nanti, sekarang waktunya dia untuk memikirkan bagaimana membahagiakan Taeyong.
***
Jaehyun termenung di ruangannya, dia mengingat lagi puisi tentang pengorban sang cinta sejati, dan bertanya-tanya. Benarkah nyawa yang diminta untuk menggantikan lima persen kekuatan itu? Jadi bagaimanapun Lucas tidak akan mungkin mengorbankan kekasihnya bukan?.
Jaehyun yakin Lucas tidak akan membiarkan kekasihnya kehilangan nyawa. Tetapi bagaimana kalau di saat mendesak nanti, Taeyong mengorbankan nyawanya dengan kemauan sendiri tanpa seizin dan tanpa sebisa ditahan oleh Lucas? Hal itu mungkin saja terjadi bukan? Kalau begitu semuanya tergantung pada Taeyong, dan Jaehyun harus melakukan sesuatu.
![](https://img.wattpad.com/cover/196344664-288-k147564.jpg)
YOU ARE READING
Another 5%
Fantasy정재현 x 이태용 [ Remake from Santhy Agatha ] Bagaimana jika kau bisa mengaktifkan kekuatan otakmu hingga 95% ? Bagaimana jika kau mempunyai kekuatan hampir setara kekuatan Tuhan? Bagaimana jika kehancuran dunia ini ada dalam genggamanmu? Dan bagaimana ji...