Dua Puluh

477 83 13
                                    

Ketika Taeyong membuka matanya, dia berada di sebuah kamar. Kamar yang indah bernuansa cokelat lembut. Ia kebingungan dan langsung terduduk , dimanakah dia? Ingatannya yang terakhir adalah saat menangis Lucas disofa flat miliknya. Tapi mengapa ia tiba-tiba ada disini?

"Kau sudah bangun." Suara itu tiba-tiba saja muncul dari ujung ruangan, membuat Taeyong terperanjat . Dia menoleh dan mendapati Jaehyun berdiri di sana, mengamatinya dengan tatapan yang tajam.

"Sir?" Taeyong mengerutkan kening kebingungan meliputinya. Berusaha mengumpulkan memori, kenapa dia bisa tiba-tiba berada di dalam sebuah kamar bersama bosnya itu. Tetapi bagaimanapun ia mencoba, yang diingatnya hanyalah dia sedang menangis di sofa. Bagaimana bisa dia berada di sini?

"Kau tak perlu bingung Taeyong, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu." Jaehyun berdiri dan tersenyum kepadanya, tetapi entah kenapa auranya terasa begitu mengerikan. "Karena pada akhirnya, aku dan Lucas akan bertarung."

Mata bulat milkinya menatap Jaehyun, sejujurnya Taeyong terperangah dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya barusan. Lelaki itu bilang bahwa ia akan 'bertarung'. Kata bertarung mengisyaratkan diperlukannya kekuatan fisik dan merupakan bentuk kata untuk mengisyaratkan perkelahian dua orang yang sama-sama kuat.

Tatapan Taeyong tetap menyiratkan kewaspadaan kepada Jaehyun, dia mundur sejauh mungkin dari ranjang, bersiap melompat kalau-kalau lelaki itu mendekat, hal itu sepertinya malahan membuat Jaehyun geli karena dia hanya berdiri di sana dengan senyuman mengejek.

"Di dunia ini, untuk menjaga keseimbangan maka diciptakanlah gelap dan terang. Ada yang mengendalikan kekuatan terang, dan ada yang mengendalikan kekuatan kegelapan. Sayangnya Taeyong, kau dan aku berada di sisi yang berseberangan, meskipun sebenarnya aku tidak ingin menyakitimu."

Kata-kata Jaehyun masih sulit dimengertinya. Lelaki ini tampak aneh dan berbeda, bukan seperti atasannya yang biasanya elegan dan selalu tenang. Lelaki ini sekarang tampak berbahaya, seperti pemangsa yang siap membunuh kapanpun dia menginginkannya.

"Apa maksud anda sir?" Jaehyun masih berdiri dengan tegap di sana.

"Aku adalah pemegang kekuatan kegelapan. Dan Lucas adalah pemegang kekuatan terang. Aku sudah bertekad untuk menghancurkan siapapun yang memegang kekuatan terang."

Lucas? Pemegang kekuatan terang? Apa maksudnya? Jaehyun tampaknya bisa membaca kebingungannya, lelaki itu melanjutkan perkataannya.

"Apakah kau tidak pernah berpikir kenapa Lucas dengan penyakit separah itu bisa sembuh? Itu karena dia mendapatkan kekuatan terang dari Siwon, pemegang kekuatan sebelumnya. Kau mungkin masih bingung. Jadi akan kutunjukkan padamu." Jemari Jaehyun terulur ke depan, lalu dari sana keluar api yang menyala begitu saja.

"Kami sang pemegang kekuatan, memperoleh kekuatan karena sang pemegang kekuatan sebelumnya mewariskan kemampuannya kepada kami dengan mengaktifkan fungsi otak hingga 95% persen. Kau tahu bukan bahwa manusia yang sekarang dengan kepandaiannya itu ternyata hanya menggunakan kemampuan otaknya sebanyak sepuluh persen? Kau pasti bisa membayangkan apa yang bisa kami lakukan dengan kemampuan otak 95%." Api di tangan Jaehyun semakin membesar tetapi secara ajaib, lelaki itu bisa mengendalikannya.

"Kami mempunyai kekuatan luar biasa, hampir tak terbatas. Kami bisa menguasai semua elemen bumi, air, api, udara." Tiba-tiba api di tangan Jaehyun berubah menjadi es yang membeku, dan dalam sekejap mata luruh menjadi abu dan menghilang di udara.

"Kami bisa melakukan apa saja yang kami mau di dunia ini." Sinar pada matanya meredup. "Termasuk saling menghancurkan."

Taeyong menatap Jaehyun antara bingung dan tidak percaya. Tetapi lelaki itu telah menunjukkan kekuatannya di depannya, yang meskipun mungkin itu kekuatannya yang paling sederhana tetap saja menjadi bukti.

Another 5%Where stories live. Discover now