Lucas menyentuh dahinya dengan lembut, ekspresinya tampak cemas, "Kau demam tinggi sayang, ya ampun." Jemarinya membelai-belai dahi Taeyong seolah mencoba menyerap demamnya. "Tidurlah, semoga besok demamnya sudah turun."
Taeyong menatap Lucas dengan penuh cinta, ada senyum berkembang di bibirnya meskipun kepala dan seluruh tubuhnya terasa sakit,"Kau datang untukku, kau tidak melupakanku." Gumamnya lemah.
Bibir Lucas menyunggingkan senyuman sayang, "Bicara apa kau Taeyong?, tentu saja aku tidak akan melupakanmu, aku di sini untukmu. Oke? Sekarang tidurlah."
Ia menurut. Matanya terpejam dan bibirnya menyunggingkan senyuman bahagia. Kalimat Lucas itu sama seperti janji menyenangkan yang dibisikkan di bawah kesadarannya tadi. Aku ada di sini untukmu sayang... jangan menangis.... Kalimat itu terus menggema dalam pikiran Taeyong, membuat tidurnya terasa nyaman.
Sementara itu, Jaehyun menyandarkan tubuhnya di dinding, dia masih ada di situ. Berdiri di lorong depan pintu flat dalam keheningan. Bibrinya tersenyum sinis mendengarkan kelembutan Lucas untuk Taeyong. Tadi dia langsung menghilang begitu mendengar Lucas datang. Tetapi entah kenapa, Jaehyun tidak pulang. Melainkan masih menunggu di lorong flat Taeyong seperti orang bodoh.
Dia hanya mencibir ketika pandangannya bisa menembus sampai ke kamar Taeyong. Lelaki itu mungkin sekarang sudah tenang karena bisa bersama cinta sejatinya. Sambil menggertakkan giginya, Jaehyun memejamkan mata, dan dalam sekejap bayangannya sudah ditelan kegelapan.
Pagi harinya, aroma sup yang harum dan menggugah selera membuat Taeyong membuka matanya, demamnya sudah agak turun meskipun kepalanya masih sedikit pening. Ia menyingkap selimut yang menutup rapat tubuhnya dan mencoba duduk, mengernyitkan kepalanya akibat dentuman rasa nyeri yang langsung menyerang.
"Kau belum boleh bangun dulu." Lucas tiba-tiba masuk kedalam kamarnya, membawa nampan besar di tangannya berisi sup yang mengepul panas dan segelas besar jus jeruk "Berbaringlah lagi." Ujarnya tegas.
Ia tersenyum menatap kekasihnya, lebih memilih untuk menurut dan berbaring lagi, mengganjal bantal di punggungnya hingga dia setengah terduduk. Sementara itu, Lucas meletakkan baki itu di meja dan duduk di tepi ranjang, lalu meletakkan telapak tangannya dengan lembut di dahi Taeyong.
"Demamnya sudah sedikit turun." Lelaki itu lalu meraih mangkuk sup dari atas baki, "Mau makan?" Taeyong menganggukkan kepalanya lidahnya terasa pahit. Tetapi entah kenapa aroma sup yang sangat harum itu menggugah seleranya.
"Kau memasaknya sendiri?" Tanya Taeyong.
"Kau tahu bahwa aku tidak bisa masak kan?, ini aku beli dari kedai di seberang." Taeyong tertawa melihat pipi Lucas yang memerah, dia tersenyum menatap kekasihnya dengan sayang.
"Terimakasih Lucas, sudah mau merawatku."
"Tentu saja sayang." Lucas menggenggam jemari mungil itu dengan tangannya, "Karena aku mencintaimu." Dikecupnya jari itu dan kemudian dia mengedipkan sebelah matanya. "Ayo makan supmu, setelah itu minum obat turun panas." Taeyong menganggukan kepalanya, ia mengerutkan keningnya ketika teringat sesuatu,
"Jam berapa ini?"
"Jam enam pagi, kenapa?"
Ia tampak cemas, "Aku— aku harus ke kantor."
Lucas menggelengkan kepalanya tidak setuju, "Taeyong, kau demam, kau butuh istirahat, perusahaan pasti mengerti kalau kau sedang sakit dan tidak bisa bekerja, nanti siang kita ke dokter dan meminta surat dokter untukmu, oke?"
Taeyong merenung, "Tapi aku harus menelepon bosku untuk meminta izin."
"Kau bisa menghubunginya nanti, setelah makan sup. Sekarang makanlah dulu."
![](https://img.wattpad.com/cover/196344664-288-k147564.jpg)
YOU ARE READING
Another 5%
Fantasi정재현 x 이태용 [ Remake from Santhy Agatha ] Bagaimana jika kau bisa mengaktifkan kekuatan otakmu hingga 95% ? Bagaimana jika kau mempunyai kekuatan hampir setara kekuatan Tuhan? Bagaimana jika kehancuran dunia ini ada dalam genggamanmu? Dan bagaimana ji...