Tiga Belas

264 69 20
                                    

Marco membawanya ke sebuah lapangan yang luas dan sepi. Entah darimana lelaki tua itu bisa menemukan tempat ini. Lelaki itu tampak misterius. tetapi entah kenapa Lucas merasa bisa mempercayainya. Lelaki ini sepertinya memang sudah ditakdirkan untuk membantunya.

"Kenapa kau membawaku ke lapangan luas seperti ini?"

"Karena saya akan membantu anda membangkitkan kekuatan anda. Kekuatan otak yang saat ini ada di dalam tubuh anda, yang dilimpahkan oleh tuan Choi kepada anda, belum terbangkitkan sepenuhnya, sifat alaminya memang akan membuat tubuh anda sembuh dan memperbaiki dirinya sendiri dengan cepat." Dan kemudian, tanpa diduga, dengan gerakan secepat kilat, Marco menghujamkan pisau yang entah diambilnya darimana ke dada kiri Lucas.

Ia terbelalak, pucat menatap Marco, merasakan nyeri yang menghujam ke jantungnya. Lucas menunduk dan melihat ke arah pisau yang menancap di dadanya, membuat darah segar langsung merembes ke kemejanya,

"Apa yang kau-" Sebelum Lucas menyelesaikan kalimatnya, dengan dingin dan tanpa ekspresi, Marco mencabut pisau itu dari dada Lucas, sebuah gerakan yang cepat dan menyakitkan.

Lucas mengerang ketika darahnya menyembur dari jantungnya, keluar dari lubang menganga yang ditinggalkan oleh bekas tusukan pisau itu. Kenapa Marco menusuknya? dan kenapa sekarang lel;aki itu hanya berdiam diri saja dan mengamatinya? Dan kenapa, ia tidak merasa sakit?

Lucas menunduk, menyentuh dadanya, kemejanya basah dan lengket oleh darah yang bebau anyir, tetapi dadanya tidak sakit. Dengan penasaran ia membuka kemejanya, memeriksa lukanya dan kemudian terpana.

Di balik darah yang membasahi dadanya, tidak ada apa-apa di sana. tidak ada bekas luka setitikpun. Padahal jelas-jelas dia merasakan pisau itu menembus dadanya dan darahnya merembes keluar, tetapi di balik bekas darah itu tidak ada apapun di kulit dadanya, tidak ada luka apapun. Seakan tubuhnya menyembuhkan diri dengan begitu cepatnya.

Lucas masih ternganga sambil menatap ke arah Marco, sekarang dia mengerti kenapa pelayannya itu menusuk dadanya tiba-tiba, lelaki tua ini ingin menunjukkan secara langsung betapa kuatnya tubuh Lucas sekarang.

"Inilah kekuatan anda tuan Wong. Karena itulah anda sembuh dari penyakit anda, tuan Choi tidak melanggar aturan semesta dengan membuat anda sembuh, karena kesembuhan anda bukan berasal dari kekuatan tuan Choi. Kesembuhan anda dikarenakan tubuh anda memperbaiki diri sendiri setelah kemapuan otak diaktifkan hingga maksimal 95%. Anda tidak bisa terluka, tidak bisa sakit bahkan tidak bisa mati, umur anda akan berhenti di usia tigapuluh tahun."

Berhenti di usia tiga puluh tahun? Tunggu dulu ! Jadi bagaimana dengan Taeyong? Apakah beberapa tahun nanti, Taeyong akan menua? Sementara dia berhenti di usia tiga puluh tahun?

Marco sepertinya tahu apa yang ada di benak Lucas, "Itu mungkin bisa disebut takdir sang pemegang kekuatan. Sebagai ganti kekuatan yang sangat besar, sang pemegang kekuatan harus rela menanggung hidup sendiri, tetap muda dan melihat orang-orang yang dikenalnya menua, lalu mati satu persatu."

Mata Lucas menajam, "Aku tidak mau mengalami itu, Marco."

Marco membalas tatapan tuannya, sama sekali tidak mundur, "Anda harus menanggungnya tuan, karena anda sudah menerima kekuatan itu dari tuan Choi. Apakah anda tidak pernah berpikir? Kalau saja otak anda tidak diaktifkan hingga 95% oleh Tuan Choi, mungkin anda sudah mati duluan dan meninggalkan orang-orang yang anda cintai."

Dua pilihan. Lucas tertegun. Selalu ada dua pilihan ketika kita mencintai seseorang, dua pilihan yang muncul karena semua manusia pasti mati. Pilihan itu adalah meninggalkan atau ditinggalkan, Seorang kekasih yang mencinta pasti akan lebih memilih meninggalkan lebih dulu jika menyangkut kematian, sehingga dia tidak akan menanggung kepedihan karena ditinggalkan oleh yang tercinta.

Another 5%Where stories live. Discover now