29. Jangan Dia

463 97 15
                                    

   Dahyun mensenyapkan ponselnya. Sedari tadi tidak berhenti berdering padahal Dahyun masih sibuk di jalan menyetir mobil mencari keberadaan Hanbin. Begini-begini Dahyun sesungguhnya bisa mengendarai mobil, buat apa duit banyak kalau tidak bisa punya mobil sendiri apalagi menyetirnya.

   Mau tidak mau Dahyun melipirkan mobil demi mengangkat panggilan yang terus terusan datang. Apa begini rasanya jadi Hanbin, semenjak berita itu muncul dia tidak bisa dihubungi. Di saat pikiran lagi kalut memang tidak tepat untuk menanggapi orang-orang yang penasaran.

  "Mwo?" ucap Dahyun sedikit ngegas. Ngapain lagi tahu kalau  Chaeng yang meneleponnya.

  "Eonnie, apa benar kata sajangnim kau sedang mencari Hanbin?"

  "Hei kau kira aku sedang mencari apa selama hampir sepuluh jam?"

  "Kalau begitu eonniedeul yang lain tidak bisa melarangmu lagi. Kumohon hati-hatilah. Kudengar Hanbin menghilang setelah kabar ini terkuak. Coba kau cari saja dimana tempat-tempat yang bisa menjernihkan orang depresi."

  "na ara." (Aku tahu)

  Panggilan dimatikan, kali ini Dahyun melempar ponselnya sendiri ke sembarang arah. Untungnya mendarat di kursi penumpang sebelahnya. Memangnya dimana tempat untuk menjernihkan pikiran orang depresi? Rumah sakit jiwa? Tidak mungkin Hanbin ada disana.

  Dahyun tahu ini menyebalkan, dia sudah mencoba menghubungi Hanbin sejak tadi. Apalagi dikabarkan Hanbin tidak ada di dorm begitupula rumah orang tuanya. Apa yang harus Dahyun lakukan? Ia ingin berada di sisi Hanbin bahkan di saat laki-laki itu berada di posisi terendah. Kau tahu, bukan soal bucin atau tidak tetapi saat orang yang kau cintai dalam masalah, pasti ada inisiatif dari dirimu untuk membuatnya lebih baik, seperti menenangkannya. 

  Dahyun tidak menyangka sebermasalah ini YG Entertainment.

  Ponsel Dahyun kembali berdering. Nama Nayeon yang tertulis disana membuat jantungnya berdebar lebih kencang. Dahyun tidak mau menjadi pengecut, maka ia segera menerimanya.

  "Yeoboseyo, eonnie?"

  "Kau pasti sedang stress dan tidak mengecek berita. Hanbin berada di pinggir sungai Han. Sekarang dia sudah bersama managernya. Kemungkinan besar dia pulang ke rumah orangtuanya."

  Dahyun menekap mulutnya. Air matanya langsung mengalir begitu saja tanpa ia duga. Perasaan lega menyelimuti hatinya. Apa Nayeon sekarang berada di sisinya? Hal tersebut adalah keinginan Dahyun saat ini, selama apapun Hanbin akan ditemukan, jika para member mendukungnya, kekuatan Dahyun menjadi berlipat ganda.

  "Gomawoyo."

  "Woonjeon Josimhaeyo." (hati-hati menyetir)

  Dahyun mengangguk meskipun dia tahu Nayeon tidak bisa melihatnya, "Nde, eonnie."

  Dahyun langsung memutar kemudi menuju ke rumah orang tua Hanbin, meski baru sekali berkunjung tapi Dahyun masih hafal rute menuju kesana. Seolah semua hal mendukungnya termasuk Jalanan sekarang terasa lenggang, padahal sebelum ini seolah macet dimana-mana atau pikiran Dahyun saja yang macet. Ia berharap Hanbin baik-baik saja sekarang.

  Baru Dahyun menghela nafas lega akhirnya mendengar kabar Hanbin, tiba-tiba terdapat kerumunan di tengah jalan apalagi dekat rumah Hanbin. Terpaksa Dahyun mengerem mobilnya. Entah mengapa rasa penasaran begitu menyergap sehingga dia memutuskan untuk turun dari mobil. Wanita itu mencoba membelah kerumunan untuk menilik apa yang terjadi.

  Seketika Dahyun melemas menyaksikan siapa yang tergeletak di tanah. Feeling nya benar untuk turun dari mobil.

  "Hanbyul-ah!"

Menatap Sorai; Hanbin DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang