14. Memangnya Tak Boleh?

1K 146 29
                                    

  Dahyun bergegas memasukkan buku jurnal, ipad, earphone, dan dompetnya ke dalam tote bag miliknya lalu menentengnya di bahu. Setelah melakukan beberapa pekerjaan idol, hari ini Dahyun hanya ada briefing untuk pemotretan majalah jadi jadwal Dahyun lebih longgar. Sebuah keberuntungan bisa pulang sore hari ini.

  Ngomong-ngomong, Hanbin bersikeras untuk menjemput Dahyun setelah pulang kerjanya juga. Awalnya Dahyun menolak tapi Hanbin tidak ingin Dahyun sendirian. Sudah beberapa minggu mereka tidak bertemu, Hanbin ingin memiliki waktu sedikit lama bersama Dahyun.

  Silahkan hujat Hanbin, dia tukang modus.
 
   "Eonnie!" Dahyun berlari kecil mengejar Mina yang baru saja keluar dari salah satu ruangan yang bertuliskan director di pintunya. Mina sedang ada pembicaraan khusus dengan Hwang Yera selaku JYP's First Asisstan Director, "Aku akan keluar menjenguk Hanbyul. Mungkin akan pulang malam."

  "Hanbyul siapa?" tanya Mina bingung.

  "Adiknya Hanbin oppa."

  "Oh oke," Mina tersenyum lebar. Kalau kalian bertanya siapa ketua Hanbin-Dahyun shippers, maka jawabannya adalah Myoui Mina. Silahkan kalian mendaftar padanya.

   "Jangan pulang terlalu malam, aku akan mengatakan kalau kamu menjenguk saudaramu pada yang lainnya."

  "Ya semoga dia bisa jadi saudaraku sungguhan," Gumam Dahyun.

  "Apa katamu?"

  Dahyun menggeleng kuat, astaga.. Apa-apan tadi, Dahyun tidak ada bedanya dengan fans yang selalu berhayal menjadi istri Hanbin. Seperti pembaca cerita ini misalnya.

   Maafkan pemikiran liar Dahyun barusan, ia tak bermaksud.

  "Baiklah Eonnie. Aku berangkat duluan." Dahyun melambaikan tangannya lalu berlari keluar menuju lift. Dahyun menekan tombol turun menuju lobby, lift perlahan turun-turun dari lantai delapan sampai ke lantai empat. Saat pintu terbuka Dahyun cukup terkejut melihat Jaebum di dalam lift.

  Kenapa harus bertemu orang ini lagi, gerutu Dahyun dalam hati.

  Mau tidak mau Dahyun masuk ke dalam lift. Canggung. Hanya kata itu yang mampu mendeskripsikan hal ini.

  "Kamu mau pulang?" tanya Jaebum membuka obrolan. Hening sekali, Jaebum tak suka.

  "Tidak, aku akan menjenguk adikku--eh maksudku adik temanku." Dahyun merutuki mulutnya sendiri, kenapa virus halusinasi ini sulit sekali hilang. Ya beginilah yang akan terjadi ketika kau dekat dengan pria tampan tapi Dahyun hanya begini pada Hanbin. Dia tidak pernah sepercaya diri ini pada siapapun laki-laki yang pernah mendekatinya.

  Bisa dibilang, Hanbin pria pertama yang membuatnya gila, galau, gundah, gembira, gengsi dan lain-lain.

  Hanbin, sesungguhnya apa yang kau berikan pada Dahyun? Kau tidak memberinya Amortentia kan? Ramuan Cinta yang paling kuat di dunia---Dunia Harry Potter lebih tepatnya---

  "Teman? Apa Kim Hanbin yang menelepon di kafetaria tadi pagi?"

  Dahyun mengutuk Jackson seketika, pasti Jaebum tahu dari Jackson.

  "Jangan katakan pada siapapun tentang ini," ucap Dahyun sambil memandang lurus ke pintu lift yang memantulkan bayangan dirinya dan Jaebum berdiri bersebalahan seperti cermin.

  Jaebum tersenyum miris, Dahyun terdengar sangat sinis.

  "Maafkan aku---"

  "Aku lelah mendengar ucapan permintaan maafmu, Jaebum-ssi."

  "Masih bolehkah aku menyukaimu?" ungkap Jaebum. Jantung Dahyun seolah berhenti berdetak dan jatuh ke perut, Jaebum ini sudah gila ya!?

  Dahyun hanya terdiam tak mampu menjawab, pikirannya melayang ke kejadian beberapa tahun yang lalu yang sangat menyakitkan hingga jika diingat kembali selalu mampu membuat air matanya meleleh.

Menatap Sorai; Hanbin DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang