26 years later
"YAK KIM HANSEUL!"
Seorang laki-laki berbadan tegap berhenti sambil menenteng salah satu tasnya di pundak ketika namanya dipanggil. Muak sekali mendengar suara itu memanggilnya, ingin dia segera pergi dari sini tapi anak yang memanggilnya itu tidak akan berhenti begitu saja mengejarnya.
"Oh, Lee Baekyung."
"Jadi selama ini kau merahasiakan siapa orang tuamu ya?" anak bernama Baekyung itu langsung merangkul Hanseul layaknya teman yang sudah kenal lama tapi ini pertama kalinya Baekyung mendekatinya, "Kalau semua orang tahu mungkin mereka bisa berteman denganmu. Pantas saja Do Nari mau selalu dekat denganmu."
Hanseul melepas rangkulan tersebut secara paksa, "Kenapa dengan Nari? Aku berteman dengannya sejak kecil."
"Siapa disini yang tidak tahu kalau Do Nari adalah anaknya Im Nayeon Twice. Semua orang bertanya-tanya mengapa perempuan secantik Nari mau berteman dengan laki-laki yang kurang pergaulan sepertimu. Ternyata Kim Dahyun Twice adalah ibumu dan ayahmu pemilik agensi kan?"
"Lalu?" tanya Hanseul, pasti ada niat terselebung Baekyung.
"Aku mengajakmu berteman---"
"Tidak tertarik," jawab Hanseul singkat seraya pergi dari tempat ini. Sudah ia duga, mengungkap identitas orang tuanya maka orang-orang bermuka dua akan bermunculan. Apalagi selevel Baekyung yang merupakan anak politikus akhirnya mau berteman dengan Hanseul pasti karena kepopuleran orang tuanya.
Hanseul bergerak cepat supaya Baekyung tidak mengejarnya. Tahu darimana Baekyung soal orang tua Hanseul. Selama ini hanya orang-orang yang berurusan dengan administrasi sekolah dan Nari yang tahu kedua orang tua Hanseul. Jangan-jangan Nari yang menyebarkan!
"Kenapa kau sombong sekali sih!" teriak Baekyung. Hanseul tidak peduli dan dia terus berjalan, "Apa ibumu tahu kalau kamu anak yang menyebalkan dan tidak bisa berteman?"Hanseul mulai berhenti berjalan, tangannya mengepal kuat-kuat berusaha menahan emosi.
"Aku mengajakmu berteman supaya kamu dapat bertumbuh dengan baik daripada sendirian terus. Nari juga pasti akan bersama teman-teman perempuannya kan?" ucap Baekyung tulus kali ini, tapi Hanseul nampaknya benci dengan Baekyung yang sok menceramahinya. Memang apa salahnya tidak punya banyak teman?
"Katakan saja pada ibuku. Tidak usah ikut campur." balas Hanseul tak peduli.
"Termasuk kelakuanmu suka membolos sekolah untuk datang ke warnet?" Baekyung menarik pundak Hanseul berusaha menarik perhatian laki-laki keras kepala ini, "Kau sekolah di Hanlim seharusnya bisa memiliki teman yang berkualitas daripada berteman dengan anak-anak nakal di warnet, apa ibumu tidak malu? Reputasi ibumu sangat besar tapi berbanding terbalik denganmu."
Tanpa diduga Hanseul melayangkan tonjokan ke wajah Baekyung sampai laki-laki itu tersungkur jatuh. Tentu anak-anak yang yang berlalu lalang langsung berhenti. Beberapa ada yang memvideo beberapa berusaha melerai namun adu jotos Kim Hanseul dan Le Baekyung sangat sengit sehingga sulit dipisahkan.
Baekyung sendiri sudah bicara baik-baik tapi Hanseul tak mau dengar dan benci diceramahi orang lain.
"KIM HANSEUL GEUMANHAE!" pekik Do Nari ketika melihat kerumunan anak bertengkar ternyata sahabatnya sendiri. Dia tidak berani memisahkan keduanya karena Kim Hanseul tampak memukuli Baekyung dengan brutal.
Anak itu benar-benar seperti preman.
Mau tidak mau Nari menerobos ke tengah perkelahian dua anak lelaki ini. Ia merentangkan supaya Hanseul berhenti memukuli Baekyung yang sudah babak belur, "Kim Hanseul ibu mu akan sangat marah setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menatap Sorai; Hanbin Dahyun
FanficAku suka menatap dirimu yang sedang bersorak sorai. Cantik, satu kata yang bisa menggambarkan senyummu. Teruntuk : Remaja Kekinian Indonesia, Terutama yang Mencintai Dahyun dan Hanbin Tanpa Syarat. Dari : Remaja Perajut Cerita di Tengah Malam, Menco...