"Dahyun!" Sana berlari panik ke arah Dahyun, wajahnya penuh kekhawatiran tapi sangat imut. Matanya melebar sempurna saking paniknya.
"Ada apa eonnie?" Dahyun memberhentikan alunan piano yang ia mainkan di ruangan musik, tepatnya ruangan yang terletak di lantai tiga, gedung JYP. Kebetulan tidak ada yang menggunakan ruangan ini sehingga Dahyun berada disini sekalian melatih vokal.
"Jaebum oppa, dia diskors JYP sajangnim."
Dahyun ikut melotot mendengarkan penuturan Sana yang kurang masuk akal. Jika kalian membayangkan skors itu seperti hukuman di sekolah, ya.. Memang hampir sama. Tetapi di dunia orang dewasa, dunia hiburan dan agensi, memiliki konteks yang berbeda.
Skors memang diberikan kepada artist, talent, staff dan siapapun pekerja yang melanggar aturan JYP. Bentuknya juga bisa berbeda-beda, mulai dari pemotongan gaji, liburan, sampai pengunduran masa comeback.
Jika dalam suatu grup, satu artis saja kena skors bisa berdampak pada seisi grup apalagi Jaebum adalah leader GOT7.
"Dia ada dimana sekarang?" tanya Dahyun.
"Sepertinya masih di ruang Sajangnim."
"Ini bukan karena aku kan?" tanpa menerima jawaban dari Sana, Dahyun bergegas pergi menuju ruang direktur di lantai paling atas. Tentu saja Sana mengejar Dahyun, takut jika terjadi sesuatu pula pada Dahyun.
Dahyun mempercepat langkah kakinya ketika lift setengah tertutup. Han kebetulan ada di dalam lift tersebut, sehingga ketika melihat Dahyun berlari dari kejauhan ia segera memberhentikan gerak pintu. Sana dan Dahyun berhasil masuk, dengan nafas terengah, mereka berusaha mentralkan kembali sistem pernafasan mereka.
"Noona, kenapa panik?" tanya Han Jisung yang clueless melihat kedua seniornya.
"Masalah dengan sajangnim, kamu mau ke lantai berapa Han?" balas Sana.
"Sama sih ke lantai atas tapi bukan ketemu sajangnim," jawab Han.
Dahyun menggigit bibirnya panik, setelah lift terbuka ia segera berlari menuju ruang direktur JY Park. Baru saja Dahyun hendak masuk, Jaebum keluar ruangan dengan lebam di wajahnya. Pria itu berjalan lunglai dan tubuhnya limbung.
"Oppa!" Dahyun menangkap Jaebum yang hampir pingsan, Sana segera kembali memanggil Han untuk membantu Dahyun.
"Jaebum Hyung? Astaga..." Han mengalungkan tangan Jaebum ke lehernya untuk membopong Jaebum, "Kita bawa kemana ini?"
"Kita obati di rooftop saja, jangan ada yang sampai tahu, Dahyun kamu temani Han ya.. Aku akan ambil kotak P3K di lantai bawah," perintah Sana. Mereka berempat menuju lift yang berbeda, Dahyun, Jaebum, dan Han naik ke rooftop sedangkan Sana mengambil kotak P3K di bawah.
Beruntung sekali di rooftop tidak ada orang dan cuaca sedang bersahabat sehingga tidak terlalu terik. Han menyandarkan badan Jaebum pada dinding kemudian meregangkan badannya yang terasa remuk. Jaebum benar-benat pria yang kekar, berbanding terbalik dengan Han yang kecil dan kurus.
Tak lama Sana sudah membawa kotak P3K. Sana membukanya, ia membersihkan luka Jaebum menggunakan air. Setelah itu Ia menuangkan sedikit obat povidone iodine ke kasa steril lalu menempelkan pada luka Jaebum.
"Aww.."
"Sesungguhnya apa yang terjadi?" Han memberanikan diri untuk bertanya. Jaebum menarik nafas panjang sebelum mulai berbicara.
"Seseorang berbicara sembarangan tentang Jackson. Tanganku gatal untuk menonjoknya tapi yah.. Inilah yang aku dapat, dia membuatku mendapat luka sekaligus skorsing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menatap Sorai; Hanbin Dahyun
FanficAku suka menatap dirimu yang sedang bersorak sorai. Cantik, satu kata yang bisa menggambarkan senyummu. Teruntuk : Remaja Kekinian Indonesia, Terutama yang Mencintai Dahyun dan Hanbin Tanpa Syarat. Dari : Remaja Perajut Cerita di Tengah Malam, Menco...