5. Tali Bicara

1.2K 204 8
                                    

   Seoul, 25 Januari, pukul 4 dini hari.

   Kim Hanbin sudah bangun sedangkan keenam anak buahnya masih tertidur pulas di kamar masing-masing. Hanbin menghabiskan waktu di dalam studionya ditemani secangkir teh. Daripada menganggur, Hanbin iseng membuat melodi baru untuk lagunya. Dimanapun dan kapanpun Hanbin wajib tetap produktif.

  Hanbin menyesap teh hangatnya, di saat yang bersamaan muncul notifikasi panggilan video di layar komputernya. Atau sering kita kenal dengan facetime. Hanbin tersenyum saat mama nya melakukan panggilan video tersebut. Mungkin aneh jika mamanya menelepon sepagi ini tapi Hanbin tak pikir panjang untuk menjawabnya.

  "Yeoboseyo, eomma."

  "OPPA-YA!!" Hanbin disambut dengan wajah ceria adiknya di layar komputer. Begitupula adik perempuan Hanbin senang melihat wajah kakaknya.

  "Hanbyul-ah! Ada apa?"

  Hanbyul menggerakan ponselnya ke pemandangan di belakangnya, "Matahari terbit!"

  Hanbin tertawa kecil ketika adiknya memperlihatkan dirinya berdiri di depan matahari terbit. Gadis kecil itu sedang berlibur ke gunung bersama orang tuanya. Hanbyul ingin seperti teman-teman sekolahnya yang pernah melihat matahari terbit di gunung. Biasalah, anak kecil suka ikut-ikutan.

  Tentu saja Hanbin sudah diajak tapi l laki-laki itu sangat super duper sibuk.

  "Cantik kayak Byul-ie" komentar Hanbin seketika adik perempuannya itu tertawa.

  "Hanbin-ah," Mama Hanbin juga muncul di layar, "Kamu di studio lagi? Kamu gak tidur ya? Sudah dibilang istirahat!"

  Mama Hanbin memang paling sensitif mengenai kesehatan anak-anaknya. Apalagi Hanbin, pasalnya Hanbyul suka meniru kelakuan Hanbin. Jika kakaknya tidak tidur, maka adiknya akan ikutan juga.

  "Eomma tidak usah khawatir. Aku sudah bangun tapi gak bisa tidur lagi."

   "Oppa ayo ke gunung juga." Teriak Hanbyul penuh semangat.

  "Lain kali ya."

  Hanbyul tersenyum sangat manis, gigi kecilnya yang rapi itu terlihat semua. Mungkin jika kalian melihat Hanbyul di layar kaca dia bukan sosok yang terlihat ceria, nyatanya Hanbyul sangat sangat moodmaker bagi Hanbin.

  "Yaudah, eomma matikan ya, sayang. Kamu tetep jaga kesehatan oke?" ucap mama Kim.

  "Siap bos," Hanbin mengangkat tangannya  ke pelipis mata atau bisa dikatakan pose seperti sedang hormat kepada bendera atau komandan. Siapa lagi yang sangat peduli pada Hanbin, bukan orang lain ataupun dirinya sendiri melainkan ibunya.

  Panggilan video dimatikan, sebelum itu Hanbin melihat Hanbyul berlarian bersama ayah. Tampak sangat bahagia. Andai saja Hanbin bisa kesana juga pasti menyenangkan.

  Hening, hanya ada layar komputer Hanbin yang menampilkan desktop home. Pria itu melamun menatap foto member iKON yang dia jadikan wallpaper komputer sampai-sampai nada dering dari ponsel Hanbin membuatnya terkejut.

  Hanbin  terperanjat menilik nama penelepon tersebut. Jantungnya berdetak cepat seiring dengan getaran dari ponsel Hanbin. Perlahan jari Hanbin menggeser lambang hijau di ponselnya untuk menerima panggilan tersebut.

  "Hallo."

  "Emh.. Hallo. Hanbin-ssi?"

  "Iya."

  Canggung memang, Hanbin belum pernah berbicara dengan Dahyun sebelumnya. Maksudnya berbicara seprivasi ini. Hanya dua arah antara Hanbin dan Dahyun.

Menatap Sorai; Hanbin DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang