9. Like a Rain

133 32 0
                                    

Suasana kelas perlahan redup karena langit di luar sana juga enggan lebih terang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kelas perlahan redup karena langit di luar sana juga enggan lebih terang. Suasana remang remang menemani saat saat terakhir pembelajaran hari ini.

Suara goretan pena dan alat tulis yang terdengar di siang itu. Sesekali decitan sepatu menyapu lantai yang sudah cukup bau di siang itu.

Angin dingin menembus masuk ke dalam kelas bersama dengan seperintikan hujan dari ventilasi kelas lantai 3 tersebut.

Kelas yang tenang tanpa guru itu tiba tiba menjadi sedikit mengerikan karena hawanya.

Chaewon mengusap tangannya sambil sesekali membalik halaman bukunya yang sejak tadi berbalik oleh angin yang masuk.

Ia kesepian hari ini, Yujin sebagai teman sebangkunya tidak datang karena pelatihan pasusbra. Dan berakhir Chaewon duduk sendirian hari ini. Untung ini hari Jumat ini saja.

Setelah tugas dari guru Bahasa Indonesia itu selesei, Chaewom sesekali mengusap lengannya karena dingin. Ya, sangat dingin saat ini mengingat kelas mereka di lantai 3.

Tak lama Chaewon membuka tas nya mengambil botol minum berisi teh hangat yang diberi ibunya, meminumnya setengah dan sudah membuat dirinya cukup hangat hari ini.

Jungmo dan Wonjin yang duduk di belakang Chaewon memang peka dengan gelagat Chaewon yang kedinginan.

"Kalo hujan itu... " Jungmo menggantung kata katanya setelah Chaewon berbalik melihat ke arah nya.

"Gue jadi inget soulmate gue
dirumah." Jungmo bertompang dagu sambil melihat ke arah jendela yang sudah penuh dengan rintikan hujan.

"Siapa? " kini Chaewon penasaran hingga ia berani bertanya.

"Selimut, guling, dan bantal. " Jungmo mengakhiri jawabannya dengan kekehan setelah melihat wajah bingung Chaewon dan Wonjin malah menahan tawanya sambil melihat ekspresi Chaewon.

Merasa pembicaraan mereka unfaedah. Chaewon hendak balik badan. Tapi, tangan Jungmo menahan bahu Chaewon.

"Tunggu dulu, kalo hujan gini enaknya makan mie kuah pake telor lho. " Jungmo juga mengakhiri kata katanya dengan kekehan dan kali ini Chaewon malah merasa. Ia juga butuh hiburan.

"Kalo kata gue mah, pas hujan gini selalu ada arti. " Wonjin menunjuk ke arah tetesan air di jendela.

"Mereka berharga. Jadi harus selalu dijaga, walau selalu datang. Tapi, kalau dia ilang. Lo pasti nyariin kan? "

Kata kata Wonjin menohok Chaewon. Seakan menyindir dirinya yang dalam suatu momen kadang menyia nyiakan perhatian Jungmo. Tapi, di saat tertentu ia butuh Jungmo. Begitu pula dengan Jungmo saat ini.

"Kalo hujan gini mulu, gue ga solat Jumat boleh gasih? Tiduran di
rumah." Jungmo mengusap usap tangannya.

"Dosa oi, lo cowok.  " ujar Chaewon.

"Gue sakit, lo ga tau? "

Chaewon bertanya dalam hatinya.
Jungmo sakit apa? Ya, walaupun seminggu yang lalu ia sempat tidak sekolah selama 3 hari. Tapi, saat Chaewon ke rumah Jungmo. Ia hanya bilang flu.

"Sakit apa? " tanya Chaewon yang sudah dengan tatapan khawatir nya.

"Sakit hati wkwkwk. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(✔)[1] Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang