Hari Ujian Tengah Semester ganjil datang juga di tahun ini.
Padahal matahari belum lama menyinari bumi. Tapi, siswa siswi sudah ramai di sekolah. Baik yang shift pagi maupun siang mereka sudah berada di lingkungan sekolah. Mungkin agar lebih siap.
Begitu pula dengan Yunseong. Pemuda berkulit pucat itu melepaskan topinya. Cukup panas hari ini jadi ia memakai topi.
Yunseong bermaksud untuk datang ke kelas Chaewon. Ia tahu jika ia shift siang. Tapi, remaja tinggi itu rindu dengan gadisnya.
Status pacaran yang baru 3 bulan. Tapi, kini mulai memabukkan. Ah, dangdut sekali bahasanya.
Baru saja Yunseong menaiki tangga menunju kelas Chaewon ujian shift pagi.
Yunseong melihat Chaewon sedang berbincang dengan Jungmo. Tidak, dirasa bukan soal pelajaran. Tapi, soal sesuatu yang serius.
"Chae," panggil Yunseong.
Chaewon menoleh, begitu juga dengan Jungmo.
"Iya, kok pagi pagi udah disini? Kamu kan shift siang." Chaewon langsung menghampiri Yunseong di ujung lorong.
"Ga tau. Cuma mau dateng pagi aja, kan hari pertama UTS," jawab Yunseong sekenanya.
"Maaf, tadi ga tahu kamu dateng. Aku tadi habis bicara sama Jungmo." Chaewon berbicara seolah tidak enak dengan Yunseong.
"Ga pa pa. Mana Jungmonya? Kalau ganggu, aku pergi aja," balas Yunseong.
"Dia belum ngafal, 15 menit lagi bel. Kamu ga marah kan?" Chaewon bertanya ragu. Semenjak pacaran dengan Yunseong, Chaewon hanya beberapa kali canggung.
"Ga kok, kalau marah tanpa sebab itu orang gila. Emang kenapa kok nanya gitu? Muka aku kaya orang marah?" balas Yunseong.
"Yun, aku mau minta maaf sebelumnya. Mungkin aku, kamu, dan Jungmo sama sama sadar kalau hubungan ini bikin kita berubah. Entah langsung atau tidak langsung. Kita masih labil dan tidak bisa bertanggungjawab, bahkan untuk perasaan sendiri." Chaewon menunduk menatap keramik lorong yang menjadi saksi bisu pagi ini.
"Aku memang yakin suka sama kamu, aku yakin juga kalau kita sama sama kuat dan berharap lebih baik dalam hubungan. Tapi, persahabatan aku sama Jungmo ga bisa dibuang begitu aja dan ngelepasin peran aku ke Nakyung semua," lanjut Chaewon.
Yunseong termenung mendengar keluhan hati Chaewon. Ia seakan tahu arah pembicaraan ini. Angin dingin hubungan tampaknya akan benar datang.
"Jadi, kamu mau kita putus dan kembali pada canggung kita?" tatapan mata Yunseong terdapat ekor cahaya kecewa dan kilat kesedihan.
"Bu-bukan gitu Yun, kita tetap pacaran. Tapi, izinkan aku jadi pengecut dan tetap berada dalam lingkaran persahabatan sama Jungmo." gugupnya Chaewon makin sukses membuat Yunseong yakin jika ia telah banyak berpengaruh dalam lingkaran waktu panjang Chaewon dan Jungmo yang harusnya tidak pernah ada dirinya.
"Pacaran itu cuma stutus Chae, kamu jadi pacar aku, juga ga akan bikin kamu naik derajat. Walaupun kita ga pacaran, aku tetap sayang sama kamu. Kamu bisa pilih pacaran sama siapa, tapi kamu ga bisa milih orang yang bisa membuat kamu berharga. Dan orang itu bukan aku bagi kamu, Chae." suara dingin Yunseong bagai anak panah yang menusuk jiwa bagi Chaewon.
Benar, itu fakta. Yunseong realistis, dia tahu dan mengerti apa yang Chaewon rasakan.
"Semoga hari kamu menyenangkan, Chae. Selamat ujian, baik sekolah ataupun status kita." Yunseong pun berjalan menjauhi titik pertemuannya dengan Chaewon tadi. Menetralkan pikiran, semoga kata katanya tidak menusuk sukma sang kekasih.
Dengan langkah yang dibuat sesantai mungkin, Yunseong menuju parkiran dan memutuskan pergi. Ia akan kembali ke sekolah nanti setelah shift nya akan dibuka.
Ia hanya ingin bertemu seseorang, seseorang yang tahu tentang hubungan Chaewon dan Jungmo sejak lama.
Sudah lama tidak update malah up chapter tanda tanda mau tamat :')
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔)[1] Best Friend
Fanfic[COMPLETE] [26 Chapter] Tentang persahabatan dan tertaut setitik perasaan yang mampu menghancurkan dinding kokoh cinta yang lebih kuat. Kala Chaewon masih bersama sosok sahabat luar biasanya dengan banyak cerita penuh makna, bertemu Yunseong yang b...