Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi, dan mereka (Jiyeon-Jungkook) hanya menghabiskan waktu bersama tanpa mengikuti mata pelajaran pada awal masuk sekolah sama sekali.
Waktunya Jungkook dan Jiyeon untuk pulang ke rumah mereka masing-masing setelah jarum di jam dinding menunjuk pada angka 14.30 KST.
"Apakah kau mau aku antar pulang saja Jiyeon? Aku kasihan melihat lukamu." prihatin Jungkook pada luka yang masih ter-plester di kaki Jiyeon.
"Tak perlu repot-repot Jungkook, aku bisa pulang sendiri ke rumahku." tolak Jiyeon merasa enggan diantar oleh pemuda yang sedang berdiri didekatnya sekarang.
Jiyeon menyusun semua buku yang dibawanya tadi untuk ia gendong kembali kedalam pelukan. Tak lupa ia juga menyandang tas di punggung.
Jungkook tak menyerah, ia tetap bertekad kuat pada tujuan awalnya untuk mengetahui segala hal tentang wanita itu .
"Jiyeon. Berilah aku kesempatan untuk mengantarkan mu pulang ya, lagian daerah rumah kita juga sama."
Sontak Jiyeon langsung kaget mendengarnya.
'Apa katanya? Daerah rumah kami sama?'
"Ji. Jiyeon." Jungkook melambai-lambai didepan wajah Jiyeon untuk menyadarkan ia dari lamunan sementaranya.
"E-eh i-iya?" sontak Jiyeon langsung tersadar dari lamunannya tadi.
"Kau kenapa?" tanya Jungkook heran.
"Ah? Aku? Aku tak kenapa-napa. Memangnya kenapa?" tanya Jiyeon balik.
"Kau yang kenapa? Kenapa kau melamun?"
"Ah sudahlah, aku tak kenapa-napa."
"Jadi, bagaimana?"
"Hm? Bagaimana apanya?" Jiyeon menukikkan alis kirinya keatas sebagai tanda kebingungan.
"Kau maukan aku antarkan pulang?"
Jiyeon bergelut dengan pikirannya terlebih dahulu untuk mempertimbangkan jawaban yang akan diberikannya pada pemuda itu.
"Emmm. Baiklah. Ayo." Jiyeon berjalan mendahului Jungkook yang masih terpaku pada tempatnya berdiri.
"Hy tunggu." seru Jungkook yang tertinggal didalam ruangan UKS.
Sekarang Jungkook dan Jiyeon bersisian jalan di kanan-kiri.
Pada saat sampai di parkiran sekolah Jungkook menarik pergelangan tangan Jiyeon untuk mendekati sepeda motornya.
"H-hy lepaskan tanganmu." Berontak Jiyeon pada tangan Jungkook yang lancang memegangnya.
"Sudahlah, ikuti saja aku." Jungkook tak ambil pusing dengan pemberontakan Jiyeon. Ia berusaha untuk tetap memegang pergelangan sang pujaan.
Sesampainya didekat sepeda motor Ducati-nya Jungkook mengambil helm dari setang motor itu.
Tanpa aba-aba Jungkook langsung menggunakan helm itu pada kepala Jiyeon guna melindunginya dari hal yang tak diinginkan. Ia merapikan helaian rambut Jiyeon yang keluar dari dalam helm.
Jungkook merapikannya dengan lembut sambil matanya meneliti pada kedua bola mata cerah nan indah milik Jiyeon –ia sungguh terpesona, kharisma wanita cupu itu sangat kuat sehingga mampu membuatnya jadi terkesima.
'Mengapa dia bisa secantik ini?' ujarnya terpesona dalam hati.
Jiyeon yang sedang dipakaikan helm hanya terdiam saja, sampai pada saat matanya menatap balik mata Jungkook ia merasa risih sendiri.
'Ada apa lagi dengannya?'
"Jungkook? Apakah kau sudah puas menatapku?" tanya Jiyeon yang sudah mulai merasa jengah akan tatapan yang dilayangkan pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNBAE | JIYKOOKJOON |
FanfictionBagaimanakah jadinya jika Jeon Jungkook jatuh cinta pada Seniornya sendiri yang ternyata telah sah menjadi hak milik orang lain? CV By: YenniezYekoo