²³/

327 43 8
                                        

Keesokan paginya Jiyeon juga Jungkook terbangun masih dalam keadaan telanjang bulat diatas tempat tidur.

"Apa yang kita lakukan tadi malam Jungkook?" tanya Jiyeon terlihat sangat sedih.

"Kau yang memintanya padaku Noona, tidak kah kau ingat apapun?" tanya Jungkook menatap Jiyeon dengan seringai nya.

"Aku sudah gila, akal sehatku hilang malam tadi karena mereka berdua." ujar Jiyeon yang telah mengingat kejadian tadi malam.

"Mereka? Mereka siapa?"

"Hiks." Tiba-tiba terdengar isakan tangis dari bibir mungil Jiyeon.

"Kau kenapa Noona?" Jungkook langsung panik saat mendengar isakan tangis itu.

"Aku penuh dosa.

Aku pendosa dan pengkhianat Jungkook.

Hiks, aku munafik.

Aku mengkhianati suami ku, aku munafik karena telah melanggar janji suci pernikahan kami, hiks.

Jika dia tahu akan hal ini bagaimana?

Aku tak dapat hidup lagi tanpanya, dia lah yang aku miliki sekarang selain anak kami." Jiyeon mulai menangis tersedu-sedu diatas tempat tidur.

"Apa maksud mu tak bisa hidup tanpa ada dia?

Kau masih ada aku Noona.

Kau masih memiliki ku juga di dunia ini.

Jika dia meninggalkan mu aku akan sangat siap untuk menggantikan posisinya." ujar Jungkook penuh percaya diri dengan menggenggam tangan Jiyeon.

"Jangan gila Jungkook." Jiyeon menepis genggaman dari tangan hangat Jungkook.

"Aku hanya mau Namjoon oppa juga bayi kami.

Kau siapa?

Kau tak ada artinya sama sekali dalam hidupku.

Kau hanya bocah ingusan yang tiba-tiba merangkak masuk kedalam hidupku dan dengan lancangnya mengambil keperawanan ku.

Kau pemuda biadab!

Kau brengsek!

Aku benci padamu Jungkook! Hiks." Jiyeon tambah mengencangkan suara isak tangisnya.

Sungguh saat ini ia jadi merasa jijik pada dirinya sendiri.

"Kenapa?

Hiks.

Kenapa harus kau yang mengambil keperawanan ku Jungkook.

Padahal aku ingin suami ku lah yang mengambilnya dariku, dan bukannya dirimu.

Dirimu yang padahal hanya lah orang baru dalam hidupku.

Bahkan aku tak tahu banyak tentang seluk-beluk kehidupan mu, hiks.

Mengapa aku senista ini.

Apakah kau tahu Jungkook, tadi malam adalah masa suburku, hiks.

Jika–, jika aku nanti hamil bagaimana huwaaa!" Jiyeon menangis sejadi-jadinya sambil memukul dada bidang tegap Jungkook yang masih belum terbungkus oleh sehelai pakaian pun.

Jungkook hanya mampu terdiam menahan rasa ngilu di hatinya.

Tak seingin itukah Jiyeon pada dirinya?

Apakah ia terlalu kotor untuk wanita itu?

Apakah ia terlalu brengsek juga biadab sehingga Tuhan saja tak mengizinkannya untuk masuk ke cela hati wanita yang sangat di cintai nya.

SUNBAE | JIYKOOKJOON |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang