Bab O N E

112 15 0
                                    

Beritahu saya kalo ada typo:)

Happy reading🐣
.
.
.
.
.
Starting from an accidental meeting!

Intan memasuki gerbang sekolah barunya. Ia melihat tulisan yang terpapang besar di atasnya. "WELCOME INTERNASIONAL COMUNITTY SCHOOL" Itu yang ia lihat.

Saat ia ingin melangkah, seseorang memanggilnya. Intan menoleh dan mendapati sahabatnya yaitu Naura.

"Naura. " Naura menghampiri Intan.

"Lo sekolah disini juga?" tanya Intan.

"Iya dong, " jawab Naura semangat. Intan hanya menganguk sebagai jawaban.

"Hey Tan, " panggil Naura sembari menepuk lengan Intan pelan. Intan menoleh dengan malas.

"Apa?" Tanya Intan. Naura menunjuk seorang cowok yang sedang duduk-duduk di bangku depan kelas. Intan menoleh dan tersentak.

Itukan cowok kurang ajar yang waktu itu batin Intan.

"Terus?" tanya Intan cuek. Naura mendengus kesal.

"Ish, Intan. Lo ngak terpesona apa. Itu cowok yang ganteng loh, Tan. " kesal Naura melihat tingkah cuek sahabatnya.

Naura semangkin kesal saat Intan meninggalkannya sendirian.

"Hey Intan! Gue kok ditinggalin!" Teriak Naura kesal.

Kenzie merasa bosan dengan acara ini yaitu acara masa orientasi siswa baru. Enak kalo cewek-cewek yang akan diresmikan sebagai siswi ics cantik-cantik.

Apaan sih ngak ada gitu cewek cantik. Ini semuanya jelek-jelek dibanding ketek monyet lebih cantik ketek monyet batin Kenzie.

Kenzie menatap sekeliling hingga matanya terfokus pada seorang cewek cantik yang sedang memakan bekalnya. Kenzie memicingkan matanya bermaksud melihat jelas raut muka cewek tersebut.

Itukan....

Kenzie tersenyum miring. Kenzie menghampiri cewek tersebut dengan gaya sok coolnya. Saat Intan ingin memasukan roti yang ia bawa kemulutnya, seseorang terlebih dahulu mengambilnya.

Intan mendongak kesal terlebih lagi melihat cowok itu. Kenzie memakan roti Intan dan duduk disebelah Intan dengan tampang santai tanpa rasa bersalah sedikitpun. Intan memutar matanya malas lalu pergi meninggalkan Kenzie. Naura segera menyusul Intan.

Kenzie mengedikan bahunya acuh. Ia memakan bekal Intan seakan itu adalah miliknya. Teman-teman Kenzie menghampiri Kenzie.

"Tumben lo bawa bekal Ken, " ucap Rafael temannya Kenzie.

Rafael dan Tezan heran melihat Kenzie. Biasanya Kenzie tidak pernah mau bawa bekal. Boro-boro bekal, buku aja dia malas.

Tezan ingin mengambil sepotong roti namun, Kenzie dengan sigap menepuk tangan Tezan kuat sembari menyembunyikan kotak bekal itu ke dalam dekapannya. Kenzie melirik Tezan sinis.

"Lancang bener tangan lo!" sinis kenzie.

"Yaelah Ken, minta satu aja ngak boleh. " kesal tezan.

"Woy! Lo belom jawab pertanyaan gue." kesal Rafael yang pertanyaannya tak dijawab. Boro-boro dijawab, didengar pun tidak. Eh, apa ia tadi bertanya?

"Nanya apaan sih lo?" tanya Kenzie heran. Perasaan ngak ada yang nanya.

Rafael mendengus kesal. Apaan sih, teman-temannya ini. Kenapa setiap ia bicara selalu dipotong dan tidak didengarkan. Dasar teman laknat!

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang