Bab E L E V E N

39 7 0
                                    

"Ketika kita kembali bertemu. Menjadi canggung itu pasti karena masalah yang terjadi dimasa lalu. Tapi, apakah setelahnya kita akan bersatu?"
🐣Bima🐣
.....

"Lo lama banget tau ngak." Gerutu Kenzie sembari bersender di mobil. Mulai hari ini, ia harus pergi-pulang sama Intan. Ini semua karena Mamanya yang memaksa dirinya melakukan.

"Maaf, Tapi kok ada mobil. Mau diapain?" Tanya Intan polos. Kenzie menepuk kening Intan pelan.

"Lo kalo polos jangan polos-polos amat. Ini mobil buat jadi kendaraan kita hari ini untuk ke sekolah. Ngerti?" Jelas Kenzie sedikit kesal atas kepolosan Intan yang ngak pernah berubah. Intan mengerucutkan bibirnya kesal.

"Yaudah, masuk." Kenzie membuka pintu mobil dengan maksud supaya Intan masuk. Intan masuk ke mobil dengan hati yang jengkel. Kenzie masuk dan mulai menjalankan mobil untuk pergi ke sekolah.

"Bengong lagi." cetus Kenzie. Kenzie mencubit pipi Intan kuat karena Intan tak sadar dari lamunannya.

"Apaan, sih."kesal Intan.

"Gue heran deh, sama lo. Kemana-mana bengong mulu kerjaannya. Napa, sih?"

"Bukan urusan Kakak!" jawab Intan ketus. Kenzie mendengus kesal dan pokus menyetir. Tak butuh waktu lama mereka telah sampai disekolah dikarenakan hari ini jalan tidak macet.

Saat Intan ingin membuka pintu mobil, Kenzie terlebih dahulu membukanya. Intan keluar dan lekas pergi sebelum sesuatu mengenggam tangannya. Intan menoleh dan mendapati Kenzie yang tengah mengeggam tangannya.

"Gue pinjem tangan lo," ucap Kenzie. Intan melepaskan genggaman Kenzie ditangannya.

"Tangan gue bukan barang!" Kenzie menghela napas panjang.

'Selain polos ternyata galak juga nih, anak satu'batin Kenzie.

"Gue lagi pengen bergandengan ama lo," ucap Kenzie sembari menautkan kembali jarinya ke sela-sela jari Intan.

"Bukan muhrim!" Intan hendak menarik tangannya namun, tenaga Kenzie lebih kuat darinya.

"Gue 'kan calon suami lo. Biasa aja kali."

"Ngak mau." Intan mencoba melepaskan kembali tangannya namun, Kenzie lebih erat menggegamnya membuat Intan pasrah.

Sepanjang menuju kelas Intan, banyak sepasang mata yang melihat mereka. Ada yang iri, kagum, dan sebagainya.

"Eh, tuh cewek beruntung banget ya," ucap salah satu siswi.

"Yaelah, muka jelek kayak gitu. Ngak pantes bersanding sama Kenzie," saut siswi satunya.

Intan yang mendengar itu, melepaskan tangan Kenzie ditangannya. Ia berlari menuju kelasnya.

"Eh, Intan!"

*****

Intan mengeluarkan buku biru polos keatas meja. Ia menorehkan tulisan berisi puisi dengan tujuan menyampaikan keadaan hatinya sekarang.

Naura yang baru saja datang lekas duduk disamping Intan-karena memang itu tempat duduknya.

"Eh, Tan. Lo jadian ya, sama Kak Kenzie? Ngaku aja deh," ucap Naura.

"Ngak," jawab Intan dingin.

'Ya, dingin lagi'batin Naura.

"Tapi kenapa lo gandengan sama Kak Kenzie tadi pagi? Ada dong sebabnya." Intan mendiamkan Naura dan hanya fokus pada bukunya. Naura mengerucutkan bibirnya kesal.

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang