Bab T W E N T Y S E V E N

24 3 0
                                    

"Hal yang paling indah adalah bisa dicintai oleh seseorang dengan setulusnya."

.....

"Udah siap?" tanya Kenzie saat Intan keluar dari rumahnya. Hari ini mereka pergi ke sekolah bareng dengan status pacaran.
Hari ini juga mereka kontes lomba musik antarsekolah dan tempatnya itu di sekolah mereka.

"Udah. Dasi kakak mana?" tanya Intan saat memeriksa pakaian Kenzie.

"Pakein," ucap Kenzie dengan nada yang manja.

"Masa ngak bisa?"

"Bisa, tapi pengennya kamu yang pakein." Intan menggelengkan kepalanya. Intan menjijit saat memasang dasi di Kenzie. Wajar saja, mengingat ukuran tinggi mereka memang berbeda jauh.

Kenzie memegang pinggul Intan bermaksud menahan tubuh Intan jikalau jatuh. "Aku sayang kamu," ucap Kenzie membuat Intan tersenyum manis.

Intan selesai memasang dasi pada Kenzie. Ia hendak mundur sedikit demi memberi jarak, tapi Kenzie malah menahannya. "Jangan jauh," ucap Kenzie dengan mulut yang dimanyunkan. Intan terkekeh geli melihat hal itu.

"Kamu apaan, sih. Aku ngak ngejauh kok. Kamu ada-ada saja," ucap Intan sembari menggelengkan kepalanya atas perilaku Kenzie yang menurutnya mengemaskan.

"Kamu tadi mundur. Ngak suka dekat-dekat dengan aku?"

Intan mengalungkan tangannya di leher Kenzie. "Siapa yang ngak suka dekat sama kamu. Aku malah sangat suka dekat dengan kamu."

Kenzie tersenyum senang mendengar ucapan Intan. Ia ngak nyangka, Intan yang dinginnya Naudzubillah bisa ngegoda juga. Ia merasa cowok paling beruntung setiap dekat dengan Intan.

"Aku sangat bahagia bisa dicintai sama kamu dan aku merasa cowok yang paling bahagia karena aku memiliki kamu. Kamu itu bagaikan hujan. Bagi orang ketika kamu datang, kamu selalu saja membawa dingin. Namun bagiku, bermain denganmu adalah hal yang menjadi favoritku," ucap Kenzie dengan senyum yang mengembang. Intan tersenyum manis menampilkan lesung pipinya.

"Aku baru sadar ternyata kita itu sama-sama punya lesung ya," ucap Kenzie sembari menyentuh lesung Intan. Intan memegang tangan Kenzie yang menoel pipinya.

"Kak," panggil Intan yang disahuti Kenzie deheman. "Aku senang bisa dicintai sama kakak yang aku yakini itu tulus. Aku harap, kita akan selalu bersama selamanya."

"Iya, pasti itu. Karena kita adalah sepasang kekasih yang memang sudah ditakdirkan untuk berjodoh."

"Apapun yang akan kita hadapi ke depannya, kita harus saling menguatkan. Jika suatu saat ada salah satu kita yang pergi, jangan pernah berpaling dan melupakan semua tentang kita," ucap Intan.

"Enggak mungkin kita akan berpisah selagi hati kita saling terikat." Intan tersenyum begitupun Kenzie.

"Udah ayo, entar telat lagi." Kenzie menepuk keningnya pelan. "Hampir aja lupa,"ucap Kenzie.

Kenzie membukakan pintu mobil untuk Intan. "Silahkan masuk tuan putriku," ucap Kenzie sembari membungkuk layaknya memberi hormat kepada raja. Intan terkekeh geli melihat kelakuan Kenzie.

*****

Intan dan Kenzie berjalan menuju tempat acara dengan Kenzie yang terus mengenggam tangan Intan. Tasya datang dan berdiri di tengah mereka bermaksud memisahkan. Tasya memeluk lengan Kenzie manja.

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang