Bab F O U R T E E N

26 5 1
                                    

Intan dan Kenzie sampai di sekolah dengan mengunakan sepeda seperti apa yang dikatakan mereka kemaren. Saat ingin masuk gerbang, sebuah mobil menghadangnya. Pemilik mobil itu keluar membuat Intan semangkin bingung. Pasalnya ia tak mengenal seorang cewek yang kini bersedekap dada sembari memasang wajah kesal.

"Kamu tuh jahat banget ya,"ucapnya. Intan dan Kenzie menoleh ke arah kanan, kiri, dan belakang. Mungkin saja cewek itu tidak berbicara padanya.

"Iihh! Kenzie! Aku ngajak bicara sama kamu." Kenzie menunjuk dirinya yang diangguki cewek itu.

"Kamu tuh lupa apa sama aku? Aku ini pacar kamu kok malah kamu boncengan sama cewek cupu itu."

"Sejak kapan gue punya pacar?"

"Kamu lupa, ya? Kamu nembak aku tepat di hari ulang tahunku."

"Benarkah?" Cewek itu menghentak-hentakan kakinya kesal lalu pergi begitu saja.

"Kakak kenal?" tanya Intan. Kenzie mengedikan bahunya acuh.

"Orang gila. Ngak usah diladenin."

Mereka turun dari sepeda dan lekas menuju dimana kelasnya berada.

"Kok kesini? Bukannya kelas kakak ada di lantai atas, " ucap Intan sembari menunjuk kelas yang paling rame yaitu kelas Kenzie.

"Emangnya ngak boleh?" tanya Kenzie balik.

"Boleh sih, tapi mau ngapain?"

"Ciee.. kepo." goda Kenzie sembari menunjuk Intan dengan mengunakan jari telunjuknya. Intan mendengus kesal dan lebih memilih melanjutkan tujuannya. Kenzie mengikuti Intan dari belakang.

Saat Intan berhenti di depan kelasnya, Kenzie pun ikut berhenti. Intan berbalik membuatnya bertatap muka dengan Kenzie. Intan memiringkan kepalanya dengan alis yang bertaut.

"Kenapa?" tanya Kenzie.

"Kakak ngapain disini?" Bukannya menjawab, Intan malah balik bertanya.

"Kenapa?" Intan mengedikan bahunya acuh dan lebih memilih masuk ke dalam kelas.

Saat Kenzie berbalik, ia mendapatkan Bima di belakangnya. Kenzie melipat tangannya di dada.

"Gue mau ngomong sama lo," ucap Bima dan lekas pergi bermaksud Kenzie mengikutinya. Kenzie tersenyum miring dan mengikuti Bima. Bima mengajak Kenzie ke roothop.

"Mau ngomong apa lo?"tanya Kenzie setelah beberapa diam-diaman.

"Lo siapanya Intan?"

"Emang urusan lo?" Kenzie mengubah posisi tangannya yang di dada ke dalam kantong celana. "Dia tunangan gue."

"Lo ngak usah bercanda. Ngak lucu!"ucap Bima.

"Udah gue jawab juga kagak percaya. Terserah lo aja. Mau percaya atau tidak, bodoamat!" Kenzie hendak pergi namun, terhenti ketika Bima memanggilnya.

"Tapi terpaksa 'kan? Intan juga sepertinya tidak suka sama lo." Kenzie berbalik dan menatap Bima sinis.

"Itu bukan urusan lo!"

"Urusan gue dong. Dan juga gue suka sama Intan. Gini aja, kalo lo ngak suka Sama Intan mending lo pergi aja deh, ngak usah buat Intan sakit hati."

Kenzie melipatkan tangannya di dada dan berkata, "Emang lo siapa nyuruh gue pergi? Dengar ya, yang seharusnya pergi itu elo. Karena apa? Karena lo yang sudah menjadi orang ketiga diantara gue dan Intan."

"Oke, kalo lo ngak mau pergi. Kita tanding saja. Siapa yang akan menjadi pilihan Intan." tantang Bima.

"Oke, siapa takut!"

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang