Bab T W E N T Y

26 4 0
                                    

Intan menatap Kenzie yang kini tengah duduk dibangku sampingnya sembari memainkan ponsel.

"Kak," panggil Intan yang disahuti Kenzie deheman. "Kakak beneran mau berubah?" tanya Intan.

Kenzie menoleh ke arah Intan. Ia memasukkan ponsel ke dalam saku bajunya. "Iya, gue mau berubah. Gue berubah karena seorang cewek yang sudah  mengajarkan gue kalau tidak semua cewek itu alay dan lebay," jawab Kenzie dengan sungguh-sungguh.

"Asal lo tau, cewek ini sangat beda dari cewek yang lain. Dia itu bagaimana ya, lucu, polos, tapi juga galak. Gue butuh pendapat lo, Tan. kalau gue berubah, dia bakalan ilfeel lagi ngak ya, sama gue?" tanya Kenzie.

"Kakak sungguh-sungguh ingin berubah demi dia?" Kenzie mengangguk mantap. "Mungkin dia ngak bakal ilfeel sama kakak. Kak, gue salut sama cewek itu. Bisa merubah kakak yang dulunya nakal, suka tawuran, suka ke Club, merokok jadi orang yang baik kek gini. Gue yakin, kakak benar-benar sudah sangat mencintai dia jika kakak berusaha berubah demi dia," ucap Intan sembari tersenyum kecil.

"Cinta, ya?"

Intan menganggukkan kepalanya. "Iya. cinta itu unik, ya. Bisa mengubah orang menjadi baik dan juga buruk jika kita tak pandai mengontrolnya," ucap Intan sembari menatap lurus.

Kenzie merangkul Intan. "Udah jangan melow. Ngak cocok buat wajah lo yang datar kek tembok," ucap Kenzie yang mendapat pukulan dibahunya. Kenzie tertawa begitupun juga Intan.

"Asyiknya berduaan," cetus Naura yang kini berdiri di tengah pintu. Kenzie melepaskan rangkulannya. Naura menghampiri mereka dan duduk dibangku harapan mereka.

"Kalian jadian, ya?" tanya Naura.

Kenzie dan Intan saling bertatapan. Kenzie tertawa ngakak saat mendengar omongan Naura. "Jadian? Yang benar saja. Lidah lo ngak kepeleset 'Kan?" ucap Kenzie dengan tawa yang menggelegar. Naura mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kita ngak jadian kok, Ra. Kita hanya bersahabat doang," ucap Intan.

"Gue ngak yakin," ucap Naura tak percaya.

Kenzie mencubit pipi Naura kuat membuat Naura meringis kesakitan. "Lo kalau ngomong dipikir dulu, ya. Gue sama Intan itu resmi menjadi sahabat aja ngak lebih," jelas Kenzie yang diangguki Intan.

Rafael dan Tezan menghampiri mereka. "Waduhh bro, ada yang sedang kasmaran," ucap Rafael.

"Gue harus ngejelasin berapa kali lagi supaya lo semua fans tertunda gue percaya kalau gue sama Intan hanya bersahabat. Bersahabat," ucap Kenzie penuh penekanan pada kalimat terakhir.

"Iya-iya deh," jawab mereka bertiga kompak.

"Eh, gue mau nyamperin kabar terhot saat ini," ucap Rafael.

"Berita apaan sih, kaum Israel?" tanya Naura penasaran.

"Eh, sembarangan kalau ngomong! Gue Rafael bukan Israfel. Lo pikir gue apa!" Saut Rafael tak terima.

"Yaudah sih, biasa aja kali."

"Udah, ngomong aja berita apa? Ngak usah bikin gue penasaran kenapa," cetus Kenzie kesal.

"Gini, kelas IPA satu ini bakal ditambah bidadari cantik lagi."

"Jangan bertele-tele kenapa, sih!" Saut Naura kesal.

"Maksudnya kelas kalian kedatangan murid baru bego!"

"Siapa?" tanya Kenzie malas.

"Ngak tau siapa, tapi katanya cewek bro. Cantik lagi," ucap Rafael semangat 45.

"Giliran ngomong cewek cantik aja semangatnya Naudzubillah, coba kalau ditanya pelajaran. Loyo kek kapas dikasih air," cetus Tezan.

"Eh, gue beneran. Bentar lagi juga dia bakal datang ke kelas ini."

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang