Bab S I X

66 9 0
                                    

Beritahu saya kalo ada typo:)

Happy reading🐣
.
.
.
.
.
"Tidak ada yang mustahil untuk tercapai jika sudah ditetapkan-Nya untukmu. Semenolak apapun kamu, semua takkan berubah."

*IntanNA*
~~~~~

Intan turun dari motor tegar setelah sampai didepan gerbang sekolahnya. Intan melepaskan helm dan memberikannya pada tegar. Saat intan merapikan rambutnya yang acak-acakan, tegar masih menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Intan mengerutkan keningnya heran. "Ada apa?" Tanya intan namun tegar masih menatapnya. Tegar menghela nafas panjang.

"Kak, kuharap kakak bisa lebih bahagia lagi" tutur tegar membuat intan bingung.

"Maksud kamu?" Tegar turun dari motornya dan memeluk intan erat. Intan semangkin dalam mengerutkan keningnya.

"Kak, kakak jangan sedih lagi. Tegar tidak ingin kehilangan kakak. Tidak ada yang teriak dirumah. Memarahi tegar, menceramahi tegar, setelah kakak menikah nanti. Tegar harap kakak bisa memilih lelaki yang baik."intan masih bingung. Tak mengerti dengan tingkah adiknya ini.

Kenzie yang baru keluar dari gerbang untuk buang sampah di bank sampah, tak sengaja melihat intan berpelukan dengan cowok yang malam hari itu.

"Tegar, kamu kenapa?" Tegar melepaskan pelukannya.

"Aku berangkat dulu ya, ka" pamit tegar. Sebelum itu, ia mengacak-acak rambut intan membuat rambutnya kembali berantakan. Intan masih diam, merasa aneh dengan tingkah adiknya yang tak biasanya.

Kenzie membuang sampah yang tertunda. Setelah itu, ia menghampiri intan. Intan yang baru saja merapikan kembali rambutnya berbalik untuk masuk. Namun, terhenti karena ada kenzie dibelakangnya-entah kapan sudah ada disana.

Intan mengelus dadanya. Merasa kaget akan kehadiran kenzie yang tiba-tiba.

"Eh, pipi bolong" panggil kenzie dengan sebutan aneh. Intan yang mendengar hal itu mengerutkan keningnya.

"Pipi bolong?"

"Iya, pipi lo kan emang bolong"

"Bolong seperti apa ya?"

Kenzie meringis kesal. "Lo kan ada lesung, intan"

"Jadi?"

Kenzie memutar matanya malas. "Serah lo lah. Eh, tadi itu pacar lo yah?"

"Pacar?" Ucap intan heran. Setaunya ia belum punya pacar setelah putus dengan Bima.

"Iya, yang tadi berangkat sama lo. Itukan cowok malam hari itu kan?"

"Oh, tegar?"

"Iya, mungkin"

"Itu-"

"Oh, ya." kenzie menengadahkan tangannya. "Setor puisi."

"Setor puisi apa?"

"Kan lo sudah janji sama gue untuk buatin gue puisi."

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang