Bab T E N

34 6 0
                                    

Dia
🐣Intan🐣
.....

Intan memperhatikan Kenzie yang tengah sibuk berkutat dengan buku untuk mencari jawaban dari soal yang dia berikan. Saat ini, mereka sedang ada di kelas. Mengisi istirahat hari ini dengan belajar. Wajar saja jika banyak mata yang memandang-terutama para kaum hawa. Entah itu menatap iri, kagum dan sebagainya.

Sesekali Kenzie menggaruk kepalanya yang diyakini tidak gatal. Membolak-balikan buku yang membuat para siswa pasti menatap horor. Buku matematika.

"Ini bagaimana sih, Tan? Gue cari ngak dapat-dapat. Lo sembarangan ngasih soal, ya." Gerutu Kenzie.

"Kok jadi nyalahin gue, sih!" Balas Intan tak kalah kesal. Siapa yang ngajar dan siapa yang mau diajar!.

"Terus ini caranya gimana? Susah banget tau ngak."

" 'Kan sudah gue kasih rumusnya. Frekuensi kejadian dibagi dengan banyaknya percobaan yang dilakukan." Jelas Intan.

"Dibagi doang?" Tanya Kenzie yang diangguki Intan.

"Iya, masa kakak ngak ngerti. Ini pelajaran saat SMP loh." Kenzie membagikan angka tersebut, entah bagaimana caranya membagi hingga kertas sudah habis dua lembar.

"Ini hasilnya sepuluh 'Kan, ya?" Tanya Kenzie sembari memperlihatkan jawabannya. Intan melongok kertas jawaban Kenzie.

"Kok sepuluh, sih. Ini 'Kan 25.000.000 dibagi dengan 5.000.000. Kakak tinggal coret aja nilai nol yang sama jadinya 25 dibagi 5, hasilnya berapa coba?"

"25 dibagi 5?" Intan mengangguk. Kenzie mengetuk jari telunjuknya di dagu. "25 dibagi 5 hasilnya.... sepuluh.., " jawab Kenzie ragu.

"5 dikali berapa yang menghasilkan 25?"

"Iya, sepuluh," jawab Kenzie. Intan mengetuk kening Kenzie dengan pena secara pelan. Kenzie mengelus keningnya yang habis diketuk Intan.

"Sepuluh darimana. Coba gue tanya, 10×5 hasilnya berapa?"

"50-lah," jawab Kenzie.

"Jadi, 25:5 berapa?"

"Lima kali, ya. Eh, ngak 25." Intan mendengus kesal.

"Eh, ngak. 5 dikali 5 hasilnya 25. Benar ngak?" Kenzie tersenyum saat Intan mengangguk. Kenzie menutup bukunya dan bersandar di kursi.

"Ternyata gue pintar juga, ya," ucap Kenzie dengan bangga. 'Lebih tepatnya pintar membuat orang emosi'batin Intan kesal.

*****

"Bagaimana caranya, sih?" Tanya Intan bingung. Saat ini, ia sedang berada di ruang musik. Hari ini sedang belajar tentang bagaimana memainkan gitar yang diajarkan oleh Kenzie-selaku wakil ketua. Karena Pak Hamdan sedang ada urusan di luar kota.

"Ya, lo tinggal ikutin buku ini aja." Ucap Kenzie sembari menunjuk buku yang tergeletak di atas meja.

"Gue udah coba, tapi ngak bisa." Keluh Intan.

"Lo kali yang salah caranya."

"Emang gimana?"

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang