Bab T H R I T Y O N E

31 5 1
                                    

"Kenapa harus pergi disaat aku membutuhkanmu?"

.....

Kenzie bersiap-siap pergi ke sekolah. Hari ini adalah hari pengumuman hasil ujian. Ia menghampiri meja belajarnya untuk mengambil apapun yang ia butuhkan. Tak sengaja tangannya menyentuh sebuah foto. Ia mengambil foto itu dengan perasaan yang masih sama.

"Dimana kamu, Intan? Sudah satu bulan lebih kamu menghilang, " gumam Kenzie. Ia memasukkan foto itu di dalam tasnya. Kenzie tersentak saat merasakan ada yang memeluknya.

"Aku kangen kamu," ucap gadis itu.

Kenzie menoleh dan mendengus kesal saat mendapatkan Tasya yang memeluknya. Kenzie menghentakan tangan gadis itu kasar. "Ngapain lo disini?!"

"Aku mau berangkat sekolah bareng kamu," jawab Tasya santai tanpa memperdulikan tatapan tajam Kenzie kepadanya.

"Darimana lo masuk?"

"Dari pintu hati kamu." Tasya terkekeh melihat raut Kenzie yang kesal. "Aku masuk dari jendela terus diam-diam kesini. Aku berhasil loh melewati bunda kamu," ucap Tasya dengan bangga.

"Seperti itu lo banggain? Benar-benar calon maling lo."

"Itu juga aku lakukan demi kamu."

"Udah ya, sebaiknya lo pergi dari sini sebelum gue ngapa-ngapain lo," ancam Kenzie.

"Ngak apa-apa jika kamu mau melakukannya. Aku bersedia," saut Tasya santai. Kenzie memelototkan matanya tak percaya. Benar-benar sangat gila apa yang diucapkan gadis dihadapannya ini.

"Sumpah! Lo benar-benar sudah hilang akal," ucap Kenzie sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Kenzie pergi begitu saja dengan mengandeng ranselnya.

"Aku akan mendapatkan kamu, Kenzie. Pasti!" gumam Tasya.

*****

Kenzie melihat kertas hasil ujiannya dengan senyum yang mengembang membuat semua orang yang melihatnya terpesona akan lesung pipi Kenzie. Kenzie berjalan sepanjang koridor dengan hati yang girang. Sahabat Kenzie datang menghampirinya.

"Dapat berapa lo?" tanya Rafael. Rafael melirik kertas hasil ujian Kenzie dan hasilnya sungguh sangat luar biasa. "Hebat lo bisa dapat seratus," puji Rafael.

"Gue ngak nyangka lo tadi dapat rangking satu Ken," timpal Putri.

"Iya, ini gue lakukan demi Intan. Seandainya Intan ada disini, dia pasti bakal senang sekali," ucap Kenzie dengan tatapan kosong.

Putri merangkul bahu Kenzie. "Ayolah ini sesuatu yang sangat membanggakan. Ceria dong," hibur Putri.

"Yoi," saut Rafael dan Tezan serentak.

"Bagaimana kali ini gue traktir lo aja, Ken. Apapun yang lo mau gue beliin deh," ucap Tezan. Rafael dan Putri sontak menyengir penuh arti kepada Tezan. "Kalian juga," ucap Tezan pasrah. Rafael dan Putri bersorak riang.

"Apapun 'Kan?" tanya Kenzie memastikan.

"Iya, dong. Lo 'Kan sudah berhasil meraih rangking satu di kelas. Sebagai rasa bangga gue, gue turutin mau lo hari ini aja," ucap Tezan menekankan kata'hari ini'.

Intan Story (Proses Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang