[18] Cemburu

3.4K 184 123
                                    

Aku cemburu. Pokoknya kamu tidur diluar. -Sasha

Vote dan komentarnya boleh ya❤️❤️❤️

🥀🥀🥀

Sasha mencoba mengikuti alur konser band favoritnya ini yovie and nuno meski hatinya terus meronta kesal kepada Ale. Mengingat ada Zeany dibelakang sana yang mengawasi. Sasha tahu ia sungguh kekanak-kanakan , cemburu di waktu dan tempat yang tidak tepat. Namun apa daya hatinya lebih mendominasi rasa kecemburuannyadibandingkan dengan logikanya.

"Sayang.. jangan diam gini terus dong" Ale mengelus tangan Sasha yang sedari tadi masih ia peluk dari belakang. Sesekali Ale mengecup puncak kepala Sasha. Memberikan rasa nyaman yang hanya mendapatkan respon diam dari Sasha.

"Maaf.. jangan ngambek gini terus dong yang. Kamu mau apa?" tanya Ale lembut saat Sasha mendongak dengan menatapnya tajam.

Sasha diam. Menatap Ale cukup dalam dan tajam. Ia kesal karena tadi sempat melihat jika kalung yang Ale dan Zeany kenakan itu sama. Dengan kata lain kalung mereka yang kini dipakai "couplean" meskipun mungkin tidak di rencakan.

"Kenapa yang?" Ale bertanya saat mata Sasha mengeluarkan cairan bening di pelupuknya. Ale mencoba menyekanya.

"Kamu kenapa nangis ?" Lirih Ale dengan suara seraknya. Sasha diam dan masih menatap Ale.

Ale meraih pipi Sasha dengan tangannya. Menangkup kedua tangannya lalu mengecup beberapa kali bibir Sasha.

"Jangan nangis yang. Kamu kenapa sih?" tanya Ale dengan rasa khawatirnya.

"Mau pulang" Hanya dua kata itu yang keluar dari mulut Sasha.

"Hah? Kamu serius ? Ini masih lama loh yang" Ale bertanya tak percaya.

"Yaudah kalau kamu gak mau pulang. Aku pulang sendiri. Mending kamu urusin aja Zeany" Kata Sasha sambil menyeka air matanya.

"Loh, kamu kenapa ngomongnya gitu sih yang . Ayo kalau mau pulang. Aku nanya untuk mastiin apa kamu yakin mau pulang, gak lebih dari itu" Jelas Ale lembut.

"Terserah" Sasha memutar badannya menghadap Indira.

"In , Aku pulang duluan ya" Kata Sasha dengan senyuman simpulnya.

Indira mengangguk "Hati-hati Sha. See you besok di sekolah. Lo harus sabar ya" Indira memeluk Sasha sekilas. Membuat Sasha kembali menjatuhkan air mata.

"Aku sebel in sama dia" Lirih Sasha.

Indira mengelus punggung Sasha " Iya Gue tau Sha. Tapi lo harus sabar ya, tahan. Jaga emosi lo. Gue tau lo udah sering sabar dan sekarang ingin Ale ngerti. Tapi semua butuh tahap" Ucap Indira.

"Makasih In untuk masukannya. Aku pamit ya" Sasha tersenyum , lalu Indira mengangguk. "Hapus air mata lo. Jangan cengeng" kata Indira sambil terkekeh.

Sedangkan Ale diam menatap Sasha yang izin pulang kepada Indira.

"Udah yang?" Tanya Ale saat Sasha kembali menatapnya.

Sasha tak menjawab. "Siniin tasnya" Sasha meraih paksa tas kecilnya yang dibawakan oleh Ale. Ale cukup terkesiap melihat Sasha yang cukup kasar. Ale pun belum mengetahui pasti apa penyebab marah istirnya. Mengenai Zeany , tadi bukannya sudah selesai. Lalu apalagi? Ale pusing dibuatnya.

"In, Ken, Bim , Raf . Gue balik , duluan ya" Ucap Ale pamitan . Setelah itu ia mengikuti langkah gontai Sasha yang mendahuluinya.

Zeany yang melihat Ale keluar mengikuti istrinya tidak tinggal diam. Ia ikut keluar dengan menarik Namira untuk mengikutinya. Karena tidak mungkin Namira ia tinggalkan sendiri.

ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang