[11] Terluka

1.8K 130 47
                                    

Kamu yang terpaksa menerima ini, Aku tidak. Jika nantinya Aku terluka itu, karena salahku sendiri.

🥀🥀🥀

Indira baru saja mengantar Sasha pulang ke rumah menggunakan taksi online. Kini ia sedang menemani Sasha di kamarnya. Sahabatnya ini kini dalam kondisi sangat terpuruk, terlebih darah kembali mengalir dari hidungnya. Mimisan. Indira tidak habis pikir mengapa Sasha harus sebaik ini kepada Ale. Cinta boleh tapi tersakiti jangan.

"Sha. Gue mohon jangan bertindak kayak gini lagi. Kasihan hati lo, pikiran lo dan kesehatan lo. Baru juga mendingan sekarang kayak gini lagi" Indira memberi nasihat kepada Sasha dengan baik.

Sasha menatap Indira sambil menyeka darah yang mengalir dari hidungnya. "Aku sayang Ale in, cuma itu yang bisa Aku lakuin agar dia bahagia" Jelasnya.

"Tapi gak juga dengan cara nyakitin diri lo gini Sha, lo berhak bahagia" Sahut Indira dengan sorot mata yang sangat serius.

"Dia, gak pantas untuk lo perjuangin. Lo cantik, banyak yang suka. Buat apa menanti dia yang gak punya hati kayak gitu" Lanjut Indira menasehati. Ia ingin Sasha lebih menghargai hatinya.

"In, kamu tahu semua tentang Aku. Kalau gak sekarang Aku bahagiain Ale. Kapan lagi?" Air mata Sasha begerumul sedangkan Indira hanya dapat mengenggam tangan Sasha.

"Gue paham Sha" Indira kembali membawa Sasha dalam pelukannya. Ia sangat menyayangi sahabatnya ini yang sudah ia anggap sebagai saudara.

"Aku sangat menyayangi Ale In, meski hati dia gak buat Aku" Sasha tersenyum simpul. Lalu ia menghapus air matanya.

"Sasha sahabat Gue, kuat. Lo harus terus semangat! Ya?" Indira menyemangati Sasha. Membuat Sasha terkekeh dan mengangguk.

"In, boleh Aku minta tolong?" Tanya Sasha dengan cengirannya. Indira mengangguk "tentu aja boleh. Minta tolong apa?"

"Tolong bantu rekamin dikamera ini, Aku mau buat video selamat ulang tahun untuk Ale. Yang mungkin kapan-kapan bakal Aku kasih" Jelas Sasha sambil menampakkan senyumnya.

Indira menatap haru. "Yaudah ayo, kita buat videonya. Tapi lo harus make up dulu dan pakai baju yang cantik, biar ga kucel abis nangis kayak gini" ledek Indira.

"Kucel-kucel gini hanya untuk dirimuh, Iqbaal" Jawab Sasha dengan nada lagu siti badriah. "Udah kayak Nurani fans Iqbaal Ramadhan lo" Sahut Indira dengan tawanya.

"Gue juga fansnya Iqbaal In, tapi Iqbaal Aleano bukan Iqbaal Ramadhan" Balas Sasha dengan tawanya.

🥀🥀🥀

Pukul 19.00 wib

Sasha telah selesai memoles wajahnya dengan makeup yang sangat natural. Ia menggunakan baju dress selutut dengan jaket jeans. Rambutnya ia biarkan digerai dengan jepitan yang meghias dipinggir kanan untuk menjepit poninya. Cantik? Sudah pasti. Manis?sudah pasti. Hanya memiliki Ale sepenuhnya saja yang tidak pasti.

"Ya Ampun, barbie banget sih muka lo" Puji Indira sambil menatap Sasha penuh kekaguman.

"Biasa aja tau In hehe. Yaudah yuk mulai bikin videonya" Sasha meminta Indira untuk memulai merekam, dengan pencahayaan lampu sebagai lighting yang sengaja Sasha beli. Karena Sasha suka sekali membuat video, mengenai dirinya dan Ale. Cukup banyak video yang ia bidik diam-diam mengenai Ale. Ketika Pensi sekolah tahun kemarin, Ale sedang tanding basket, sampai ketika Ale sedang bertengkar pun ada.

ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang