13.Tak ada penjelasan

66 10 2
                                    

"Semua yang sudah terjadi tak perlu di jelaskan"

Pagi ini Reina tidak masuk sekolah karena demam sehabis di guyur hujan kemarin malam. Reina menarik kembali selimutnya, ia merasakan matanya yang agak berbeda mungkin karena tangisan kemarin yang tak ada hentinya membuat mata Reina menjadi mata panda.

Lagi-lagi Reina teringat kejadian kemarin yang membuat hatinya kembali remuk, Reina sangat tak menyangka bahwa Gino akan berbuat seperti itu, meskipun ia belum mendengarkan penjelasan langsung dari Gino.

Ponselnya bergetar dan menampilkan nama Manusia Aneh❤ di layar ponselnya. Itu artinya Gino menelponnya, memang sedari malam kemarin Gino selalu mengirimkan pesan kepada Reina, namun Reina menghiraukannya, Reina takut akan terjadi pertengkaran jika ia membalas pesan Gino.

Bukannya menjawab telpon Gino, Reina malah mematikan ponselnya. Mata Reina berkaca-kaca dan tetesan air mata kembali hadir membasahi pipinya.
"Maaf No, aku belum siap." hanya kata itu yang terlontar dari mulut Reina. Dari kemarin, Reina belum menampakkan dirinya pada Bi Minah maupun pak Joko. Dari kemarin pula Bi Minah terus mengkhawatirkan kondisi Reina saat ini.

Bi Minah terus mengetuk pintu kamar Reina, Bi Minah ingin sekali ada di samping Reina saat ia sedang merasa kacau atau apapun itu. Namun sayangnya Reina hanya butuh sendiri untuk menenangkan pikirannya. Reina kembali menutup matanya tanpa mendengarkan ketukan pintu kamarnya itu.


📝

Hari menjelang sore, bel sekolah sudah berbunyi, Gino berniat untuk pergi ke rumah Reina sore ini, namun sayang, Sandra wanita yang membuat hubungannya dengan Reina kacau itu menghalangi perjalanannya, ada saja alasan yang ia katakan pada Gino.

Sampai ia berpura-pura pingsan hanya supaya di antarkan pulang oleh Gino.
"Minggir, gue gak bakalan ketipu lagi sama drama lo." ucap Gino dingin.
"Tapi No, gue masih sayang sama lo, gue mau kita balikan." pinta Sandra.
"Lo cewek, plislah jangan kaya gini, murahan."
"No, lo boleh bilang gue apapun, lo boleh bilang gue murahan, karena ini semua gue lakuin hanya buat dapetin lo."
"Lo lupa? Lo pernah nyia-nyiain gue dulu, dan sekarang? Lo minta balikan? Dasar gak konsisten."
"No, mungkin kita hanya mantan tapi sesuatu yang pergi pasti bisa kembali, gue mau kita mulai dari awal lagi."
Gino tersenyum sinis mendengar perkataan Sandra barusan.
"Kayaknya dulu gue kesurupan deh mau sama lo."
"No..."
"Minggir atau gue tabrak."
"Sorry No."
Gino pergi meninggalkan Sandra di parkiran sekolahnya.





Gino melajukan motornya menuju rumah Reina, namun sayang kala itu ban motornya bocor dan ia harus mendorong motornya menuju bengkel terlebih dahulu. Malampun tiba, motor Gino belum juga bentul. Gino memilih meninggalkan motornya dan pergi menuju rumahnya.
"Sorry Na, bukan maksud gue."

📝

Reina terbangun dan melihat ke arah jam dinding yang ada di kamar tidurnya.
"Udah jam satu, ahhh laperr." Reina memegangi perutnya yang sedari tadi berbunyi karena kelaparan. Reina turun dari kamarnya menuju ruang makannya. Reina membuka kulkasnya dan membawa makanan untuk ia makan.

Bi Minah yang mendengar ada suara di ruang makannya langsung membawa sapu untuk berjaga-jaga ketika memang maling yang ada di ruang makannya itu. Bi Minah berjalan mengendap-endap menuju kamar pak Joko untuk membangunkannya.

Bi Minah membuka pintu kamar pak Joko sehingga membuat pak Joko yang sedang tertidur langsung terbangun.
"Malingg-maling." suara pak Joko terdengar sangat lantang.
"Maling ehh maling... Ahhh Joko berisik atuh, nanti malingnya kabur."
"Maksudnya? Ada maling kitu?"
"Hooh, taditeh saya denger di ruang makan ada suara."
"Ahh itumah tikus kali bukan maling, kamu alasan aja, ngomong aja kalo kamu pengen ke kamar saya."
"Ihh jijik atuh Joko, saya udah tua gini juga milih-milih. Yaudah atuh ah ayo cepetan itu nanti malingnya keburu pergi."
"Yaudah atuh tunggu."


Bi Minah dan Pak Joko berjalan dengan hati-hati. Dan ketika mereka sedang mengendap-endap, bukannya menangkap seseorang tersebut, tapi mereka malah berteriak.
"Ampun-ampun.... Kami gak salah ehh kami gak salah." ucap Bi Minah latah.
"Kalian lagi ngapain hayohh ngendap-endap gitu, Reina jadi curiga." ucap Reina dengan tenangnya.
"Ahh si Non, ternyata Non yang tadi di ruang makan?"
"Iya Bi emang kenapa?"
"Eta atuh Neng si Bibi teh nyangka Non Reina teh maling." jelas pak Joko.
"Ahh ya Ampun bibi." Reina tertawa sejadi-jadinya seperti ia tak mempunyai masalah sedikitpun.

Memang benar Tak semua orang harus menampilkan kesedihannya, seseorang yang hebat adalah orang yang bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Lagian ini Non, si pak Joko bukannya jaga di pos satpam malah ngorok di kamarnya."
"Ehh atuh satpam juga manusia punya rasa punya ngantuk." Nyanyi Pak Joko
Reina hanya tertawa melihat kelakuan keduanya yang sangat kocak itu. Reina sangat menyayangi keduanya karena hanya mereka yang kini Reina punya.


"Nah Gitu atuh Non, ketawa kan enak." ucap pak Joko.
"Haha iya pak, makasih ya Pak Bi."
"Iya Non, sama-sama, udah sok atuh Non Reina tidur lagi ini udah malem."
"Iya Bi,Pak Reina naik dulu ya."
"Iya sok Non."
Reina pergi meninggalkan Bi Minah dan Pak Joko yang sedang berada di ruang makannya.

📝

Wahh apakah Reina dan Gino akan kembali bersatu? Atau malah sebaliknya? Ikutin terus kelanjutannya ya guys baca terus😉

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang