15.Penjelasan

67 9 3
                                    

"Semuanya akan jelas apabila kau mau mendengarkan"

Pagi ini Reina kembali bersekolah dengan wajah yang terlihat sangat marah, ia merasa tak ada semangat bersekolah karena kejadian kemarin yang semakin membuat dirinya kecewa terhadap Gino. Tapi Reina sadar bahwa hubungannya dengan Gino tidak boleh mengganggu pelajarannya meski kenyataannya hubungannya sudah merenggut proses belajarnya.

Hari ini berbeda dengan hari kemarin, jika kemarin-kemarin Gino tak menjemputnya, sekarang Gino sudah ada di depan gerbang Reina untuk pergi ke sekolah bersama. Entah ada apa dengan Gino sampai dia menjemput Reina hari ini, atau dugaan Reina tentang rasanya sudah hilang itu salah?


Reina terkejut melihat Gino yang sudah ada di depan gerbangnya itu, awalnya Reina ingin berbalik dan kembali masuk ke rumah, namun Gino langsung menahan lengannya dan menatapnya dengan tatapan yang tak bisa Reina artikan.
"Na, berangkat bareng yuk." pinta Gino memohon. Reina hanya mengangkat satu alisnya.
"Pliss Na, gue mau kita kembali kaya dulu lagi Na, gue gak mau kita terus begini."
"Percuma." jawab Reina cuek.
"Gue mohon Na, dengerin penjelasan gue dulu."
"Semuanya udah jelas."
"Belum Na, semuanya belum jelas, lo akan ngerti saat lo dengerin penjelasan gue Na, pliss."
Reina merasa tak tega melihat Gino yang terus menerus memohon padanya. Akhirnya Reina membuka hatinya dan langsung menaiki motor Gino.
"Ayo berangkat."
"Makasih Na." Gino tersenyum hangat.

Di sepanjang perjalanan mereka hanya saling diam, suasana yang canggung ini membuat keduanya tak nyaman. Akhirnya mereka sampai di parkiran sekolah, Reina turun dari motor Gino dan langsung beranjak pergi, namun tangannya di tahan oleh Gino sehingga Reina tak mampu berjalan lagi.
"Ikut gue Na." tanpa jawaban dari Reina, Gino langsung menarik Reina sehingga Reina tidak bisa menolak permintaannya. Reina bingung dengan Gino, kemana ia akan membawanya pergi.


Gino membawanya menaiki tangga yang menuju ke rooftop sekolah, tapi untuk apa? Kelas akan dimulai beberapa menit lagi, tapi Gino malah membawanya ke rooftop, apakah Gino ingin mengajaknya bolos? Tapi jika dia ingin membawanya bolos untuk apa mereka datang ke sekolah?
"Ko ke rooftop No?"
"Gue mau hubungan kita baik lagi, gue gak mau kaya gini terus Na, gue gak mau terus nyakitin lo, gue gak mau ada kesalahpahaman lagi antara kita Na. Maka dari itu, gue mau jelasin semuanya. Dan gue mohon lo dengerin penjelasan gue kali ini aja Na, terserah lo mau percaya atau nggak sama gue. Itu semua kembali ke diri lo sendiri."
"Jadi?" tanya Reina.
"Jadi apa?" ucap Gino polos
"Ish nyebelin, jadi apa penjelasannya Ginoo..." ucap Reina kesal
"Ohhh iya lupa."
"Gini Na, sebenarnya yang waktu gue gandeng Sandra itu karena katanya Sandra sakit makanya dia minta gue gandeng."
"Kenapa harus lo yang gandeng, banyak kali cowok di kelas lo."
"Sorry Na, waktu itu gue terlalu percaya sama Sandra gue kira dia beneran sakit makanya gue yang gandeng dia."
"Lo suka sama dia?"
"Nggak Na, dia mantan pacar gue." Reina membulatkan matanya saat mendengar perkataan Gino barusan.
"Ohhh mantan." ucap Reina cemburu.
"Terus yang di bilang Sandra kemarin itu apa? Yang katanya gue ngerebut lo dari dia itu bener?"
"Nggak Na, dia bohong gue sama dia udah putus dari lama, sebenarnya yang waktu gue mau cerita sama lo itu gue mau cerita tentang Sandra pindah sekolah kesini. Cuma gue rasa waktu itu belum tepat makanya gue gak bilang sama lo, gue kira kejadiannya gak bakal kaya gini, ternyata semuanya jadi gini, sorry ya Na."
"Terus yang waktu sama Amel?"
"Ohh yang waktu di UKS? Dia duduk di samping gue, terus dia ajak gue ngobrol terus dia narik kepala gue ke pundaknya, gue mau nolak ehh keburu ada lo, ya jadi gini deh."
Reina bingung, siapa yang harus ia percayai semuanya sangat membuat Reina kecewa, namun penjelasan dari Gino cukup masuk akal untuk di percayai.

Reina menganggukan kepalanya.
"Gue minta maaf No."
"Gue yang harus minta maaf Na."
"Saling memaafkan aja No."
"Iya Na."
"Ehh Na, ada apa itu di mata lo?"
"Apa emang?" Reina menyodorkan matanya.
"Ada masa depan Na." Gino tertawa
"Ihhh dasar nyebelin lo gak ilang-ilang tau gak."
Gino menarik Reina ke pelukannya.
"Makasih ya Na udah mau dengerin gue, gue gak tau sampai kapan kita bakal salah paham kalo lo gak dengerin penjelasan gue. Lain kali kalo ada apa-apa dengerin dulu ya Na."
"Ish iyaa-iya."
"No..."
"Apa?"
"Belajarnya kapan?"
"Ya ampun, lupa Na."
"Ahhh dasar."
"Yaudah yuk turun."
Mereka berjalan menuruni tangga, pada saat itu Sandra telah menunggu mereka dari bawah. Sandra menatap Reina dengan tatapan yang sangat tajam.

Reina tak nyaman di tatap seperti itu, ia menoleh ke arah Gino yang ada di sampingnya.
"No.."
"Tenang Na, ada gue."
"

Heh lo cewek gatel, lo masih berani aja ya deketin cowok gue."
"Jaga mulut lo, mulai sekarang pergi dari hadapan gue sama Reina!"
"Tapi No, gue sayang sama lo."
"Tapi gue nggak."
Gino merangkul Reina dan mengajaknya pergi dari hadapan Sandra.


Reina tersenyum karena Gino telah kembali lagi, ternyata Cintanya belum hilang, itu hanya perasaan Reina saja.
"Makasih ya No."
"Iya Na."
Gino mengantarkan Reina ke dalam kelasnya. Amel yang melihatnya nampak tak suka karena pemandangan ini.


📝

Wahhh udah baikan Alhamdulillah😂 semoga gak ada masalah lagi ya guys, penasaran? Ikutin terus kelanjutannya ya❤

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang