"Bukan dendam hanya saja aku ingat"
Pagi ini Reina kembali bersekolah karena badannya sudah tak demam lagi. Ia pergi dengan diantar pak Joko sang supirnya karena ia masih merasa lemas dan tak kuat jika harus berangkat sendiri.
Apa kabar dengan Gino? Sudah lama ia tak menjemput Reina, apakah cintanya telah hilang? Atau mungkin, posisi Reina sudah tergantikan oleh orang lain? Ahhh sudahlah, Gino mungkin sudah tak peduli dengannya, mungkin kini Reina bukan prioritasnya lagi.
Reina telah sampai di sekolah, kini ia berada di depan gerbang sekolahnya, ia berniat untuk pergi menuju kelasnya namun, langkahnya terhenti ketika seseorang di depannya sedang memarahi seorang perempuan, entah salah apa perempuan tersebut sampai seseorang yang ia kenali itu sangat marah kepadanya.
Ya... Dia adalah Gino, entah apa yang terjadi sehingga Gino sangat marah pada perempuan yang dulu bergandengan dengannya. Reina mencoba tak memperdulikan hal tersebut, ia melangkahkan kakinya sampai sebuah tangan menarik lengannya.
"Aduhh..." kaget Reina
"Sorry sorry sakit ya?" tanya orang tersebut.
"Ehh enggak ko kak, aku cuma kaget aja, ada apa?"
"Lo penasaran sama cewek yang lagi Gino marahin?"
"Maksudnya?" tanya Reina so polos
"Lo gak mau tau siapa cewek itu?"
"Maksud kak Julio apa? Aku gak ngerti." ya, yang menarik lengannya adalah Julio sahabat dari pacarnya.
"Lo jangan lewat ke koridor itu, lo cari jalan lain aja."
"Tapi kenapa kak?"
"Gue bilang jangan."
"Gak, gue gak bakalan dengerin apa kata lo sebelum lo jelasin maksud lo itu apa."
"Terserah." ucap Julio sambil meninggalkan Reina yang sedari tadi kebingungan karena ucapa Julio tadi.Reina kembali melihat ke arah keributan tersebut, ia berniat untuk melanjutkan langkahnya dan menghampiri keributan tersebut. Reina berjalan ke arah keributan tersebut dan seorang perempuan yang sedang Gino marahi tersebut menarik lengannya dan PLAKK.... perempuan itu menampar Reina tanpa aba-aba terlebih dahulu.
"Sandra!" tegas Gino.
"Ternyata bener, gara-gara cewek alay kaya gini lo nolak gue." Sandra tersenyum sinis.
"Maksud lo apa nampar gue?" Reina ikut bicara.
"Lo gak tau? Apa alesan gue nampar lo? Ahh so polos lo! Lo gak tau hah siapa gue?"
"Gue gak tau siapa lo, dan untuk apa lo nampar gue, tolong jelasin sama gue sebenarnya ada apa ini?"
"Lo gak tau? Kalo cowok yang ada di samping lo ini adalah pacar gue." jelas Sandra yang membuat mata Reina memanas dan mengeluarkan air. Reina menoleh ke arah Gino, Gino yang melihatnya menggelengkan kepalanya.Maksudnya apa? Apakah benar apa yang dikatakan Sandra, atau Sandra hanya mengaku-ngaku saja? Andaikan ada kunci jawaban mungkin Reina sudah mengetahuinya sekarang.
"Jadi? Selama ini maksudnya apa? Buat apa lo buat gue sayang sama lo, buat apa lo selalu buat gue nyaman? Gue salah apa sama lo sampai lo tega nyakitin gue kaya gini? Apa maksudnya?" Reina menangis sambil memukul-mukul Gino. Gino langsung memeluknya, namun Reina berhasil melepaskan pelukannya.
"Nggak Na, itu semua gak benar, itu semua bohong, lo jangan percaya sama dia, dia cuma mantan gue Na, gue mohon sama lo, gue sayang sama lo, gue beneran serius sama lo Na." jelas Gino. Reina berfikir sejenak jadi siapa yang benar Gino atau Sandra,, rasanya Reina ingin berteriak sekencang-kencangnya karena semua ini.
"Ya... Itusih terserah lo, kalo lo mau sakit hati lagi ya tetep sama Gino, tapi lo juga cewek lah ya, lo pasti bisa ngerasain kalo lo ada di posisi gue."
"Stoppp, jangan ada yang bicara lagi, gue gak peduli sama semuanya, terserah siapapun yang bohong di antara kalian gue gak mau tau, sekarang terserah kalian gue capek.." teriak Reina lemah.Selang beberapa detik Reina jatuh pingsan karena semua ini, semua orang sontak kaget dan Gino langsung menggendongnya menuju UKS. Setelah di periksa Reina belum juga sadar, Gino sangat khawatir dengan keadaannya, sampai-sampai ia rela tak mengikuti pelajaran karena ingin memastikan keadaan Reina.
"Naa.... Sorry." rintih Gino.
"Bukan maksud gue nyakitin lo, gue sayang sama lo, gue gak mau kehilangan lo, lo percaya sama gue Na, jangan dengerin Sandra, bangun Na, gue gak mau lo kenapa-napa." Gino menundukan kepalanya, ia merasa kecewa karena menurutnya Reina seperti ini karenanya.Jari tangan Reina bergerak menandakan sang pemiliknya sadar, mata Reina terbuka dan melihat sekelilingnya.
"Na? Akhirnya kamu sadar." Gino tersenyum.
"Gue dimana?"
"Lo di UKS Na, tadi lo pingsan."
"Pingsan?"
"Iya, maaf ya Na."
Seketika Reina ingat semuanya dan langsung bergerak untuk bangun.
"Lo pergi dari sini, lo jahat sama gue, gue benci sama lo!"
"Enggak Na itu gak bener, kamu jangan percaya sama dia."
"Tinggalin gue disini sendiri!"
"Tapi Na."
"PERGI!"
"Iya Na." Gino menuruti permintaan Reina, namun bukannya pergi ke kelasnya Gino hanya diam di depan UKS untuk memastikan Reina baik-baik saja.Reina kembali berbaring di atas ranjang UKS. Ia sangat merasa pusing, kepalanya terasa sangat sakit dan seperti ada yang sedang menjambak rambutnya, Reina memegangi kepalanya dengan air mata yang sedari tadi sudah mengalir di pipinya. Gino yang melihatnya hanya bersedih, ia kecewa pada dirinya sendiri.
Bel istirahat berbunyi semua siswa keluar dari kelasnya masing-masing, sama halnya dengan ketiga sahabat Gino, yang langsung menghampiri Gino yang sedang berada di koridor UKS.
"Yaelahh ni masalah gak kelar-kelar perasaan." ejek Dave.
"Namanya juga cinta, ribettt." jelas Radit.
"Sutt kalian gak boleh gitu, jahat banget." ucap Julio.
"ehhhh babang Gino ada yang bela." Dave kembali mengejek.
"Woy kalian semua bisa diem gak sih, pusing gue." marah Gino.
"Ehhhh sorry mas bro." ucap Dave.
"Lo lagi PMS ya No, ngambek gitu." tebak Radit ngawur.
"Kalian denger gak kata Gino?" tanya Julio.
"Ahh gak asik ya gak Dit?" ucap Dave.
"Iya nih, gak asik banget, cabut yu Dave, cari neng Amel." ajak Radit.
"Cuss ah berangkat." Dave dan Radit pergi meninggalkan Julio dan Gino berdua di koridor UKS.Awalnya mereka saling diam satu sama lain, sampai akhirnya Julio angkat bicara.
"Sandra jangan lo ladenin."
Gino yang mendengarnya menoleh ke arah Julio.
"Iya, orang kaya dia mending di diemin, biarin dia ntar juga malu sendiri."
"Lo gak ngerti."
"Gue ngerti No, gue pernah ada di posisi lo, lo lupa?"
"Ini beda, semuanya beda."
"Sama No, jangan ladenin Sandra, fokus sama Reina, dia baik jangan sakitin dia."
"Siapa yang mau nyakitin dia? Jangan so bijak, sangan so ngerti. Pergi."
"Gue bilang PERGI!"
julio pergi meninggalkan Gino di koridor UKS sendirian.Selang beberapa menit, Irene dan Amel pergi ke UKS untuk menjenguk Reina. Amel yang melihat Gino sendirian di koridor UKS langsung mendekati Gino dan duduk di sampingnya Gino. Sedangkan Irene tak mengetahuinya karena sedari tadi ia berjalan jauh di depan Amel.
"Kak...?" ucap Amel.
"Hmmm."
"Kak Gino jangan sedih gitu dong kak."
"Nanti Reina jadi sedih loh kak."
"Kakak yakin mau sedih terus?"
"Percuma kali kak Reina juga gak bakalan maafin kakak."
"Maksud lo apa?"
"Maksud aku, Reina gak bakalan maafin kakak kalo kakak kaya gini terus."
"Lo mau jenguk Reina kan? Masuk aja jangan disini gue mau sendiri."
"Tapi kak, aku mau nemenin kak Gino aja disini."
"Gue mau sendiri lo ngerti?"
"Kak, bukan gini caranya buat nenangin diri. Coba sini." Amel menarik kepala Gino sehingga Gino bersandar di bahu Amel.Reina dan Irene keluar dari UKS dan terkejut melihat peristiwa tersebut.
"Gino...." ucap Reina lemah.
Gino langsung menoleh ke arah suara tersebut dan benar saja Reina kembali meneteskan air matanya.
"Mel lo tuh gak tau diri banget ya, lo jahat tau gak." Irene yang melihatnya sangat emosi pada Amel, karena pasti Amel dalang dari semua ini.Gino langsung berdiri dan menghampiri Reina.
"Na, ini gak seperti yang lo liat Na."
"Ren bawa gue pergi dari sini."
"Na tunggu gue Na, dengerin penjelasan gue."
Reina tak mendengarkan perkataan Gino barusan, ia terus melangkahkan kakinya menuju kelas.Lagi-lagi masalah, ada apa dengan hubungan ini, kenapa banyak sekali masalah yang menghampirinya. Tak ada yang salah diantara keduanya namun, orang luar yang membuat mereka terus menerus mengalami kesalah pahaman.
📝
Gemess bangett ampunnn,, selalu aja masalah, gila dasar ya PHO..... Ehh iya ikutin terus lanjutannya ya Guys,,, happyreading....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan
RomanceReina Aulia seorang gadis cantik yang memiliki kepribadian yang unik,gadis yang sering di panggil Rein ini sangat menyukai hujan,karena menurutnya hujan adalah anugrah yang paling indah yang tuhan turunkan ke bumi. Meskipun tak selamanya hujan turun...