"Terimakasih karena tak pernah pergi, terimakasih karena selalu ada, dan terimakasih karena selalu menerima kekuranganku"
📝
Pagi ini Reina pergi ke sekolah dengan semangat, sesekali ia tersenyum mengingat kejadian kemarin yang sangat ia sukai,, meskipun awalnya sangat membingungkan.
Pagi ini Reina akan pergi ke sekolah bersama Gino lagi, menjalani hari-hari biasa dengan Gino lagi, Gino memang jahat sampai dia membuat Reina bingung seperti kemarin-kemarin, tapi percaya tidak percaya rasa sayang Gino melebihi dari apapun untuk Reina.
Titt..... Suara klakson motor di depan gerbang rumahnya menandakan bahwa Gino sudah sampai. Reinapun turun untuk menghampiri kekasihnya tersebut.
"Selamat pagii.. " ucap Reina semangat
"Pagi Na." jawab Gino
Reina menaiki motor Gino dan tanpa aba-aba Gino langsung melajukan motornya.
"No?" tanya Reina
"Hmmm. "
"Kenapa?"
"Apanya?"
"Kamu.. "
"Gak papa ko." Gino memotong ucapan Reina
"Ohh iya."
Reina merasa ada yang aneh dengan pacarnya itu, ada apa dengan Gino? Apakah ia kerasukan? Memangnya setan apa yang mau merasuki Gino yang nakal itu.Mereka sampai di sekolah dan Gino tak berbicara sepatah katapun pada Reina.
"No?"
"Hmmm"
"Yakin gak apa-apa?"
"Iya."
"Yaudah yuk."
"Kemana?"
"Ke kelas."
"Duluan aja."
Reina membulatkan matanya saat mendengar Gino mengucapkan hal tersebut. Reina mengangguk dan pergi meninggalkan Gino di parkiran sekolahnya.Tak ada angin tak ada ujan Gino menjadi berubah pada Reina, apa salah Reina padanya bukankah dulu Gino yang selalu mengejarnya, mengapa kini ia menjadi sangat dingin, apa Gino sedang mengerjainya lagi? Tapi rasanya tidak mungkin.
Padahal baru saja kemarin ia merasakan kebahagiaan, baru saja kemarin Gino memberinya kejutan, tapi sekarang ia berubah. Lantas untuk apa hari kemarin? Tak ada gunanya.
"Na? Lo kenapa?" tanya Irene
"Gino Ren."
"Kak Gino kenapa?"
"Dia berubah."
Irene tak melanjutkan percakapan tersebut karena Ia tak tega pada Reina yang sekarang matanya sudah berkaca-kaca. Setelah kejadian dengan Sandra, Irene dan Reina sudah kembali membaik lagi.Irene tak kuat melihat Reina yang akan menangis, Reina pun tak kuat menahan air matanya hingga air matanyapun terjatuh membasahi pipinya. Irene memeluk Reina seraya memberikan kekuatan pada Reina.
"Lo yang sabar ya Na, gue tau rasanya kalo gue ada di posisi lo."
Reina melepaskan pelukannya dan tersenyum pada Irene.
"Makasih ya Ren, lo selalu ada buat gue."
"Iya Na."
Mereka kembali berpelukan, saling menampakkan rasa sayangnya pada satu sama lain. Reina sudah menganggap Irene sebagai kakaknya sendiri, begitupun dengan Irene yang menganggap Reina sebagai adiknya.📝
Hari mulai sore bel sekolahpun berbunyi menandakan semua pelajaran sudah selesai dan waktunya untuk para siswa dan siswi pulang ke rumahnya masing-masing.
"Ren?"
"Iya Na?"
"Lo pulang sama siapa?"
"Gue dijemput sama nyokap gue, kenapa Na?"
"Engga Ren cuma mastiin aja lo pulang selamat." jelas Reina berbohong
"Beneran?"
"Iya."
"Lo pulang sama siapa?"
"Gue... Gue... Ahh ada ko udah nyokap lo udah nungguin kayanya cepet jangan buat orangtua nunggu,, kualat ntar."
"Dasar lo ada-ada aja. Yaudah gue pulang duluan ya, lo hati-hati."
"Iya Ren pasti."
Irene meninggalkan Reina sendirian di kelasnya, bukannya ingin meninggalkan Reina sendirian. Namun Irene tak tahu jika Reina sedang bingung.Kini tinggal Reina sendirian di kelasnya, ia berjalan menuju kelas Gino, namun Gino sudah tak ada di kelasnya. Kemanakah dia? Ahh Reina sepertinya harus pulang sendiri. Lagipula Gino tak mungkin menunggunya, tadi pagi saja dia sudah bersikap seperti itu padanya.
Saat Reina berjalan menuju gerbang sekolah, langkahnya terhenti karena ia menyadari bahwa ada seseorang di belakangnya. Reina menengok kebelakang untuk memastikan, namun sayang tak ada siapapun di belakangnya. Ahh mungkin ini hanya perasaan Reina saja.
Reina kembali melangkahkan kakinya, tapi lagi-lagi langkahnya terhenti karena dia mendengar langkah seseorang dibelakangnya. Dan
"Hayoooh lo takut ya."
"Ishh Vito, lo ngapain ngikutin gue."
"Geer banget."
Reina mengangkat satu alisnya.
"Gue gak ngikutin lo, tapi kebetulan aja jalan ke gerbang yang deket dari kelas gue ya kesini."
"Terus ngapain lo nakutin gue kaya tadi?"
"Sengaja aja nguji mental lo."
"Gak jelas banget."
"Iya sorry. Lo pulang bareng siapa?"
"Lo liat gue jalan sama siapa tadi?"
"Sendiri."
"Nah itu lo tau."
"Pulang bareng gue yaa."
"Gak."
"Na, ayolah. Gue gak bakal biarin lo pulang sendiri, gue tau lo gak bawa motor."
"Berisik."
"Na, gue serius."
"Iya."
"Iya apa?"
"Iya mau."
"Nah gitu dong, ayo naik."
Akhirnya dengan terpaksa Reina pulang dengan Vito. Dalam mobil, seringkali Vito mengajaknya mengobrol tapi Reina tak menjawabnya karena pikirannya terus menerus memikirkan Gino.📝
Wahh maaf ya guys baru update lagi nihh😁 padahal gak sibuk-sibuk amat, tapi penyakit males terus mengintai jadi begini deh😁 ikutin terus ceritanya ya,, happy reading manteman😍 jangan lupa votenya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan
RomanceReina Aulia seorang gadis cantik yang memiliki kepribadian yang unik,gadis yang sering di panggil Rein ini sangat menyukai hujan,karena menurutnya hujan adalah anugrah yang paling indah yang tuhan turunkan ke bumi. Meskipun tak selamanya hujan turun...