4.Pelajaran Olahraga

179 18 0
                                    

"Tak semua orang menyukai pelajaran Olahraga, sama halnya dengan Reina"

Hari ini adalah hari Rabu, dimana kelas Reina akan mengikuti pelajaran Olahraga, yang merupakan salah satu pelajaran yang tidak Reina sukai. Tapi, mau tidak mau Reina harus mengikutinya karena jika tidak, nilai Olahraga Reina yang akan menjadi korbannya.

Saat ini Reina dan teman kelasnya sedang berada di lapangan basket untuk berlatih basket. Dan tidak di sangka ternyata, bukan hanya kelas Reina saja yang sedang berada di lapangan basket tersebut melainkan kelas duabelas Ipa1 juga sedang berolahraga disana.

Karena kebetulan sekali materi yang sedang di pelajari oleh kedua kelas tersebut sama, yaitu tentang basket, Pak Doni dan Pak Surya pun sepakat untuk menggabungkan kedua kelas tersebut.
"Mohon perhatian anak-anak, kebetulan sekali kita berolahraga bersamaan dengan kelas 12 hari ini dan bapak ingin kalian mempelajari materi tentang basket dari kakak kelas kalian. Dan kebetulan, jumlah siswa yang ada di kelas ini dengan kelas 12 sama jumlahnya oleh karena itu agar semuanya paham dan dapat menguasai materi ini nanti, kalian akan mendapatkan kakak kelas satu orang satu,jadi kalian akan lebih fokus belajarnya dan kalian pasti akan lebih mengerti. Saya harap kalian paham dengan penjelasan saya. Dan nanti biarkan kakak kelas kalian yang datang menemui kalian dan kalian ikuti saja apa yang dikatakan mereka." jelas Pak Doni.
Para siswa mengangguk menunjukan bahwa mereka mengerti dengan apa yang Pak Doni katakan.

📝

                 

"Pak guru tau aja ya apa yang lo mau" ucap Dava pada Gino.
"Tuhan gak pernah jahat sama orang baik." Gino percaya diri.
"Kasian gue No sama cewek itu." potong Radit.
"Kenapa?" tanya Gino.
"Dia cantik, baik, pinter lagi, tapi ko di deketinnya sama cowok kaya lo. Ha..ha..ha.." Radit tertawa dan semuanyapun ikut tertawa kecuali Gino.
"Lo sebagai teman bukannya dukung gue malah ngejatuhin gue." Gino menoyor kepala Radit.
"Tapi perkataan Adit ada benernya juga tau No." Julio ikut bicara.

Semuanya menatap Julio heran
"Bener gimana maksudlo?" bukannya Gino tapi malah Radit yang berbicara.
"Yaiya kasian dia, nanti kalo dia dideketin sama lo terus kalian jadian, udah kaya Beauty And The Best tau gak." Semuanya tertawa mendengar lelucon Julio.
"Dasar lo semua bisanya cuma ngeledek." ucap Gino sambil bergegas meninggalkan ketiga temannya yang sedang menertawakannya.


📝

                               

Reina dan Irene sedang menunggu kakak kelas yang akan mengajari mereka, namun Reina baru  sadar bahwa kelas duabelas Ipa1 adalah kelas Gino si cowok aneh yang selalu mengganggunya. Bagaimana jika dia yang akan mengajarkannya bermain basket? Mungkin bukannya bisa tapi Reina malah pusing Karena akan mendengarkan celotehan tak jelas yang keluar dari mulut si cowok aneh itu.

"Hemm." Suara tersebut membuat Reina tersadar dari lamunanya. Benar saja Gino pasti yang akan mengajarinya bermain basket. "Duhh mimpi apa gue semalem sampe bisa di ajarin sama cowok aneh kaya dia." batin Reina.
"Lo udah siap belajar sama gue? Atau lo udah siap buat jadi pendamping hidup gue?" ucap Gino ngawur.
"Sorry gue mau serius belajar basket biar gue bisa bukan mau main-main dan dengerin gombalan lo yang receh itu." jelas Reina tegas.
"Kalo lo mau bisa maen basket, lo harus jawab pertanyaan gue dulu." pinta Gino.
Reina hanya menaikkan salah satu alisnya.
"Lo harus jawab siapa nama lo?"
"Udah gue bilang gue mau serius---" ucapan Reina terpotong karena Gino langsung meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Reina.
"Itu syarat dari gue, gue sih gak maksa, tapi kalo lo mau belajar sama gue lo harus jawab pertanyaan gue tadi, tapi kalo lo gamau jawab berarti lo juga gamau gue ajarin main basket."
"Ish, lo bisa gak sih gak ngeselin sehari aja."
"Gabisa, jadi gimana? Lo mau jawab atau gue gamau ajarin lo main basket, dan semua temen kelas lo udah pada punya kakak kelas yang bisa ngajarin mereka sedangkan lo.. Yaa lo tau sendiri lah."
Reina berfikir sejenak, dia masih sayang pada nilainya jika nilainya jelek bagaimana? Dia tidak bisa melihat nilainya jelek, tapi apa harus Reina memberi jawaban dari peetanyaan sepele seperti itu.

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang