"Satu kata yang harus di lakukan dalam hidup adalah Ikhlas"
Hari Rabu, waktunya kelas Reina melaksanakan olahraga. Dan ya Reina sekarang sedang menenggelamkan kepalanya, menandakan bahwa dirinya sedang malas. Dan memang benar Ia tak pernah menyukai pelajaran olahraga ditambah keputusan Gino kemarin yang masih terngiang-ngiang dalam kepala Reina membuatnya kacau.
"Ayo Na, udah ditunggu sama guru mapel."
"Hmmm."
"Naa ayo."
"Ren." Reina mendongakkan kepalanya semangat. Irene yang melihatnya hanya mengangkat satu alisnya.
"Tolong bilang sama guru mapelnya gue sakit." pinta Reina.
"Ya ampun Na. Gue pikir lo mau ke lapangan. Ehh taunya malah minta gue bohong."
"Plisss." Reina memaksa.
"Na, jangan bohong gitu ah ntar kalo lo sakit beneran gimana? Kualat lo ntar."
"Males Ren."
"Udah ayo bangun semangat." Irene menarik lengan Reina, tapi gagal Reina menguatkan pegangannya pada meja sehingga Irene tak bisa menariknya.
"Plis Ren, pliss."
"Yaudah terserah lo. Tapi kalo guru mapel tau lo bohong, jangan salahin gue ya." Irene meninggalkan Reina sendirian di kelasnya. Reina kembali menenggelamkan kepalanya lagi.Reina kembali mendongakkan kepalanya karena merasa bahwa ada yang duduk di sebelahnya.
"Vito."
"Hmmmm." Vito hanya berdehem dan menenggelamkan kepalanya.
"Lo ngapain disini?"
"Pengen aja."
"Lo gak belajar?"
"Gak ah males."
"Bukannya lo paling antusias kalo berurusan sama pelajaran?"
"Lo aja nggak."
"Ngapain lo ikutin gue."
"Lo putus sama pacar lo?" Vito mengalihkan pembicaraan.
"Lo tau dari mana?"
"Udah nyebar kali Na."
"Emang iya?"
"Tadi gue lewat koridor banyak yang lagi ngomong kalo lo sama pacar lo putus."
"Ohh iya.""Kenapa bisa?"
"Bisa apa?"
"Putuslah."
"Udah harusnya kali."
"Beneran? Bukannya gara-gara gue?"
"Nggak. Pede banget lo."
"Soalnya yang lain ngomongnya kaya gitu."
"Gosip." ucap Reina sambil kembali menenggelamkan kepalanya lagi."Na." lagi-lagi Vito mengganggunya.
"Hmmm."
"Kenapa dia gak marah sama gue nya Na?"
"Siapa?"
"Pacar lo." Reina mendongakkan kepalanya.
"Ehh sorry mantan maksudnya." Vito menjelaskan.
"Kenapa lo harus marah sama lo?"
"Ko gue?"
"Kan lo juga mantan gue." mendengar perkataan Reina Vito membulatkan matanya. Mengapa mantannya itu sangat tidak peka."Bukan gue maksudnya Na, tapi mantan lo yang baru putus itu. Siapa namanya? Gino ya?"
"Udah jangan di bahas gue ngantuk."
"Sejak kapan lo jadi gak semangat belajar gini?"
"Sama kaya lo."
"Hmmmm." Vito mengikuti Reina menenggelamkan kepalanya.📝
Gino kali ini sedang berjalan di koridor depan kelas Reina. Tak disangka kali ini Ia dan Reina telah berpisah. Sesekali Gino melihat ke dalam kelas Reina dan ia membulatkan matanya saat melihat Reina sedang menundukan kepalanya di atas mejanya ditemani seorang laki-laki yang tidak di ketahuinya. Rasanya cemburu, tapi Gino sadar. Ia dan Reina telah berpisah, sekarang Ia tak berhak untuk cemburu, melarangnya dan apapun itu yang berhubungan dengan Reina.
Tapi setidaknya jika Ia masih sayang pada Gino, Reina pasti akan menjaga jarak dengan laki-laki dan kembali pada Gino. Gino semakin penasaran pada laki-laki yang sedang bersama Reina itu. Dan Gino terkejut saat melihat laki-laki itu adalah Vito. Laki-laki yang di anggap sebagai perusak hubungannya dengan Reina.
Gino semakin kesal pada Reina, ternyata benar dugaannya. Jika Reina masih sayang pada Vito. Ahh mungkin Mereka akan balikan, toh Gino dan Reina sudah tak ada hubungan lagi. Reina mendongakkan kepalanya dan melihat-lihat sekitarnya. Ia terkejut saat mendapati Gino sedang mengintipnya, lalu ia melihat Vito yang sedang ada di sampingnya itu. Gino akan semakin membencinya setelah kejadian ini. Tapi apa daya, Reina tak mungkin menjauhi Vito lagipula Vito tak mempunyai salah apapun padanya.
"Na?" tanya Vito.
"Hmmm."
"Keluar yuk."
"Ke kantin tapi."
"Iya." Tanpa menjawab lagi Reina langsung berdiri dan berjalan di ikuti oleh Vito. Saat Reina dan Vito berjalan menyusuri koridor, banyak wanita yang melihatnya tidak suka. Vito memang tampan, di sekolahnya yang dulupun Vito dijuluki sebagai mostwanted.Saat ketahuan oleh Reina, Gino langsung pergi. Terlihat di wajahnya Ia sangat kecewa pada Reina. Tapi Reina bisa apa, jika dia jelaskan Gino tak akan pernah mendengarkannya. Tapi sudahlah, Reina dan Gino kan sudah tak ada hubungan apa-apa. Biarkan dia mencap Reina Jelek, asal jangan Reina benar jelek saja.
📝
Wahhh ada yang cemburu nihh😁 tapikan kalo udah jadi mantan, bisa apa😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Hujan
Любовные романыReina Aulia seorang gadis cantik yang memiliki kepribadian yang unik,gadis yang sering di panggil Rein ini sangat menyukai hujan,karena menurutnya hujan adalah anugrah yang paling indah yang tuhan turunkan ke bumi. Meskipun tak selamanya hujan turun...