3.Hukuman

232 18 0
                                    

"Tak ada hukuman yang lebih menyebalkan dari dihukum bersama orang aneh"


Tok tok tok. Terdengar ketukan pintu dari luar kamar Reina yang berhasil membuatnya terbangun.
"Siapa sih pagi-pagi juga."
Reina berjalan menuju pintu untuk membukanya
"Bibi ternyata,ada apa bi?"
"Non ternyata udah bangun,bibi cuma mau kasih tau sarapan sudah siap dari tadi non belum juga keluar kamar jadi bibi kesini buat liat non Reina." Jelas Bi Minah
"Emangnya ini jam berapa sih bi?"
"Setengah Tujuh pagi non."
Reina membulatkan matanya ketika mendengar perkataan bibi nya tadi.
"Kelas dimulai tigapuluh menit lagi bii,bibi ko gak bangunin aku dari tadi sih."
"Maaf non bibi kira non udah siap dari tadi."
"Yaudah yaudah, aku mau mandi dulu."
Reina langsung bersiap untuk pergi ke sekolah. Dia kini berada di ruang makan keluarganya namun sayangnya ia masih tak melihat orang tuanya.
"Ma,Pa, Reina udah siap,Reina berangkat ya."Teriak Reina
Namun tak ada yang menjawabnya sama sekali.

Reina sebal karena orang tuanya seperti tak memperdulikannya, padahal dulu orang tuanya sangat perhatian sekali padanya beda dengan sekarang,mungkin karena kasih sayang kedua orang tuanya yang berkurang sehingga menjadikan Reina gadis yang sangat dingin seperti  sekarang ini.

                                 📝

Reina melajukan motornya dengan kecepatan kencang karena sepuluh menit lagi kelasnya akan dimulai. Namun sayangnya keberuntungan tak berpihak padanya,gerbang sudah di tutup dan di jaga oleh Pak Karyo salah satu satpam yang menjaga sekolahnya.

Mau tidak mau Reina harus memanjat tembok samping sekolahnya untuk berhasil masuk ke kelas hari ini,Reina terus berusaha menaiki tembok tersebut dan kini ia berada di atas tembok tersebut dan ternyata salah satu siswa sekolahnyapun sedang memanjat dan berusaha masuk ke dalam sekolahnya juga.
"Perasaan gue kenal deh siapa orang ini." Batin Reina. Dan benar saja orang yang sama dengannya itu adalah Gino orang yang menabraknya kemarin.

Reina mengambil ancang-ancang untuk melompat dari dinding tersebut namun kegiatannya itu terhenti ketika Gino mulai berbicara.
"Murid baru ko kesiangan." sindir Gino
Reina tak mendengarkannya dan langsung melompat dari dinding tersebut dan diikuti oleh Gino.

Reina hendak pergi dari tempatnya turun tadi,namun sialnya Pak Cipto guru BK di SMA Garuda melihat keberadaannya bersama Gino.
"Kalian lagi ngapain disini?"Tanya pak Cipto tegas.
"Nyari nyamuk pak." jawab Gino asal.
"Maaf Pak,tadi saya telat,terpaksa saya lompat dari dinding ini." jelas Reina jujur.
"Jadi kalian berdua telat? Terus naik ke tembok ini?" Pak Cipto Kembali bertanya.
"Ya,gitu deh Pak." Gino kembali berbicara.
"Kalian berdua ikut saya ke gudang sekarang!" pinta Pak Cipto.
Reina dan Gino menurut dan mengikuti Pak Cipto untuk membersihkan gudang.

Anehnya Gino kali ini menuruti permintaannya Pak Cipto tak seperti biasanya, mungkin karena Gino pikir ini kesempatan yang bagus untuk dia dekat dengan Reina. Namun tidak dengan Reina, dia sangat menyesal karena hari ini dia kesiangan dengan orang aneh seperti Gino. Jika bisa menawar,Reina ingin kesiangan sendirian saja daripada harus bersama dengan orang menyebalkan seperti Gino.

"Kalian rapihkan gudang ini sampai rapi! Nanti bapak cek kalian kesini lagi gudang ini harus sudah rapi!" Ucap pak Cipto sambil berjalan meninggalkan Reina dan Gino berdua.
Mereka berdua membereskan semua peralatan yang sudah tidak terpakai di gudang.
"Lo tau gak Tuhan itu baik banget sama gue?" Tanya Gino yang memecah keheningan di antara mereka.
Reina diam saja dan tak menggubris kata-kata Gino.
"Ko lo dari kemaren diem aja si tiap gue tanya? Atau jangan-jangan lo terpesona ya sama gue? Saking terpesonanya lo jadi gabisa ngomong kalo ditanya sama gue yakan?" ucap Gino dengan percaya diri.
"Lo bisa diem gak sih? Pusing tau gue dengernya." kata Reina cuek.
"Ngga,gue gak bisa diem kalo lagi deket sama lo."
"Receh." ucap Reina.
"Gue gak peduli,yang penting sekarang gue bisa deket sama lo, oh iya lo belom jawab pertanyaan gue yang kemaren,nama lo siapa?"
"Penting ya nama gue buat lo?" Ketus Reina.
"Pentinglah,siapa tau kita jodoh setelah kita kenal,kan jodoh gaada yang tau."
"Stres lo."
"Gue stres gara-gara lo tau."
"Lo yang stres ko gue yang di salahin dasar gila."
"Iya gue gila, karena gue tergila-gila sama lo."
"Bodoamat gue gak peduli." ketus Reina sambil pergi meninggalkan Gino yang selalu membuatnya kesal.

                                  📝

Setelah malewati beberapa pelajaran yang sangat melelahkan akhirnya bel pulang pun berbunyi.

"Bro beneran lo tadi kesiangan sama si anak baru itu?" Tanya Julio sahabatnya Gino.
"Hemm." Gino hanya berdehem yang artinya mengiyakan pertanyaan sahabatnya itu.
"Menang banyak dong lo." Dave ikut bicara.
"Maksud lo?" tanya Gino heran.
"Iya maksud gue lo kan berduaan tuh di gudang gak ada siapa-siapa lagi,lo pasti ngapa-ngapain dia kan?"
"Gila lo." Jawab Gino sambil menoyor kepala Dave.
"Gue emang badboy tapi gue bukan playboy, lagipula dia cewek baik mana bisa gue gangguin dia." sambung Gino.
"Kemasukan jin apa ni anak,tumben ngomongnya bener." ledek Radit.
"Banyak bacot lo semua,pusing gue dengernya mending gue balik." Ucap Gino sambil memasukan  bukunya ke dalam tas.
"Jangan lupa tar malem dateng awas lo kalo gak dateng." ancam Dave pada Gino.
"Santai." Ucap Gino sambil menepuk pundak Dave.

Gino akhirnya pergi meninggalkan ketiga sahabatnya yang sedari tadi membuat kepalanya pusing. Gino melangkahkan kakinya menuju parkiran dan tiba-tiba ketika ia berada di parkiran seorang perempuan sedang mencoba menyalakan motornya yang sedari tadi tak mau menyala.
"Motornya kenapa?" tanya Gino pada perempuan tersebut.
"Gatau nih gabisa nyala dari tadi." jawab perempuan tersebut yang tak lain adalah Reina.
"Mau gue bantu?" tawar Gino.
"Bo..." ucap Reina terpotong karena ia kaget ternyata laki-laki yang menawarkan bantuan adalah Gino si laki-laki aneh yang selalu membuat hidupnya tak tenang.
"Gausah." lanjut Reina dingin.
"Udah sini biar gue bantu,gue ikhlas ko nolongin lo." paksa Gino.
"Gue bilang gak usah ya gak usah." ucap Reina.
Setelah dimarahi Gino bukannya pergi tapi ia malah tertawa. Reina menatapnya dingin,Gino yang menyadari bahwa Reina menatapnya menaikkan alisnya.
"Lo ngetawain gue? Kenapa? Gak ada yang lucu ya." ketus Reina
"Ada ko,lucu banget malah." Ledek Gino.
"Dasar aneh,bukannya bantu malah ngetawain." celoteh Reina.
"Tadi bilangnya gamau di bantu,sekarang gak di bantuin malah  marahh.." Gino kembali meledek.
"Yaudah kalo mau bantu,bantu aja gausah pake ngetawain segala." cerocos Reina.
"Lo liatin gue ya." pinta Gino.
"Apa?" Reina heran.
"Motor lo itu gak bakalan nyala kalo motornya masih di standar." jelas Gino sambil kembali tertawa.
"Ya ampun kenapa gue lupa,duhh dasar Reina lo bikin malu diri lo sendiri tau gak." batin Reina.
Setelah mengetahui bahwa motornya tak bermasalah, Reina langsung pergi meninggalkan Gino tanpa mengatakan sepatah katapun.

                                   📝

Wah guys gimana nihh Reina cuek banget,kira kira Gino kuat gak ya menghadapinya? Semoga ya😅
Ayo masih banyak yang harus di baca semangat terus😚

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang