CHAPTER 10

138 20 0
                                    

Di tengah perjalanan suasana dalam mobil masih hening. Riri yang masih melihat pandangannya ke arah luar mobil, Nelson, Adit dan Zen hanya memainkan ponsel mereka, dan Erpan masih fokus menyetir.

Erpan mulai memutar musik di dalam mobil. Tujuannya agar temannya tidak bosan didalam mobil. Riri memperhatikan asal suara musik tersebut, dia menyimak isi suara musik itu. Riri bingung karena musik itu tidak asing ditelinganya.

"Kak Erpan nama lagunya apa?"

"I love you 3000"

Lalu Riri kembali fokus melihat pemandangan luar mobil sambil mendengarkan musik tersebut.

Di pikiran Erpan sekarang adalah, lagu tersebut adalah lagu yang dulu sering di putar dengan kekasihnya, Clarissa.

"Coba lu masih ada di sini Clar.." batin Erpan yang sedikit menahan sedihnya, lagi lagi Erpan teringat kembali dengan Clarissa.

Baby take my hand,
I want you to be my husband
Cause you're my iron man
And i love you 3000

Erpan sangat menghayati lirik lagu tersebut, itu adalah salah satu lagu favorit Erpan dan Clarissa. Dulu Erpan dan Clarissa berada di dalam mobil bersama, mereka sering memutar musik tersebut.

"Erpan?" Zen yang melihat Erpan sedikit merenung, hawatir terjadi apa apa.

"Hmm?"

"Jangan ngelamun pan, lu lagi nyetir, lu sakit?" Zen bertanya bertubi tubi pada Erpan.

"Gak.. gue gak papa, gue cuman keingat Ama Clarissa"

"Udah lah pan, gak usah mikirin Clarissa lagi, ganti aja lagunya"

"Clarissa?"

"Eh Riri, udah lu gak perlu tahu hehehe" zen menyuruh Riri seakan akan agar tidak mendengarkan obrolannya dengan Erpan.

Riri merasakan kembali, nama tersebut seperti tidak asing di telinganya.

Erpan langsung mengganti musik tersebut mencoba agar melupakan Clarissa. Sudah dua tahun lamanya Clarissa menghilang, dan Erpan sedikit demi sedikit melupakan bentuk wajah Clarissa.

"Kok diganti lagunya kak, lagunya enak tahu kak" Riri yang mengeluh karena ia sedang menikmati lagu tersebut tapi diganti oleh Erpan.

"Gak papa" jawab Erpan singkat tidak mengalihkan pandangannya yang sedang menyetir.

Riri mengembungkan pipinya yang kesal. Dan melipat tangannya di atas dada.

Tanpa disadari mobil Erpan sudah mulai memasuki komplek. Mereka sampai didepan rumah erpan. Satu persatu mereka keluar dari mobil dan mulai memasuki rumah Erpan.

Erpan menduduki pantatnya disofa sambil menghembuskan nafas leganya karna bisa menyetir mobilnya dengan selamat sampai tujuan.

Dan keempat temannya termasuk Riri, mulai menonton tv diruang tamu. Erpan hanya mengambil handphonenya dari saku celananya dan membuka sosial medianya.

Tak terasa matahari sudah mulai terbit, karna Zen, Adit, Nelson dan juga Erpan bergadang. Sedangkan Riri tertidur disofa.

Kali ini Erpan tidak membangunkan Riri, karna Erpan tahu Riri sangat lelah sehabis berlibur dipantai kemarin.

Erpan keluar dari pintu rumahnya, duduk di teras depan rumahnya tujuannya untuk menenangkan dirinya.

"Hahhhh.. udah pan, gak usah dipikirin lagi." Gumam Erpan sambil bersandar di kepala kursi dan menutup kedua matanya.

Erpan mencoba menarik nafas dan menghembuskannya. Mencoba menenangkan pikirannya, dan melupakan semuanya.

Riri terbangun dari tidurnya, mencoba mengambil posisi duduk dengan matanya yang masih setengah sadar. Riri melihat ketiga pria yang sedang menonton tv, tentu saja itu Zen, Adit, dan juga Nelson. Tapi Riri tidak melihat keberadaan Erpan.

"Kak Erpan mana?" Tanya Riri sambil mengucek matanya.

"Erpan lagi diteras" jawab Nelson tidak mengalihkan pandangannya dari tv.

Riri berlahan kearah teras. Mencari keberadaan Erpan. Erpan yang sedang duduk di kursi, Riri menghampirinya lalu duduk disamping Erpan.

"Eh Riri, lu udah bangun?"

Riri hanya mengangguk karna dia masih sedikit mengantuk. Riri menyenderkan kepalanya di bahu Erpan. Erpan sedikit terkejut karena Riri tiba tiba menyenderkan kepalanya di bahu Erpan. Erpan hanya tersenyum tipis dan mulai mengelus bagian rambut di kepala Riri.

Riri yang diperlakukan seperti itu, Riri malah menjadi lebih mengantuk, dan tertidur kembali di bahu Erpan.

"Eh ri, jangan tidur baru bangun juga" Erpan yang berusaha membangun Riri dari tidurnya.

Riri hanya menggeleng gelengan kepalanya dan lanjut tidur di bahu Erpan.

"Mmhhm.. Riri masih ngantuk"

Erpan hanya tersenyum dan membiarkan Riri tidur di bahu Erpan. Seketika jika Erpan didekat Riri beban yang Erpan rasakan sedikit demi sedikit menghilang. Padahal Riri bukan lah siapa siapa Erpan.

"Eh woy, ayok makan gue udah masak makanan tuh" ajakan Zen yang seketika membuat Erpan kaget, dan Riri terbangun dari tidurnya.

Erpan dan Riri berjalan menuju meja makan, kedua temannya sudah duduk dan mulai makan disitu.

Erpan mulai duduk bersebelahan dengan Riri. Nelson yang melihatnya langsung mengalihkan pandangannya, seakan akan Nelson cemburu melihat Riri yang duduk bersebelahan dengan Erpan. apa Nelson menyukai Riri?

Setelahnya mereka makan, keempat pria itu membuka masing masing handphonenya. Sedangkan Riri mencari cari keberadaan kucingnya.

"Kak Nelson, kucing Riri kemana?" Tanya Riri sambil mencari kucingnya.

"Mana gue tau" jawab Nelson singkat sambil memainkan handphonenya.

"Ihhh.. kak Nelson bantu cariin"

"Paling ke majikannya" Nelson menjawab tidak mengalihkan pandangannya ke ponselnya.

Riri yang sudah mencarinya ke sekeliling rumah, tidak berhasil menemukannya dan dia mulai menyerah.

TBC

Huhuuhuuuuu.. ceritanya ngengegantung:v yamaap:"

Accidentally || Erpan1140 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang